Chapter 2

791 96 9
                                    

Jari tangan milik seorang lelaki bersuraikan raven yang sedang terbaring di brankar rumah sakit itu pun bergerak begitu pelan dan kejadian itu tentunya mengejutkan kedua orang yang sedang berada di ruang inap.

Lalu jari tangan yang bergerak itu berhenti seketika yang digantikan dengan manik mata yang berwarnakan biru terbuka secara perlahan.

"Tobio..."

Sebuah gumaman yang begitu lirih dapat terdengar oleh indera pendengar yang dimiliki oleh lelaki raven itu.

'Suara siapa itu? Suara itu terdengar begitu asing di pendengaranku'

Lelaki raven itu tak bisa menggerakkan kepalanya untuk melihat ke arah seseorang yang tadi memanggil namanya jika kalian menebak bahwa itu adalah Kageyama Tobio, maka tebakan kalian benar.

Dia adalah Kageyama Tobio yang didorong begitu saja oleh manager baru tim voli mereka yaitu Sakusa Delia, tapi ketika dia baru saja terbangun malah dia mendapati dirinya yang tak bisa menggerakkan tubuhnya apalagi untuk berbicara pun sangat susah sekali.

"Kau sudah sadar nak"

Kageyama kini bisa melihat begitu jelas wajah dari kedua orang asing yang sudah berdiri di samping kanannya.

"Si-siapa?"

Begitu lirih ucapan yang dilontarkan oleh Kageyama hingga tak dapat didengarkan oleh siapa pun tapi tidak untuk kedua orang yang saat ini sedang menatap dengan tatapan yang begitu terkejut ke arah Kageyama, mereka berdua memiliki indera pendengaran yang sangat tajam hingga dapat mendengarkan suara dari kejauhan.

"Ka-kau tidak meng-mengenali kami?"

Kageyama yang ditanya seperti itu hanya mengangguk kaku dikarenakan semua anggota tubuhnya yang masih sulit digerakkan.

ཧᜰ꙰ꦿ➢ BAAF ༒

Sudah setengah jam semenjak Kageyama terbangun dari mimpi panjangnya itu dan saat ini dia tengah jengah menghadapi kedua orang asing yang masih berada di ruang inapnya itu apalagi mereka berdua yang mengaku sebagai orang tuanya.

Tapi Kageyama tak semudah itu untuk mempercayainya karena menurutnya jika orang tuanya sudah mati ketika meninggalkan dia dengan sang kakak untuk tinggal bersama mendiang kakek mereka.

"Kenapa kalian berdua selalu bilang bahwa kalian adalah orang tuaku? Siapa kalian sebenarnya?" tanya Kageyama yang sudah tak tahan dengan kelakuan kedua orang asing itu.

"Aku adalah daddy dan dia adalah papa, kami merupakan orang tuamu"

Kageyama memutar manik matanya dengan malas karena jawaban yang diberikan oleh salah satu di antara mereka berdua merupakan jawaban untuk kesekian kalinya yang telah mereka berikan kepadanya.

"Aku hanya ingin mengetahui nama kalian bukannya yang lain!"

"Huh... Namaku Haru Kambe dan dia Daisuke Kambe"

Kambe? Sepertinya dia pernah mendengar nama itu tapi dimana?

"Maksudmu itu bahwa kau dan dia adalah orang tua yang mempunyai lima anak angkat, lalu salah satunya adalah aku?"

Kageyama hanya ingin memastikan sesuatu tapi justru...

"Iya, itu benar! Apa kau sudah mengingatnya?"

Sial! Dia terjebak! Jiwanya terjebak di dalam novel yang terakhir kali dia baca dan itu membuatnya kesal sekali, pantas saja sebutan Kambe begitu familiar di telinganya karena itu merupakan keluarga angkat dari Kageyama Tobio di novel yang berjudul 'Our Sunshine'.

Walaupun keluarga Kambe hanya diceritakan sedikit ketika karakter Tobio masih hidup, mereka digambarkan sebagai keluarga yang sempurna tanpa cela tapi justru tanpa diduga bahwa keluarga itu hanyalah sekumpulan psikopat.

