Sehabis makan malam, pasangan muda itu sedang diberikan wejangan oleh Aryo, yang telah lebih lama menjalani kehidupan pernikahan.
"Di dalam pernikahan itu hal yang wajar punya masalah, papa sama mama selama ini juga sering cekcok, tentang anak, bayar tagihan, kerjaan, macem-macem. Wajar itu, semua orang juga punya masalah, tapi kalian juga harus selesaikan masalah itu, sering-sering ngobrol, omongin baik-baik, diem-dieman sekali-kali aja lah gak apa-apa, tapi jangan terus-terusan, apalagi kalian udah punya anak. Mereka bisa niru orang tuanya, dan mereka juga butuh dua orang tuanya."
"Memang gak ada yang gampang, tapi gak ada yang sulit juga selama kalian menjalaninya bareng-bareng, saling menghargai satu sama lain," tambah Elena.
Pasangan itu menyimak setiap omongan Aryo dan Elena. Selepas tuturan itu, ujung mata Reno melirik Naya dalam diam. Dia juga ingin masalah mereka cepat teratasi dan selesai untuk mengakhiri perang dingin ini.
Hingga waktu tidur tiba, Naya masih belum mau berbicara dengan Reno. Bahkan Reno tidak tidur bersama istri dan anaknya di kamar melainkan di sofa yang berada di ruang keluarga.
Pada tengah malam, mata Reno terbuka ketika ada seseorang yang memanggilnya.
"Ayah." Rolan menghampirinya yang sedang tidur di sofa.
"Kakak ngapain di sini?"
"Kakak mau tidur sama ayah," jawab Rolan, tangan kanannya memeluk boneka dinosaurus kesukaannya, sedangkan tangan kirinya sibuk mengucek mata."Ayo, balik ke kamar ya. Tidur di kamar, di sini dingin, Kak."
"Tapi ayah tidur di sini 'kan dingin. Mau sama ayah." Anak itu naik ke sofa dan langsung masuk ke pelukan ayahnya."Yaudah, iya, iya. Di dalem ya." Reno menggendong Rolan kembali ke kamar.
Tadinya setelah dia membaringkan Rolan di kasur, Reno ingin keluar lagi dan tidur di sofa. Tapi Rolan tetap merengek ingin tidur bersama ayahnya.
Reno melirik ke sisi ranjang tempat Naya tidur. Dia tau bahwa istrinya itu pura-pura tertidur.
Setelah Rolan kembali masuk ke alam mimpi. Saat Reno ingin bangkit dari kasur, Naya berucap, "tidur aja di sini." Reno pun menuruti perintah itu.
.
Esok harinya, Reno mengajak anak-anaknya jalan-jalan di sekitaran rumah orang tua Naya. Di sepanjang jalan menuju pantai, terdapat berbagai macam jajanan yang layak untuk di beli.
"Kakak mau es krim?" tawar Reno, sedangkan yang ditanya malah mengerucutkan bibirnya.
"Aku udah makan es krim terus dari kemarin, Ayah."
"Oke. Yaudah kakak mau apa. Banyak pilihannya tuh." Reno menggandeng anak laki-lakinya, dan menggendong anak perempuannya. Sambil melihat-lihat jajanan di sekitaran pantai. Juga memilah-pilah jajanan yang tidak akan membuat Rolan sakit lagi.
"Aku mau itu, ayah." Rolan menunjuk stan yang menjual jagung susu keju.
"Ayo." Mereka jalan ke stan tersebut."Kakak pilih mau rasa apa aja? Sama satu lagi beliin buat ibu."
Anak itu memberitahukan toping rasa yang dia mau kepada penjual jagung tersebut."Udah? Mau beli apa lagi?" Rolan bingung memilih.
"Burger mau? Ada sosis bakar juga tuh." Setelah ditawari, akhirnya Rolan memilih untuk membeli burger.Beberapa menit kemudian, mereka pulang dengan membawa lumayan banyak jajanan untuk orang di rumah.
Begitu masuk ke rumah, Reno memberikan Nala kepada Elena, sementara dia langsung masuk ke kamar dan merebahkan dirinya di kasur. Memejamkan mata sejenak dan mengatur napasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah di Ujung Sana
ChickLitTernyata menikah bukan hanya perkara zinah yang halal dan hidup bahagia karena memiliki anak yang lucu. Masalah pasti akan datang kepada mereka yang masih bernapas di bumi ini. Terutama masalah dalam rumah tangga. °○° 21+ Cerita kedua lanjutan dari...