“Melupakan memang tidak mudah, tapi jika dilakukan dengan sungguh-sungguh, maka kamu akan mendapatkan hasil seperti yang kamu harapkan.”Aira menangis setelah pulang mengantar Arcelio dan Ceisya sampai Bandara. Setelah menikah, keduanya sudah sepakat untuk tinggal di Belanda karena Arcelio akan mengurus perusahaan cabang Zora di sana sekalian berbulan madu. Kini Aira benar-benar sendiri, karena satu-satunya orang yang menjadi tempat mengadunya telah memiliki suami.
"Aku sendiri lagi, Cei," Aira seolah mengadu pada bayangan Ceisya yang muncul karena imajinasi yang ia ciptakan sendiri.
Biasanya jika sedih, Aira akan membuka ponsel dan melihat foto-foto ataupun video Azka untuk mengobati rasa sedihnya. Tapi sekarang, jika ia melakukan hal serupa, bukannya membaik kondisi hatinya akan semakin memburuk. Aira akui ia terlalu berlebihan dalam mengagumi Azka sampai-sampai bermimpi untuk berjodoh dengan laki-laki itu.
Ternyata memang benar bahwa kepatihan hidup yang paling pahit adalah terlalu berharap kepada manusia.
"Gak apa-apa, Aira. Inget, kamu lahir sendiri dan kamu mati pun sendiri. Jadi jangan sedih, oke? Kamu bisa!" Aira mulai menghapus air matanya dan berusaha menguatkan dirinya sendiri.
Gadis yang baru saja merayakan ulang tahun yang ke dua puluh tiga beberapa hari lalu itu mulai mencoba untuk tersenyum meskipun air mata selalu memaksa untuk turun.
"Inget, Ayah pernah bilang kalau kamu itu anak yang kuat!" Aira masih mencoba membangun kepercayaan diri untuk bisa memulai lembaran barunya saat ini.
"Kamu bisa, bismillah kamu bisa!"
Aira bangkit kemudian berjalan menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu. Ia akan melakukan sholat dua rakaat dan berharap bisa mendapatkan petunjuk dari Allah.
Aira memang ingin melupakan Azka, tapi tidak dengan sesuatu yang telah Azka ajarkan padanya. Ia mengingat salah satu pesan laki-laki itu tentang bagaimana cara melewati cobaan hidup.
"Dalam Surat Al-Taghabun ayat 11, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: Maaa ashooba mim mushiibatin illaa bi-iznillaah, wa may yu-mim billaahi yahdi qolbah, wallohu bikulli syai-in 'aliim. Yang artinya: Tidak ada suatu musibah yang menimpa (seseorang), kecuali dengan izin Allah; dan barang siapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." Ucapan Azka kala itu mengingatkan Aira.
Aira berharap di beri petunjuk oleh Allah agar dia bisa menyelesaikan permasalahan yang tengah melandanya saat ini.
***
Arcelio memeluk Ceisya untuk menenangkan perempuan itu yang masih menanti. Ceisya sedih karena terpisah jauh dari orang tuanya, tapi Ceisya jauh lebih sedih karena harus berpisah dengan Aira.
"Aira pasti sedih banget sekarang," ucap Ceisya yang masih menangis.
Arcelio menghapus air mata di pipi sang istri dengan penuh kelembutan. "Jangan nangis terus, Sayang. Nanti kalau kita udah sampai, kita telepon dia, oke?" Laki-laki itu mencoba membujuk Ceisya yang masih menangis.
Ceisya mengangguk pelan dalam dekapan Arcelio. "Aku jadi merasa bersalah pernah dukung Aira untuk perjuangin Kak Azka," ucap Ceisya lirih.
"Jangan nyalahin diri kamu sendiri, Sayang. Aku juga salah di sini. Kamu harus inget, kita cuma bisa berencana, hasilnya Allah yang atur. Kita gak bisa nentang takdir, Sayang," tutur Arcelio mengingatkan.
Ceisya tiba-tiba menangis lagi. "Aira nggak pernah beruntung dalam kisah percintaannya," ujarnya sendu.
"Aira udah suka sama Kak Azka selama tujuh tahun. Tujuh tahun dia pendam rasa cintanya sama Kak Azka. Kak Azka pernah jadi alasan kenapa Aira bisa senyum lagi, Kak Azka juga jadi alasan Aira berubah," ujar Ceisya bercerita.
"Sebelum kenal Kak Azka, Aira masih suka sholat bolong-bolong dan juga sholat di ujung waktu. Tapi semenjak kenal Kak Azka, Aira jadi rajin banget. Dia gak pernah absen tahajjud demi nyebut namanya Kak Azka di setiap do'anya,"
"Tapi ... ternyata bener, kalau sesuatu yang berlebihan itu gak baik. Aira terlalu berharap, padahal semesta bisa aja nampar dia kapanpun," ucap Ceisya sangat pelan.
"Kalau bukan Azka, pasti Allah udah siapin seseorang yang terbaik untuk Zuna. Tugas kita sekarang harus kasih semangat untuk Aira yang mau belajar lupain Azka, kita juga harus berdo'a dan minta sama Allah supaya Zuna bahagia lagi," ucap Arcelio tersenyum pada istri kecilnya.
"Kalau kamu aja nangis begini, gimana bisa ngasih semangat untuk Zuna?" ujar Arcelio membuat Ceisya cepat-cepat menghapus air matanya.
***
Malam harinya, Aira melakukan video call bersama Arcelio dan juga Ceisya. Aira kembali menangis lagi ketika mengingat bahwa sekarang ia tidak bisa lagi tidur bersama Ceisya karena dia sudah menikah.
"Jangan pada nangis, dong. Aku jadi mau ikutan juga," ucap Arcelio yang malah membuat Aira dan Ceisya kembali menangis.
"Pasti bakalan kangen banget sama Cecei," ucap Aira yang tidak mampu menahan kesedihannya.
"Kangen juga sama Ai," ujar Ceisya yang sekarang malah sesegukan.
"Ai jangan sedih-sedih lagi, ya, di sana. Kita emang jauhan, tapi kalau ada sesuatu yang bikin kamu resah, kamu harus bilang sama aku!" ucap Ceisya membuat senyum Aira muncul di tengah tangis yang kian merebak.
"Kamu juga, Cei. Kalau semisal Arcelio macem-macem sama kamu, laporin ke aku!" ucap Aira mencoba untuk tertawa meskipun sebenarnya rasanya sulit.
Mereka kompak terdiam untuk beberapa saat, membiarkan suara tangis yang mendominasi. Aira tidak sanggup menatap Ceisya karena ia pasti akan menangis lagi dan lagi.
"Rencana kamu setelah ini apa, Zuna?" tanya Arcelio mengalihkan topik.
"Rencananya aku bakalan mulai praktik langsung ke salah satu rumah sakit di deket SMA aku dulu. Jadi kayaknya mulai minggu depan udah mulai sibuk," ucap Aira yang kini sibuk mengelap ingusnya menggunakan tisu.
Arcelio tersenyum kecil mendengarnya. Menurutnya tindakan Aira ini sudah tepat. Dengan mencari kesibukan, itu pasti akan membuat Aira perlahan-lahan mulai melupakan Azka.
"Semangat berjuang, Zuna!" ucap Arcelio memberi semangat.
"Aira, kamu harus inget kalau kamu gak sendiri!" ucap Ceisya turut memberi semangat pada sang kakak sepupu.
Semoga sukaa💗💗
Cerita Garis Takdir ini sudah di novel-kan.
Cerita ini berisi Kisah Inspiratif berupa perjalanan kisah Aira dalam menemukan jodohnya. Dalam setiap bab, akan ada satu ayat yang InsyaAllah bisa bermanfaat bagi kita semua.
Novel Garis Takdir sudah tersedia di Shopee : penerbit.lovrinz01 *Official account Penerbit
Novel Garis Takdir open pre-order dari tanggal 2 s/d 12 Maret. Thank you 💗
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Takdir [SUDAH TERBIT]
Romance[PART MASIH LENGKAP - NOVEL GARIS TAKDIR BISA DI PESAN MELALUI SHOPEE PENERBIT LOVRINZ] Ketika kita menerima dengan ikhlas atas takdir hidup yang telah Allah tetapkan, maka di sanalah kelegaan dan kebahagiaan akan datang dengan perlahan. Satu hal...