“Jangan mengeluh betapa kerasnya hidup, biarkan hidup yang mengeluh tentang seberapa kerasnya dirimu.”
Arcelio memegang dadanya yang berdebar begitu kencang ketika lafadz dua kalimat syahadat sudah selesai ia ucapkan. Matanya menatap nanar pada sosok Azka yang tersenyum padanya.
"A-Aka, a-aku ... aku masuk Islam," ucap Arcelio dengan senyum kecil.
Setelah menghabiskan waktu sekitar dua bulan lamanya mempelajari segala hal yang berkaitan dengan Islam, Arcelio akhirnya membulatkan niatnya untuk menjadi bagian dari umat Baginda Nabi Muhammad SAW. Arcelio belajar itu semua dari Aira dan juga Azka.
Beruntung sekali Arcelio mempunyai saudara seperti Azka yang menjadi panutan untuknya. Azka memiliki ilmu pengetahuan tentang agama yang begitu baik. Di usianya yang masih lima belas tahun, Azka sudah sering di undang untuk memberikan ceramah singkatnya kepada orang-orang. Dan di usia ke dua puluh empat ini, kemampuan agama Azka semakin luas dan lebih baik lagi berkat didiknya yang diberikan oleh para kyai yang mengajarnya sewaktu di pondok pesantren dulu.
Dan Masjid Istiqlal adalah saksi di mana seorang Arcelio mulai melangkah ke jalan yang lurus. Seperti yang tertulis dalam surat Al-Fatihah ayat 6 dan 7 yang berbunyi: Ihdinash-shiroothol-mustaqiim. Shiroothollaziina an'amta 'alaihim ghoiril-maghdhuubi 'alaihim wa ladh-dhooolliin. Yang artinya, "Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat."
(QS. Al-Fatihah ayat 6&7).
"Setelah ini, mandi besar dan tunaikanlah sholat," ucap ustadz yang membantu segala proses Arcelio yang ingin mualaf.
Arcelio menganggukkan kepalanya. "Terima kasih banyak, Ustadz," ucap Arcelio tulus.
Ustadz bernama Abdul itu tersenyum tipis, kemudian menepuk pundak Arcelio pelan. "Semoga selalu taat menjalankan perintah Allah, ya. Kamu harus tau, Allah sangat menyayangi hamba-Nya. Allah tidak pernah meninggalkan hamba-Nya, dan Allah juga tidak pernah membenci hamba-Nya," ucap Ustadz Abdul.
Arcelio menganggukkan kepalanya sekali lagi. "Bismillah, Ustadz. Semoga saya selalu taat dan menjadi hamba-Nya yang selalu patuh menjalankan perintahnya dan menjauhi segala laranganNya," ucap Arcelio.
***
Arcelio memasuki rumahnya dengan senyum yang terus mengembang. Setelah mengantar Azka pulang, Arcelio bergegas pulang untuk menjalankan apa yang tadi Ustadz Abdul perintahkan kepadanya.
Mulai dari mandi besar, sholat, dan juga berdo'a. Arcelio sudah melaksanakannya dengan baik dan berharap akan terus begini selamanya. Arcelio tidak ingin jika sikap rajin beribadahnya hilang begitu saja suatu saat. Setelah semuanya selesai, lelaki itu memainkan ponselnya dan memberikan laporan pada Azka jika tugasnya sudah selesai.
Setelah mengirim pesan pada Azka, Arcelio pun memilih untuk menelepon Aira untuk memberitahu berita penting ini.
"Assalamu'alaikum," sapa Arcelio ketika panggilannya terhubung.
Hening.
Arcelio terkekeh pelan ketika tak kunjung mendengar sahutan dari Aira. "Assalamu'alaikum. Selamat malam, Zuna," ucap Arcelio mengulang.
"W-wa'alaikumussalam. Arcel, kamu ..." Aira menggantung kalimatnya.
"Alhamdulillah, Zuna. Semuanya lancar," ucap Arcelio yang pastinya di mengerti oleh Aira.
Di seberang sana, Aira tersenyum hingga matanya berkaca-kaca karena tidak menyangka bahwa Arcelio sungguh-sungguh membulatkan niatnya dua bulan lalu yakni ingin masuk Islam dan menjadi hamba-Nya Allah.
"Arcel, aku harap kamu bisa taat menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya. Aku juga berharap semoga kamu benar-benar yakin dan gak berniat meninggalkan Islam nantinya," ucap Aira penuh haru.
"Zuna, InsyaAllah aku gak akan meninggalkan Islam. Terima kasih, Zuna. Terima kasih karena udah jadi salah satu alasan aku untuk jadi mualaf," ucap Arcelio begitu tulus.
Cerita Garis Takdir ini sudah di novel-kan.
Cerita ini berisi Kisah Inspiratif berupa perjalanan kisah Aira dalam menemukan jodohnya. Dalam setiap bab, akan ada satu ayat yang InsyaAllah bisa bermanfaat bagi kita semua.
Novel Garis Takdir sudah tersedia di Shopee : penerbit.lovrinz01 *Official account Penerbit
Novel Garis Takdir open pre-order dari tanggal 2 s/d 12 Maret. Thank you 💗
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Takdir [SUDAH TERBIT]
Romance[PART MASIH LENGKAP - NOVEL GARIS TAKDIR BISA DI PESAN MELALUI SHOPEE PENERBIT LOVRINZ] Ketika kita menerima dengan ikhlas atas takdir hidup yang telah Allah tetapkan, maka di sanalah kelegaan dan kebahagiaan akan datang dengan perlahan. Satu hal...