Chapter 21

352 36 2
                                    

Saat ini Tobio sedang terduduk di sofa yang terdapat pada ruang tamu karena yang bisa dia lakukan hanyalah menonton televisi yang sedang disajikan di depan matanya walaupun sebenarnya dia ingin sekali keluar dari rumah.

Sebenarnya Tobio sedikit merasa bosan dengan aktivitas yang selalu dia lakukan berulang kali secara terus menerus, jika bisa kemungkinan lelaki raven itu akan pergi keluar untuk berjalan-jalan sebentar tapi luka yang terdapat di perutnya masih sedikit terasa sakit.

"Seharusnya aku tidak melakukan tindakan ceroboh seperti itu!" geram Tobio ketika dia sudah menyadari bahwa ini merupakan konsekuensi yang harus dia terima.

Helaan napas terus saja terdengar dari bibir indahnya karena kali ini Tobio benar-benar sudah merasa bosan dengan tayangan berita yang sedang ditayangkan di siaran televisi.

"Aku benci sakit"

Tobio lebih memilih untuk meletakkan remote televisi dan membaringkan tubuhnya di sofa yang sedang dia duduki dengan posisi terlentang sambil memejamkan kedua manik matanya, 'Aku jadi penasaran dengan nasib Hinata di sekolah' batinnya yang dilingkupi oleh rasa penasaran.

ཧᜰ꙰ꦿ➢ BAAF ༒

Jika di rumah Shimizu sedang dalam keadaan tenang maka di Karasuno High School tepatnya di Gym sedang dalam keadaan yang sangat menegangkan, bagaimana tidak menegangkan jika Shōyō sedang terduduk di lantai Gym dengan kepala yang sedikit mengeluarkan darah.

Selain itu tidak dilupakan seorang anggota baru yaitu Ryuzaki yang saat ini dengan kondisi tidak cukup baik karena dia sedang mengeluarkan keringat dingin dengan seluruh tubuhnya yang sedikit bergetar ketakutan.

"Hinata, apa kau baik-baik saja?"

Hitoka membuyarkan keadaan yang sangat menegangkan tersebut karena dia saat ini sudah duduk di hadapan Shōyō dengan tatapan mata yang mengisyaratkan rasa khawatir, sejujurnya walaupun Hitoka sangat membenci Shōyō karena segala kelakuannya terhadap Tobio tapi dia masih memiliki rasa kemanusiaan.

"Apa yang terjadi, Yachi?" tanya Shōyō dengan kebingungan ketika melihat Hitoka terduduk di hadapannya.

Baru pertama kali ini semua orang yang ada di sana melihat sendiri bahwa Shōyō tidak melakukan kebohongan dengan berpura-pura seperti yang biasanya dia lakukan.

"Kau itu bodoh atau bagaimana?! Kenapa bisa kau sampai tidak mengetahui bahwa lelaki sialan itu dengan sengaja melemparkan bola voli ke arahmu?!"

Hitoka geram dan sedikit kesal karena Shōyō yang waktu itu terlihat sedikit tidak fokus sampai tidak tahu bahwa ternyata terdapat seseorang yang menargetkannya.

"Benarkah? Aku tidak tahu itu karena aku sedang memikirkan kondisinya jadi aku tidak begitu fokus dan tiba-tiba saja aku sudah berada di kondisi yang seperti ini"

Shōyō terlihat kebingungan dan beberapa kali meringis kesakitan karena kepalanya begitu sakit dan terus berdenyut seperti akan pecah, "Yachi, kepalaku sakit dan pusing..." gumamnya begitu pelan sambil memegangi kepalanya dengan salah satu tangannya.

"Aku akan membawamu ke ruang kesehatan untuk diobati"

Hitoka membantu Shōyō berdiri lalu memapah dirinya sambil sesekali membantu Shōyō untuk memijat kepalanya dengan sangat pelan dan teliti supaya tidak terlalu menyakitinya.

Sepeninggalan mereka berdua maka Shimizu langsung melangkahkan kedua kakinya ke arah Ryuzaki lalu menampar pipinya dengan sangat kencang.

PLAK!

"Kau memang manusia pembawa sial! Dulu kau selalu melukai Tobio dan membuat semua orang membencinya! Lalu sekarang kau membuat salah satu dari teman kami terluka dan setelah itu kau tidak meminta maaf kepadanya! Aku benci mengakui jika dulu aku sempat kagum kepadamu!"

Became A Antagonist Figure (Kageyama Harem)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang