Chapter 22

390 37 0
                                    

2 minggu sudah dilewati oleh Tobio di rumah Shimizu dan masih dalam pengawasannya juga tapi kini dia harus kembali ke sekolah lagi untuk mengejar ketertinggalannya di semua pelajaran maupun klub voli.

"Apa kau yakin?" tanya Shimizu yang masih mengkhawatirkan keadaan Tobio.

"Aku yakin lagipula luka tusukan di perutku sudah hampir sembuh jadi kau tidak perlu mengkhawatirkan aku, Kiyo nee-chan"

Tobio tetap berusaha meyakinkan kakak sepupunya tersebut dan itu semua berhasil karena kini Shimizu hanya bisa menghela napas dengan pasrah lalu menganggukkan kepalanya.

"Jangan terlalu bersemangat, okay?"

Tobio hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban dari ucapan yang diajukan oleh Shimizu.

"Baiklah, kita bisa pergi sekarang"

Kini Tobio dan Shimizu sudah berjalan beriringan menuju ke sekolah dengan obrolan-obrolan kecil yang tidak begitu penting namun menumpulkan suasana yang sangat menenangkan.

ཧᜰ꙰ꦿ➢ BAAF ༒

Di tempat lain serta di waktu yang berbeda terlihat bahwa Ryuzaki sedang menggumamkan sesuatu yang tidak dapat didengarkan oleh semua orang yang duduk di dekatnya untuk saat ini.

Dia pergi dari rumah ke sekolah menggunakan bus karena sesungguhnya dia sangatlah kesal sebab harus menggunakan transportasi umum untuk mengantarkannya ke sekolah daripada harus berjalan kaki, lebih baik jika dia menaiki bus saja karena tidak perlu kelelahan sehabis berjalan kaki.

Ketika tujuannya sudah berada di depan mata maka Ryuzaki memencet tombol kecil yang menempel di tembok dekat kaca, hanya sebagai sebuah pertanda bila penumpang ingin turun harus memencet tombol tersebut maka supir bus akan mengetahui bahwa penumpang tersebut sudah sampai pada tujuannya.

"Ck jika saja dia tidak dibuang oleh pria tua itu pasti hidupku tidak akan sekacau ini!" gumam Ryuzaki sambil berjalan memasuki area sekolah dengan ekspresi agak kesel yang tidak begitu kelihatan.

Ryuzaki ingin sekali memaki seseorang yang menurutnya sudah menghancurkan kehidupan indahnya sebab setelah orang itu diusir oleh keluarganya, bisa dikatakan beberapa tahun kemudian kehidupan indahnya berubah menjadi kesengsaraan.

Keluarganya yang merupakan keluarga terkaya yang menduduki peringkat kelima di Jepang itu harus tergeserkan posisinya menjadi peringkat 9 dan lama kelamaan perusahaan keluarganya harus jatuh ke dalam permainan rekan bisnis sang ayah yang sangat licik, jadi keluarganya serta Ryuzaki harus pasrah bila keluarga mereka sudah terjatuh ke dalam kesengsaraan.

Sebenarnya hanya keluarganya saja yang pasrah dan menerima keadaan tapi tidak dengan Ryuzaki yang hanya berpura-pura pasrah sambil menyembunyikan perasaan benci serta irinya ketika dia tidak sengaja melihat sebuah keluarga harmonis yang sedang makan di restauran sederhana, walaupun dia tahu bahwa keluarga tersebut sangatlah kaya melebihi keluarganya sendiri.

'Aku membenci keadaanku yang sekarang!'

Sadar atau tidak sadar ternyata Ryuzaki sudah menabrak seseorang di koridor lantai 1 karena dia terlalu asyik memikirkan sesuatu.

"Ma-maaf, aku tidak sengaja"

Ryuzaki berucap dengan gugup karena orang yang ditabrak olehnya tidak mengeluarkan suara apa pun tapi dia dapat merasakan bahwa tatapan dari orang tersebut membuatnya sedikit merinding.

"Minggir!"

1 kata yang begitu dingin dan tak berperasaan dilontarkan oleh orang tersebut maka mau tak mau Ryuzaki memberanikan dirinya untuk mendongakkan kepalanya untuk menatap orang tersebut.

Became A Antagonist Figure (Kageyama Harem)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang