[END] Ini adalah cerita petualangan sekelompok anak muda ganteng yang selalu berlagak bokek. Bersedia lakuin macem-macem kerjaan Halal plus Legal tuk dapat uang buat biayain idup mereka yang kebanyakan gaya. Walopun duit ga ada, baju and sepatu bran...
Author's Note : Makasih buat kalian yang ga pernah vote, ga pernah komen, tapi masukin Hallo OT8? ke reading list. Gue anggap kalian semua suka story ini.
~~~~
Warning : 🔞🤬 karena banyak kata-kata kasar dan ga ahlak
~~~~
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Satu persatu member OT8 ninggalin kosan keluarga Danoe.
Sungguh ironis, Karena orang yang pertama ngelangkahin kakinya keluar dari kosan adalah Callypso, anak tertua keluarga Danoe.
Diikuti oleh William. Lalu disusul oleh Ben yang pulang ke rumah ibunya dua hari kemudian. Meanwhile Jaka, menyusul keesokan harinya, berdua dengan Wonie, nyewa sebuah kamar lalu sharing berdua.
Hessa berhasil dapetin kosan sesuai keinginannya, kos-kosan campur cowo and cewe dalam satu gedung. Dia keluar dari rumah kos berbarengan dengan Ricky. Si bontot itu ga pindah ke rumah kos lain, tapi mutusin buat nerima tawaran tinggal di rumah boss nya, Sir Choi Ryu.
Tinggallah barang-barang milik Wijay yang masih ada di rumah kos yang nyaris mirip kota mati. Cowo itu blom sempat pindahan karna masih nginap di rumah orangtuanya, apalagi kalo bukan gegara Babe James masih kambuh hipertensi.
Nyonya Elisha dan Tuan Danoe, setiap dua hari sekali datang ke kosan buat memantau perkembangan. Melepas anak-anak kos satu per satu buat pindah ke tempat yang baru. Berusaha buat ngebuka kamar lantai 2 tapi kuncinya entah dimana, begitu juga pemilik kamarnya.
Tuan Danoe sempet nerima chat terakhir dari anaknya, berisi permintaan maaf bahwa sekali lagi dirinya ga bisa nerima lamaran keluarga Wijaya, lalu minta izin buat keluar dari rumah dan hidup mandiri.
Jauh di lubuk hatinya, Tuan Danoe tahu, kalo Callypso bukan sekedar menghindar dari lamaran, tapi sekaligus juga menghindar dari kehidupan yang didominasi ibu tirinya.
Callypso menjaga jarak sejak dirinya menikah lagi. Dan Tuan Danoe ga pernah memaksa anaknya untuk berbaur dengan keluarga baru. Dia membiarkan anaknya hidup dalam lingkungan rumah yang udah menjadi zona nyamannya sejak kecil.
Biasanya Nyonya Elisha ga pernah mengurusi soal rumah ini, secara rumah ini adalah rumah yang dibangun bersama istri pertamanya. Tapi gimana pun, karena rumah ini masih atas nama Tuan Danoe, bukan atas nama Callypso, secara hukum Nyonya Elisha juga berhak untuk ikut tinggal di dalamnya. Dan rupanya itu yang dimanfaatkan Nyonya Elisha buat sering - sering datang akhir-akhir ini.
Rumah ini adalah rumah Callypso dari sejak masih kecil, Tuan Danoe yakin kalo anaknya bakal berontak kalau zona nyamannya diusik. Pria paruh baya itu mengira kalau anak gadisnya bakal berdiri di depan rumah dan berperang mati-matian mempertahankan sarangnya. Tapi Tuan Danoe ga nyangka , ternyata cara Callypso "berontak" kali ini adalah dengan cara keluar dari rumah dan nyari kehidupan baru.