3. Menang

2.6K 175 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Naya meletakkan ponselnya, dan mengeluarkan napas panjang dari mulutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Naya meletakkan ponselnya, dan mengeluarkan napas panjang dari mulutnya. Sejak pagi hingga sore menjelang malam Reno belum pulang juga.

Selesai menyisir halus rambut tipis Nala, dipindahkannya bayi perempuan itu ke pangkuan anak pertamanya yang sedang duduk tenang di sofa bed sambil menonton televisi.

"Kakak jagain adek dulu, ya. Ibu mau mandi."
"Sini adek, sama kakak." Rolan sigap memeluk adiknya.

"Nanti kalo adek nangis, panggil ibu."
"Iya, ibu."

Kedua anaknya telah segar dan wangi, sekarang giliran dirinya yang harus membersihkan diri.

Selama ibunya mandi, Rolan menjaga adiknya dengan penuh kehati-hatian. Ketika sang adik bersin, dia cekatan mengambil tisu, lalu membersihkan hidung adiknya. Sudah menjadi hal yang biasa baginya.

Sementara Nala, anteng di pangkuan kakaknya tidak merengek ataupun menangis, dia juga ikut memperhatikan kartun yang ditonton oleh kakaknya. Bahkan ikut tertawa saat ada adegan lucu di kartun yang mereka tonton bersama.

Hingga ibunya selesai mandi dan berganti baju, mereka masih asyik menonton kartun.

"Kayaknya seru banget nih nontonnya." Mendengar itu, Rolan hanya memamerkan giginya.

"Dari tadi kakak nonton terus, mau bantuin ibu bikin es krim gak?" Mendengar kata 'es krim' wajah berbinar.

"Mau."
"Ayo, kita cuci tangan dulu." Naya mendudukan Nala pada kursi bayi, kemudian mengeluarkan bahan-bahan yang sederhana untuk membuat es krim.

Rumah di Ujung SanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang