18. Piknik di Tepi Sungai

838 101 50
                                    

Warning 🔞





~~}™{~~





Pagi yang indah di tepi sungai. Air beriak berwarna kuning diterpa cahaya matahari pagi. Anak-anak berjemur di bawah hangatnya matahari.

Sebuah boks plastik besar berisi roti lapis tuna dipajang di tengah tikar. Botol botol besar berisi jus dan air lemon madu hangat, plus sebotol besar air putih dingin berjajar di sebelahnya. Di sebelahnya singkong bumbu yang digoreng krispy. Plus semangkuk buah iris segar.

Semuanya menu hadiah dari Steve. Orang yang , menurut anak-anak, lagi naksir berat, klepek-klepek ampe mo mampus sama Kak Soda.

Setidaknya itu yang mereka bilang pagi ini. Walaupun dalam hati masing-masing semua merasakan keganjilan. Terutama Soda nya sendiri, menurutnya Steve bukan jatuh cinta atau minimal menyukainya secara romantis. Tapi lebih ke menyukainya secara bisnis.

Pagi itu mereka sarapan yang paling berkesan dalam hidup mereka. Paling engga sepanjang kehidupan mereka di kos an yang biasanya selalu kere. Yang biasanya cuma sarapan di meja makan makan nasi goreng bikinan bibi, atau sarapan masak masing-masing dengan menu seadanya, atau kadang malah ga sempet sarapan sama sekali.

Tapi pagi ini sarapan bersama mereka bener-bener terasa seperti liburan beneran.

Jaka, Ricky atau pun Hessa, ketiganya punya ortu yang kerja di luar negeri. Ortu Jaka di Belanda, ortu Ricky kerja di Jepang dan ortu Hessa kerja di Kanada. Mereka semua udah pernah mengunjungi negara tempat ortunya bekerja. Tapi semua sepakat bahwa sungai ini yang lebih baik dari sungai-sungai yang mereka kunjungi di sana. Setidaknya buat bersenang-senang kayak sekarang ini.







"Kalian semua ngebayangin kalau Kanada itu indah..." Kata Hessa.

"Kenyataannya?"

"Ya emang indah sih..."
Jawab Hessa.

"Ya terus point pembicaraan lo apa?" Tanya Ben bingung.

"Gue orang asia, gue lebih suka udara disini.. Sungai lebih playful disini, sesuai dengan kebutuhan body gue..."
Jawab Hessa.

"Ya iyalah bebik... body lo sukanya tidur di pinggir sungai, coba lo begitu di Kanada, bisa abis sama beruang sungai, atau mati beku kalo udaranya lagi dingin di Kanada." Komen Wijay kesel.

"Nah itu dia." Kata Hessa. Dia masang kacamata hitamnya dan berbaring lagi di atas anduk, jemur punggung.

Emang statement dia tadi agak ga penting. Tapi ya udahlah, hari ini kan bukan meeting resmi kantoran.


"Sungai di Belanda bukannya bagus-bagus, Jak?"

"Ya bagus, tapi kan balik lagi ke cuaca. Gue orang asia, males juga kalo mancing pas lagi dingin. Walopun musim dingin juga banyak yang mancing sih..tetep aja mesti ada effort bolongin sungai yang beku." Kata Jaka.
"Di Indonesia lo bisa mancing tiap hari, kapan aja ampe muka lo kebakar,.kecuali kalo ujan."







Gitulah sekilas obrolan santai mereka pagi ini. Itu setelah mereka dengerin penjelasan Soda mengenai tawaran Steve. Dan pastinya lengkap dengan nominal tawaran bayarannya.

Soda dan tim nya juga manusia. Mereka bisa aja silau sama duit. Apalagi dalam keadaan bokek kayak gini. Barusan aja bibi nge chat katanya petugas PLN datang dan matiin NCB listrik sebagai peringatan karena tagihan bulan ini belum dibayar.

Bahkan buat bayar tagihan listrik 2,5 juta rupiah pun Soda lagi ga ada saldo..! Padahal listrik kan krusial.

Akhirnya, setelah melalui diskusi panjang dengan berbagai nama kebon binatang lewat di pembicaraan mereka .. tawaran itu diputuskan buat diterima.

HALLO OT8? | [ENHYPEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang