Chapter 16

427 52 5
                                    

Karena tamparan itulah yang membuat cengkeraman tangan Atsumu menjadi terlepas dan seketika itu juga dia langsung menatap ke arah seorang gadis bersuraikan pirang dengan tatapan terkejut namun secepat kilat digantikan oleh tatapan datar andalannya.

"Kenapa kau selalu membuat Kageyama-kun menderita hah?! Apa salah dia terhadapmu sialan?!"

Semua orang yang berada di sana sangat terkejut ketika mendengar Hitoka yang mengumpat seperti ini apalagi yang mereka ketahui bahwa manajer voli dari klub voli Karasuno tersebut selalu bersikap gugup apalagi tidak pernah mengumpat.

"Ak-aku..."

Shōyō yang mendapatkan tamparan seperti itu membuatnya tidak bisa berkata-kata apalagi melihat ekspresi yang diberikan oleh Hitoka terhadapnya yang membuat dia menjadi ketakutan tanpa alasan.

"Kau sudah membuat dia terjatuh dari tangga lalu meminta maaf karena 'ketidaksengajaan', terus berusaha untuk membuat reputasinya buruk dan sekarang apa yang telah kau lakukan kepadanya?!"

Suara napas yang menggebu-gebu terdengar pada suasana yang sangat mencengkeram apalagi dengan tidak adanya seorang pun yang ingin menghentikan kemarahan dari Hitoka.

"Aku tidak maksudku kita semua tadi tanpa sengaja mendengar semua ucapan dari Miya-san bahwa kau mencelakainya dan mengelak jika dialah yang ingin mencelakaimu apalagi ini menyangkut nyawa seseorang, jadi apa yang telah kau lakukan kepadanya brengsek?!"

Hitoka sama sekali tidak bisa memaafkan Shōyō jika perbuatan yang telah lelaki itu lakukan dapat membahayakan nyawa seseorang apalagi itu nyawa Tobio, sekali lagi Hitoka tidak dapat memaafkannya sama sekali.

Seketika saja gadis itu menarik pergelangan tangan Shōyō lalu membawanya ke hadapan seluruh anggota tim voli dari berbagai sekolah yang menyaksikan itu semua, dia menariknya dengan sangat kasar hingga membuat Shōyō sesekali meringis kesakitan.

"Dia yang selalu saja kalian anggap sebagai malaikat, kan?!" tanya Hitoka sambil mendorongnya ke arah depan tepatnya berhadapan dengan mereka semua.

"Lihat kedua tangannya yang berlumuran darah dan aku yakin bahwa itu darahnya Kageyama-kun! Aku tidak tahu apa yang bajingan ini lakukan kepada Kageyama-kun tapi yang pasti dia merupakan iblis yang bersembunyi di balik wajah malaikatnya itu!"

Kei melangkah maju ke depan yang berdiri tepat di hadapan Shōyō, dia memandangi lelaki itu dengan datar tanpa adanya senyuman maupun ekspresi jahil yang selalu dia tunjukkan.

Sedangkan untuk Shōyō mungkin berpikiran bahwa Kei menghampirinya karena dia ingin membela, melindungi atau mungkin menenangkannya jika itu bukanlah kesalahannya.

"Pembunuh"

Nada suara yang dikeluarkan oleh Kei begitu dingin serta dapat terdengar oleh semua orang yang menyaksikannya dan itu mengejutkan mereka kecuali Atsumu, Hitoka maupun Tadashi.

ཧᜰ꙰ꦿ➢ BAAF ༒

Sejam sudah berlalu dan kini semua orang yang mengikuti training camp sedang menunggu di lorong rumah sakit tepatnya di depan ruangan yang bertuliskan 'UGD'.

"Kenapa bisa semua ini terjadi, Atsumu-san? Kau pasti mengetahui sesuatu kan?"

Shimizu tidak mempedulikan ketakutan yang dia miliki jika berdekatan dengan Atsumu karena yang berada di dalam pikirannya saat ini ialah adik sepupunya yaitu Tobio.

"Hinata mencelakai Kageyama menggunakan pisau"

Deg!

Detak jantungnya terus berdetak dengan kencang ketika Shimizu harus mendengarkan jawaban yang baru saja diberikan oleh Atsumu, sebenarnya bukan hanya Shimizu saja melainkan semua orang yang sedang menunggu Tobio di luar UGD.

Became A Antagonist Figure (Kageyama Harem)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang