“Bagi dunia, mungkin kita bukanlah siapa-siapa untuk orang lain. Tapi bagi seseorang, bisa jadi kita adalah dunianya.”Aira masih belum bisa bernapas dengan normal ketika mendapatkan perlakuan yang spesial dari Liana yang tadi baru saja mengusap kepalanya. Haluan gadis itu kini makin meningkat dan benar-benar menganggap bahwa Liana menyukainya dan ... mau menjadikannya sebagai istri Azka.
Saat masih sibuk menata hatinya yang mulai meleyot akibat Liana tadi, lamunan panjang Aira harus usai ketika seseorang tiba-tiba menyenggol bahunya.
"Astagfirullah, maafkan saya," Azka langsung meminta maaf seraya menundukkan kepalanya. Sebenarnya ini salah Aira yang hanya diam di tempatnya dengan tatapan kosong, dan salah Azka juga berjalan sembari menelepon sehingga tidak fokus.
ASTAGFIRULLAH, INI BENERAN AZKA?! Aira berteriak dalam hati.
"E ... i-iya gak apa-apa. Aku juga minta maaf," ucap Aira tersenyum kikuk. Wajahnya sudah memerah saat ini ketika berhadapan langsung dengan seseorang yang sudah ia kagumi selama kurang lebih tujuh tahun ini.
"Sekali lagi maafkan saya," ucap Azka benar-benar merasa bersalah. Akibat kecerobohannya, ia sampai menabrak Aira. "Permisi," Azka kemudian berlalu meninggalkan Aira ketika gadis itu menganggukkan kepalanya karena sudah tidak mampu berkata-kata lagi.
"Ya Allah jodohku," gumam Aira dengan suara teramat kecil.
Sungguh, jikalau ini hanya sekedar mimpi, Aira benar-benar tidak ingin mimpinya harus usai. Dulu dia hanya punya keinginan untuk melihat Azka meskipun dari kejauhan, dan sekarang Allah malah dengan begitu baiknya mengirimkan Azka padanya bahkan membuat keduanya berinteraksi meski lewat tragedi.
"Ternyata emang bener takdir dari Allah itu yang terbaik. Aku sempet suka Arcel, tapi Arcel malah suka Ceisys. Rupanya Allah mau mempertemukan aku sama Azka," ucap Aira pada dirinya sendiri.
Ia kembali mengingat isi kandungan Surah Al-Baqarah ayat 216 yang sering ia baca. Dalam Surah tersebut,Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, yang artinya: “Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."
Sungguh, Aira akui jika awalnya dia tidak suka pada kenyataan bahwa Arcelio tidak memiliki perasaan yang sama seperti yang ia rasakan. Tetapi, kini Aira benar-benar mengerti jika hal tersebut baik baginya. Andaikan Arcelio menyukainya juga, tidak mungkin saat ini Aira bisa bertemu dengan seseorang yang ia cinta dalam diamnya selama ini—Azka.
"Ngelamun terus, sana temuin Ceisya," Herra datang mendekati Aira yang hari ini terlihat banyak diam.
"E-eh, Bibi ngagetin aja!" ucap Aira yang kini mengusap dadanya karena terkejut.
Herra terkekeh geli kemudian mencubit pipi Aira yang kenyal. "Adudududu ... ini keponakan Bibi dari tadi diem terus, pasti karena saking kagetnya ketemu sama Mas Calon Jodoh kamu itu, ya?" ujar Herra meledek sang keponakan.
"Iya, ih! Seneng banget, do'ain jadi beneran, ya, Bi!" ucap Aira kemudian kabur sebelum Herra memukul lengan mungilnya.
***
Azka dan Aira terjebak di antara Arcelio dan juga Ceisya yang tengah mengobrol berdua. Liana menyarankan agar Arcelio dan Ceisya di temani supaya tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan—takutnya ada setan yang merasuki mereka. Untuk mencegah hal itu terjadi, Azka di kirim sebagai saksi dari pihak laki-laki dan Aira di kirim sebagai pihak perempuan.
Aira grogi. Ingin rasanya ia teriak sekencang mungkin dan menyatakan bahwa dia sangat bahagia saat ini. Ragu-ragu, Aira mengeluarkan ponselnya dan duduk dengan jarak kira-kira satu meter dari Azka.
"Kak, maaf. Aku salah satu penggemar Kakak. Apa boleh minta foto?" tanya Aira pelan.
Sayang, kan, kalau momen ini terlewatkan? Kapan lagi coba dia bisa bertemu Azka.
Azka menoleh sekilas kemudian mengangguk pelan. Dan hal tersebut membuat Aira begitu semangat sampai-sampai tangannya tremor ketika memegang ponsel.
"Sini aku bantu fotoin," Arcelio akhirnya menawarkan bantuan yang langsung di terima oleh Aira karena dia benar-benar tidak sanggup dan takut hasil jepretannya tidak bagus nantinya.
"Yang bagus fotoinnya," ucap Ceisya sembari mengacungkan dua jempolnya kepada Aira.
"Siap, Sayang!" balas Arcelio pada Ceisya.
Arcelio pun mulai memberi aba-aba bahwa ia akan segera memotret Azka dan Aira yang kini telah tersenyum ke arah kamera.
"Satu, dua, tiga!"
Cekrek!
"Cocok, nih," ujar Arcelio ketika melihat hasil jepretannya sendiri. "Maksudnya, hasilnya bagus," ralat Arcelio ketika sudah melihat wajah datar dari Azka.
"Boleh aku post, kan, Kak?" tanya Aira meminta izin lebih dulu.
"Silakan," ucap Azka singkat.
Ya Allah! Makin cuek makin suka! ucap Aira dalam hati.
"Makasih, Arcel," ucap Aira pada Arcelio yang sudah memotret dirinya dan juga Azka. Dulu Aira pernah mengedit fotonya hingga terkesan foto berdua dengan Azka. Namun kini, perlahan mimpi itu mulai terwujud satu persatu.
Dan semoga saja, Azka menang ditakdirkan untuk menjadi jodohnya, hehe.
Cerita Garis Takdir ini sudah di novel-kan.
Cerita ini berisi Kisah Inspiratif berupa perjalanan kisah Aira dalam menemukan jodohnya. Dalam setiap bab, akan ada satu ayat yang InsyaAllah bisa bermanfaat bagi kita semua.
Novel Garis Takdir sudah tersedia di Shopee : penerbit.lovrinz01 *Official account Penerbit
Novel Garis Takdir open pre-order dari tanggal 2 s/d 12 Maret. Thank you 💗
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Takdir [SUDAH TERBIT]
Romance[PART MASIH LENGKAP - NOVEL GARIS TAKDIR BISA DI PESAN MELALUI SHOPEE PENERBIT LOVRINZ] Ketika kita menerima dengan ikhlas atas takdir hidup yang telah Allah tetapkan, maka di sanalah kelegaan dan kebahagiaan akan datang dengan perlahan. Satu hal...