Menyiksa mereka yang sudah menganggu apalagi melukai salah satu anggota keluarga, contohnya saja ketika Tobio mati di tangan second male lead maka keluarga itulah yang menjadi malaikat pencabut nyawa bagi sang protagonis dan malaikat keadilan bagi sang second male lead.

ཧᜰ꙰ꦿ➢ BAAF ༒

Tobio terduduk di brankar sambil menatap kosong ke arah luar jendela yang berada di dekatnya, dia sepenuhnya masih tidak percaya kalau jiwanya berpindah ke dalam novel.

(Note: sekarang nama panggilan Kageyama bakalan aku ganti jadi Tobio biar kalian lebih gampang ngebedainnya)

Tapi Tobio tetap berpikir dengan alur ceritanya, dia masih menerka-nerka bahwa alur tersebut sudah dimulai atau justru belum karena bagaimana pun juga dia tak ingin mati untuk yang kedua kalinya.

Cklek...

Suara pintu ruang inap terbuka yang membuatnya menoleh dan menghentikan segala pemikirannya itu, di ambang pintu kini terdapat kelima orang remaja yang sedang menatapnya dengan berbagai tatapan.

Tak sengaja dia menatap terus menurus ke arah salah satu di antara mereka berlima yang menurutnya bahwa tatapan dari remaja itu begitu intens dan tajam, lalu dia pun mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Bagaimana dengan keadaanmu, Kageyama?"

"Baik" jawab Tobio dengan padat, jelas dan singkat.

Mereka yang mendengarkan jawabannya hanya tersenyum senang kecuali untuk seseorang yang sedari tadi terus memperhatikannya.

"Kalian membolos?"

"Tidak"

Remaja yang terus menatapnya itulah yang menjawab pertanyaannya tapi Tobio yang tak mengerti sama sekali hanya mengangkat sebelah alisnya.

"Kita berlima tidak membolos, kebetulan dari 2 hari yang lalu kami dengan tim voli dari sekolah lain sedang mengadakan training camp di Tokyo. Jadi kami berencana untuk menjengukmu di waktu yang senggang, lalu seperti yang kau lihat sendiri jika kami sekarang berada di sini"

Tobio hanya mengangguk saja ketika mendengarkan penjelasannya tapi tidak bagi keempat remaja lainnya yang menatapnya dengan tatapan horor, kaget maupun terkejut karena ucapan dari teman setim mereka.

"Tsukishima, kau berbicara panjang lebar? Seperti bukan dirimu saja"

Tsukishima Kei atau yang lebih sering dipanggil Tsukki oleh teman masa kecilnya maupun Tsukishima oleh semua orang kecuali keluarganya yang memanggilnya dengan panggilan Kei, yang merupakan salah satu harem milik Hinata Shōyō yang selalu berada di sisinya.

Tapi kenapa dia bisa berada di sini?! Untuk apa?! Dengan tujuannya seperti apa?! Kenapa dia tak berada di sisi malaikatnya melainkan di sisi Tobio yang notabenya adalah orang yang paling dibenci olehnya?!

"Ehm... Tsukishi-"

"Kei"

Ucapan dari Tobio terpotong begitu saja oleh perkataan dari Kei.

"Hah?"

Sungguh saat ini dia sedang bingung dengan keadaan maupun situasi yang sedang menimpanya.

"Panggil aku... Kei" jelas Kei yang masih menatap tajam ke arah Tobio.

"O-Oh... Kei... Ehm... Bisa jelaskan kepadaku, kenapa aku bisa berada di sini?"

Saat ini Tobio sedang gugup parah karena ditatap begitu intens oleh Kei dan itu tak luput dari penglihatan keempat remaja yang sedang memperhatikan mereka berdua, hanya saja mereka lebih memilih untuk diam.

"Terjatuh dari tangga"

"Didorong atau terjatuh sendiri?"

"Didorong"

Tobio yang mendengarnya pun langsung terdiam sambil mengangkat sebelah alisnya dan Kei yang melihat itu langsung menjawab, "Hinata Shōyō" jawabnya seolah dia dapat membaca pikirannya.

Became A Antagonist Figure (Kageyama Harem)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang