11. M.U.T

23.1K 929 1
                                    

Happy reading

√√√

Kini kavie dan zela berada dikamar rawat vip twins. Keadaan twins yang alhamdulillah tidak terlalu parah, hanya luka-luka ringan saja dibagian kepala dan tangan. Bodyguard dan baby sisternya juga sudah menjalani pengobatan.

"zela saya keluar sebentar, ingin membeli makanan dulu" ucap kavie.

Zela hanya mengangguk seraya tersenyum.

Setelah mendapat anggukan dari zela, kavie langsung keluar dari kamar rawat inap twins.

Kavie melangkahkan kaki dengan langkah lebar. Sampai tidak menyadari ada seseorang yang mengikutinya.

Kavie yang merasa ada yang mengikuti lantas berhenti, dan dengan cepat langsung berbalik badan.

Kavie mengerutkan dahinya. "ngapain kamu ngikutin saya." ucapnya.

Seorang itu hanya tersenyum. "eum saya mau nitip tadi pak, tapi lupa" ucapnya menyegir.

Kavie menggelengkan kepala. "kenapa tidak menelfon saya saja zela" ucapnya menatap gemas pada zela.

Yap. Yang mengikuti kavie ada zela.

"pulsa saya abis pak."

"yaudah mau nitip apa?" tanyanya.

"siomay" ucapnya tersenyum.

"siomay?" ucap kavie mengulangi kata zela.

Zela mengangguk

"kesambet apaan kamu, minta siomay" ucapnya heran.

"kesambet apaan?, ya gak kesambet apa-apaan lah pak, emang gak boleh minta siomay mendadak gini?" ucapnya bingung.

"kamu datang bulan?" tanyanya mengabaikan pertanyaan zela.

Zela nampak kaget. "kok bapak tau kalo saya lagi haid" ucapnya menatap kavie curiga.

Kavie yang mengerti tatapan itu pun langsung menjelaskan. "gak usah curiga kayak gitu, saya tau, karena kamu seperti orang ngidam" ucapnya.
Zela mengerutkan dahinya. "ngidam?, sayakan gak hamil pak, lagian belum nikah juga, masih segel" ucapnya bangga dengan menetakan satu kata terakhir.

"segel-segel gitu, kalo udah nikah sama saya juga udah gak segel lagi nanti. Dan ya orang ngidam itu bukan hanya untuk orang hamil aja, orang yang sedang mengalami datang bulan, juga bisa mengalami ngidam" ucapnya menjelaskan macam dokter.

"bapak keknya dokter ya, bukan ceo. kok bisa tau" ucapnya mencurigai.

Kavie menyentil dahi zela pelan. "makanya perbanyak baca-baca buku, atau cari hal yang gak kamu tau di internet"

Zela menganggukan kepala saja dengan raut wajah malas. Karena apa tadi perbanyak baca-baca buku. Ah tidak itu adalah suatu kemalasan bagi zela. Kecuali buku novel, baru ia semangat untuk membacanya.

"ya udah pak, tolong belikan siomay ya, ntar uangnya saya ganti kok" ucapnya kembali tersenyum.

Kavie berdehem. "gak usah diganti, kalo gitu saya pergi dulu" ucapnya lalu langsung melenggang pergi.

Zela menghela napas pelan. "gini ni, asal pergi aja, tapi yaudah deh" ucapanya lalu berbalik badan menuju kamar rawat inap vip twins lagi.

Baru beberapa langkah, zela tertabrak oleh seseorang yang berjalan berlawanan arah. "akh" ringis zela.

Dan bisa zela lihat orang itu merapihkan bajunya dengan raut wajah kesal. "kalo jalan pake mata dong, gak punya mata apa?" tanya orang itu lalu mendongak menatap zela.

Zela mengerutkan dahinya. "lah, orang situ yang nabrak, kok malah nyalahin orang" ucapnya tidak terima dituduh.

Perempuan itu menatap zela dengan raut wajah semakin kesal. "udah salah, dikasih tau kalo salah, malah gak terima" ucapnya seraya merapihkan rambutnya yang menghalangi wajahnya.

Zela mengangkat satu alisnya. "dih, yang harusnya ngomong gitu saya, bukan anda" ucapnya zela kesal. "udah awas, ganggu waktu saya aja" lanjutnya lalu melengang pergi dengan rasa kesal dan bibirnya yang mendumel.

Seorang perempuan itu menegok kebelakang, menatap punggung zela sekilas lalu menghadap depan lagi"cih, gak tau diri sekali" ucapnya lalu ikut pergi dari tempat itu.

√√√

Ceklek

Pintu kamar rawat twins terbuka menampil, evli, edwija, dan kak lea beserta calon suaminya. Ageo.

Memang sebelum kavie melamar zela. Ageo lebih dulu melamar alea. Dan akan dilangsungkan pernikahan  minggu ini. Pada hari sabtu.

Zela bersaliman pada evli dan edwija yang kini sudah disamping zela, dan alea beserta geo sudah didepan brankar twins bersebrangan dengan zela.

Brankar ziyo dan zilo memang sengaja disatukan. Agar tidak terpisah.

"gimana keadaan cucu bunda" tanyanya pada zela.

"belum siuman bun, tapi udah baik-baik aja kok, tinggal nunggu siuman aja" ucapnya menjelaskan keadaan twins sekarang.

"alhamdulillah" ucap mereka semua kompak.

"yaudah dek, gua mau nyari cicin dulu" ucapnya pada zela.

Zela mengangguk. "iya dah sipaling mau nikah minggu ini" ucapnya meledek. "bang geo, awas hati-hati tuh bawa calon istrinya jangan ampe lecet" lanjutnya berkata pada geo

Geo tertawa kecil. "siap calon adek ipar yang cantik" ucapnya.

"jelas zela cantik" ucap zela bangga.

"yaudah pah, bun, geo sama alea pergi dulu" pamitnya pada evli dan edwija.

Edwija tersenyum begitu pula dengan evli. "hati-hati" ucap edwija menepuk bahu geo.

Geo tersenyum. "siap pah" ucapnya.

Setelah berpamitan, geo dan lea langsung pergi menuju tempat jualannya cincin.

Tidak lama pintu kamar rawat twins kembali terbuka, menampilkan, axeri dan cerlita.

Zela yang melihatnya tersenyum lalu bersaliman pada keduanya saat sudah didepan zela dengan batasan brankar twins.

"Keadaan cucu mamih gimana zela ?" tanyanya pada zela, namun tatapan melihat twins yang belum sadarkan diri, melihat dengan raut wajah sedih.

"baik-baik aja mih, tinggal nunggu siuman aja" ucapnya.

Cerlita mengagguk. "semoga cepat siuman ya cucu-cucu oma yang paling ganteng." ucapnya yang diamini oleh mereka.

"kavie kemana zela?" tanya axeri yang dari tadi tidak melihat anak sulungnya itu.

"lagi keluar sebentar dad" jawabnya.

Axeri mengangguk saja, setelahnya mereka mengobrol ringan saja disofa yang ada dikamar rawat twins. Namun tidak dengan zela, ia ingin berada disamping twins, sampai twins siuman.

•••

Jangan lupa vote, komen, and follow akun ini yaa.

Terima kasih yang sudah mau membaca cerita ini.

Mommy Untuk TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang