Tobio menatap ke arah Shōyō yang masih berdiam diri tanpa berbicara dan ini sudah 15 menit berlalu semenjak dia ingin berbicara dengannya.
"Jika kau tetap diam saja maka aku akan pergi"
Saat ini tidak ada ekspresi apa pun yang ditunjukkan oleh Tobio untuknya dan itu membuat Shōyō mendengus kesal.
"Kenapa kau selalu berdekatan dengan Tsukishima?!" kesal Shōyō sambil menunjuk ke arahnya.
"Lalu?"
Tidak ada jawaban yang dikeluarkan olehnya ketika Shōyō mendengarkan jawaban dari lelaki yang paling dia benci.
"Apa pun yang saat ini sedang kau rencanakan maka itu semua tidak akan ada gunanya"
Kilatan dingin muncul begitu saja pada manik matanya disertai senyuman dingin yang Tobio berikan untuknya.
"Aku tahu rencana busukmu itu yang ingin membuat Miya bersaudara selalu berada di pihakmu, kan?"
Seketika saja tubuh Shōyō menjadi kaku dan sangat sulit untuk digerakkan serta ekspresi yang saat ini dia tunjukkan sudah membuktikan jika semua tebakan yang diucapkan oleh Tobio itu benar.
'Bagaimana mungkin dia bisa mengetahuinya?'
Tobio hanya melirik sekilas saku jaket yang terdapat sebuah benda di dalamnya dengan dingin dan itu sangatlah lama sehingga membuat Shōyō semakin berkeringat dingin.
"Di sakumu itu..."
Tobio menunjuk ke arah saku jaket sebelah kanan milik Shōyō, "Apakah benda yang kau bawa itu sebuah pisau?" lanjutnya tanpa basa basi.
Shōyō yang mendengarkan pertanyaan dari Tobio seketika saja langsung diam bagaikan patung karena sepertinya sudah ketahuan.
'Dia tahu... Bagaimana mungkin?'
Tatapannya masih sama yaitu datar tanpa adanya ekspresi sama sekali jadi Shōyō tidak bisa memastikan apa pun darinya.
ཧᜰ꙰ꦿ➢ BAAF ༒
Atsumu yang sudah keluar dari Gym dan mencari tempat sepi untuk menyendiri karena bagaimana pun juga dia sangat menyukai kesunyian, hingga pada akhirnya dia tidak sengaja mendengarkan suatu percakapan yang membuatnya harus berhenti sejenak.
"Kau ingin mencelakai dirimu sendiri untuk membuat semua orang mempercayaimu jika akulah yang mencelakaimu, kan?"
"Jangan asal bicara!"
"Lalu untuk apa kau membawa pisau jika itu bukan alasanmu?"
Atsumu yang berdiam diri sambil mendengarkan percakapan tersebut seketika saja ekspresinya sudah berubah menjadi mengerikan dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Biar aku tebak alasanmu yang lainnya..."
Atsumu menyandarkan diri ke tembok sambil terus mendengarkan apa yang sedang dibicarakan oleh 2 sosok yang sedang berbincang-bincang tersebut terutama sesosok lelaki yang memiliki surai raven.
"Selain kau ingin mencelakai dirimu sendiri maka kau ingin membuat salah satu dari Miya bersaudara menaruh simpati terhadapmu, kan?"
Hening sejenak seakan-akan sang lawan bicara tidak ingin menjawabnya sama sekali.
"Tebakanku ternyata tepat sasaran"
Atsumu tidak dapat melihat tapi dia masih bisa mendengarkan semuanya dan secepat kilat dia pun bisa menebak setiap adegan yang sedang dia dengar untuk saat ini.
"Jangan asal bicara! Aku tidak akan mungkin men-"
"Mencelakai dirimu pasti itu yang ingin kau katakan bukan? Hinata... Hinata... Sekuat apa pun kau ingin mencelakai dirimu sendiri yang pasti bukan kau yang akan menjadi korbannya tapi aku"
KAMU SEDANG MEMBACA
Became A Antagonist Figure (Kageyama Harem)
Teen Fiction{ORIGINAL STORY} • {TRANSMIGRATION #01} Kageyama Tobio merupakan seorang pemain voli di bangku sekolah menengah atas, dia amat sangat mencintai voli melebihi dirinya sendiri. Selain itu dia pun memiliki 3 orang sahabat yang selalu melindunginya, sel...