"Heh! Kenapa lama sekali sih?" tanya north di telepon. "Apa kau membeli boba di afrika hah? Lelet sekali padahal aku sudah memintamu sejak beberapa menit yang lalu!""Kau sungguh arghh.. !" Night berteriak kembali dengan putus asa. "Aku sudah katakan kalau aku sedang ada kelas jadi aku tidak bisa membelikannya untukmu!"
"Dan aku sudah berkata secara jelas kalau aku tidak peduli! Now use your ass and bring my boba!" North memerintah dengan enteng sambil menyeringai. "I want my boba now!"
"Kalau begitu beli sendiri!" bentak night kesal. "Kelasku belum selesai, phi north!" Night sudah lelah dan putus asa.
North telah mengganggu night dari shubuh dan ia bahkan merengek karena ia telat membangunkannya sehingga dia melewatkan jadwal fitness paginya. Dan setiap 5 menit sekali north akan menelponnya untuk memerintahkannya melakukan banyak hal dan yang terburuk adalah dia harus membersihkan kamar mandinya.
'I cant imagine how many sperms he sprouts here euwwwwww!!'
Night sudah mengalami hari yang buruk karena tidak bisa tidur lebih lama, dan dia pasti saat ini
tidak dalam mood untuk membelikannya boba favorit sialannya itu. Dia masih di dalam kelas dan profesornya sudah mendelik kepadanya beberapa kali karena dia yang harus bolak balik ijin ke toilet untuk menerima telpon sialan dari north karena kalau tidak,'Jika kau sengaja menolak dan mengacuhkan telponku, i swear im gonna go to your class and make a scene that you will never forget forever..'
"Mengapa aku harus mendapatkannya sendiri ketika aku memiliki asisten pribadi?" North bertanya dengan puas. Dia sangat bersenang-senang dengan permainan ini.
"Karena asisten pribadimu saat ini sudah RESIGN!" Night berteriak marah tanpa berpikir. Dia sudah frustasi dan ini masih hari pertama apalagi tidak ada jaminan permainan perbudakan ini akan berhenti sampai kapan?! Dia bisa gila jika begini!
"Oke, kalau itu yang kau mau. Aku mau kau bayar aku seka--"
"Kemana aku harus membawakan bobamu, phi north?" Night memotong dengan cepat diikuti suara desahan putus asa. North menyeringai dengan kemenangannya.
"Aku ada di kantin. Cepat dan datanglah dalam waktu lima menit."
"Lima menit?!" Night mendengus tidak percaya. "Kelasku masih belum selesai dan kantin senior literally ada di ujung gedung!"
"Sayang sekali. Jika kau tidak datang dalam lima menit, aku mengharapkan setoran langsung ke akun bank ku."
Dari suara hembusan napasnya saja, north bisa mendengar otak night yang meledak-ledak karena marah tapi dia hanya terkekeh sambil menutup telepon.
"Sepertinya kau sedang dalam suasana hati yang baik hari ini, north." Kata phuwin sambil dia dan pond datang dan duduk di meja dengan makan siang mereka.
"You just dont know." Kata north dengan seringai nakal.
"Jadi mengapa kau membutuhkan kertas itu kemarin?" tanya phuwin sambil menggigit sandwichnya. North menyeringai. Dia telah meminta phuwin untuk membuatkannya dokumen rumah sakit palsu agar dia bisa menakut-nakuti night. Dia dengan cepat menjelaskan ceritanya kepada phuwin dan pond serta bagaimana night sekarang menjadi Asisten pribadinya.
"Ck ck." Phuwin menggelengkan kepalanya. "Poor boy. Dia pasti trauma memikirkan bahwa dia telah benar-benar merusak masa depanmu itu."
North hanya menyeringai saat dia memikirkan night si bodoh yang mudah tertipu itu. Sangat menyenangkan menggoda bocah itu. Salah satu dari alasan mengapa dia menjadikannya asisten pribadinya adalah agar dia punya alasan untuk menggertaknya setiap hari. Dia ingin memberi pelajaran kepada bocah yang berani mengomentarinya mengenai suara gaduh yang ia buat dengan gadis-gadisnya.