22. Berbalas Pesan Bukan Rasa

11 6 0
                                    


“Cintai dulu dalam diam, do'akan di sepertiga malam. Jika memang jodoh, InsyaAllah akan dipersatukan.”

Setelah mendapatkan desain kartu undangan pernikahan mereka, kini keduanya mendatangi salah satu restoran favorit mereka dulu. Sembari menunggu pesanan datang, kedua pasangan calon pengantin itu menghabiskan waktu dengan berbincang ringan.

"Kamu yakin mau bantuin Aira?" tanya Ceisya yang di balas anggukan oleh Arcelio.

"Aku akan bantu sebisaku," ucap Arcelio sembari tersenyum.

Ceisya ikut tersenyum mendengarnya. "Terima kasih banyak, Lio. Aira emang udah dari lama suka sama Kak Azka, Kak Azka jadi salah satu alasan Aira bahagia lagi. Dulu aku gak suka karena Aira suka haluin Kak Azka terus, tapi sekarang aku malah berharap impian Aira bakalan terwujud," ucap Ceisya dengan senyumnya yang tak pudar.

"Bismillah, Sayang. Kita serahkan semuanya sama Allah. Setauku, Azka pernah bilang kalau dia ada suka sama perempuan yang aku gak tau siapa. Tapi, selagi mereka belum ada ikatan, aku rasa gak ada salahnya kita coba deketin Azka sama Aira," ucap Arcelio yang di balas anggukan oleh Ceisya.

"Bener banget, kayaknya Bunda Liana juga mulai sedikit tertarik sama Aira. Soalnya tadi pagi Aira pamer ke aku kalau Bunda Liana komen di postingannya," ujar Ceisya bercerita. "Padahal di postingannya enggak ada sangkut pautnya sama AzNaRa ataupun brand-nya Bunda Liana," imbuhnya.

Arcelio makin tersenyum mendengar ucapan Ceisya itu. "Bunda bakalan komentar di lapak orang kalau ada sangkut paut sama brand-nya ataupun AzNaRa, tapi tadi Bunda komen di postingan Aira padahal itu gak ada sangkut pautnya sama keluarga mereka? Aku yakin Bunda emang mulai tertarik sama Aira," ujar Arcelio.

"Aku harap pemikiran kita bener," ucap Ceisya.

***

"Aduh, Ceisya nikah duluan daripada Aira. Aira kapan nikahnya?" tanya Nela, salah satu sepupu jauh Aira yang kini datang ke Jakarta setelah mendapat kabar bahwa Ceisya akan menikah.

"Jodoh aku, kan, di tangan Allah. Mau ngambil duluan, takutnya nggak sopan. Mau di diemin, Kakaknya nanya terus," Aira men-copy kata-kata yang pernah Azka ucapkan ketika di tanya salah satu temannya dulu.

"Pantes badan gak tinggi-tinggi, ternyata halunya yang tinggi," kekeh Nela. Ia tau betul bahwa Aira suka halu menikah dengan idolanya.

"Nela, udah." Herra menegur. "Mungkin maksud kamu bercanda, tapi kita gak tau gimana perasaan Aira," ucap Herra kemudian meminta Aira untuk menemui Ceisya saja di kamar sang anak.

"Aku cuma becanda, Tante," ucap Nela.

"Tetep aja, kamu gak boleh begitu. Jangan jadikan fisik sebagai bahan becandaan. Kita gak pernah tau gimana perasaan orang yang fisiknya kita jadikan becandaan," ucap Herra menasihati.

"Inget, Allah melarang kita untuk mengolok-olok sesama kaum apalagi perempuan. Dalam Qur'an Surah Al-Hujurat ayat 11 yang artinya: Dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olokkan) lebih baik daripada perempuan (yang mengolok-olokkan). Jadi hati-hati dengan lisan, karena sekarang lisan lebih tajam daripada pisau," ujar Herra memberi nasihat.

Nela yang merasa bersalah pun akhirnya meminta maaf pada Herra dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Ia pun bergegas menemui Aira untuk minta maaf.

***

Aira menatap ragu pada nomor Azka yang baru saja ia simpan. Gadis itu terlihat bimbang antara ingin mengirim pesan pertama atau tidak. Dia mendapatkan nomor Azka dari Arcelio tadi.

"Bismillah," ucap Aira menyemangati dirinya sendiri.

Calon Imam🤍

[Assalamu'alaikum]
[Kak Azka, ini Aira]
[Ini dapet nomornya dari Arcel🙏]
[Izin tanya, Kak. Menurut Kakak, lebih baik mencintai dalam diam atau langsung nyatakan saja?🙏]

Aira menunggu centang dua abu-abu tersebut berubah membiru. Aira pikir butuh waktu lama, namun nyatanya pesannya di balas cepat oleh Azka.

[Wa'alaikumussalam.]
[Cintai dulu dalam diam, do'akan di sepertiga malam. Jika memang jodoh, InsyaAllah akan dipersatukan.]

Aira benar-benar tidak menyangka Azka akan membalas pesannya secepat itu. Tanpa buang waktu, segera saja Aira membalasnya.

[Terima kasih udah bantu jawab, Kak🙏]
[Kalau gitu, izin pinjem nama Kakak, ya🙏]

Aira tidak tau kenapa dia menulis seperti itu. Yang jelas, dia hanya ingin Azka tau bahwa dia mencintai laki-laki itu.

[Maaf, Aira. Saya tidak mempermasalahkan kamu memakai nama saya dalam doamu. Tapi sebelum kamu jatuh terlalu dalam, saya cuma mau mengingatkan bahwasanya saya juga mendoakan satu nama di sepertiga malam saya.]

Baru saja senyum cerah itu muncul, kini semuanya hancur hanya karena membaca pesan yang baru saja Azka kirimkan itu.

"Kok nyesek banget, sih? Padahal aku juga bukan siapa-siapanya Kak Azka," gumam Aira lirih.




Cerita Garis Takdir ini sudah di novel-kan.

Cerita ini berisi Kisah Inspiratif berupa perjalanan kisah Aira dalam menemukan jodohnya. Dalam setiap bab, akan ada satu ayat yang InsyaAllah bisa bermanfaat bagi kita semua.

Novel Garis Takdir sudah tersedia di Shopee : penerbit.lovrinz01 *Official account Penerbit

Novel Garis Takdir open pre-order dari tanggal 2 s/d 12 Maret. Thank you 💗

Garis Takdir [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang