2

7.1K 401 23
                                    

POV 'Night'



  "Bukan hanya dia seorang playboy, tapi dia juga sangat kasar!"  Aku bergumam pelan saat aku berjalan masuk ke dalam 7 eleven di dekat gedung asramaku.  Setidaknya di sini, aku tidak perlu mendengar suara-suara mengganggu yang berasal dari kamar si satan north.

  "Dia bukan satu-satunya yang tinggal di gedung ini."  Aku terus bergumam sambil menjinjing kesal keranjang belanjaanku.  "Seharusnya dia bisa menghormati tetangganya!"

 

Aku mengambil dan melempar snack, minuman dan barang - barang lain yang kubutuhkan ke keranjang dengan kasar. Aku hampir meraup seluruh persediaan mie instan ke keranjang kalau bukan seseorang menahanku.

"Bisakah kau sisakan mie instan itu untukku?" Aku menoleh menemukan seseorang menatapku dengan keheranan.

Dia lalu tersenyum, " Apa salah mie itu sehingga kau meremasnya?!" Pungkasnya dan aku buru-buru menoleh pada tanganku, satu bungkus mie instan telah remuk di tanganku. sial ini semua salah si satan itu!

"Apa kau punya masalah? Kenapa kau terus mengomel pada dirimu sendiri, night?" Aku menunduk malu saat melihat mark tersenyum geli padaku.

Aku tidak mengatakan apa-apa sehingga dia memukul pelan pundakku. "But anyway, Finally we meet noh!" Dia berkata dan aku mengangkat pandangan untuk bertemu dengan sapaannya.

  "Ya, setelah beberapa gerhana terlewati akhirnya kita bertemu secara tidak sengaja."  Aku terkekeh sendiri.

Dia mengangkat bahunya, "oh well.. isnt it because someone keep making an excuse though?"

Aku cemberut lantas membungkuk kecil padanya, "that... i wont deny it!" Kataku lalu tertawa malu.

  Mark hanya terus tersenyum.  "Well, aku masih hapal karaktermu jadi aku tidak terkejut saat kau menolak ajakan ford."

 

Aku tersenyum kecil saat mendengar nama ford disebut olehnya, "ford is a sweetheart. Im happy he is with you since i know you'll treat him the best"

  "He treats me so right, i need to make it up for him too." Dia terkekeh lalu bertanya lagi, "anyway."  Kami melanjutkan sambil memilih belanjaan kami.  "Why with the long face though, night?"

"Nothing, just usual."  aku menghela nafas.  "Temanmu melakukan pekerjaan yang baik untuk menjaga lantai kami tetap berisik."

 

"North?"

  "Ya."

 

Dia hanya terkekeh sambil memasukan keperluannya ke keranjang.  "He actually not that bad though.."

"Aku benar-benar tidak mengerti bagaimana kalian berdua bisa berteman."  gumamku tanpa menghiraukan perkataannya.

 

Dia mengangkat alisnya ke arahku dengan geli.  "Kenapa begitu?"

"Kalian sangat berbeda."  Aku menjelaskan.  "Kau pendiam, dia berisik. Kau baik, dia kasar. Kau pintar, dia tidak... and the list go on and on."

Mark tertawa. "Kau benar kecuali untuk bagian terakhir.  North sebenarnya juga sangat pintar."

 

Aku hampir tersedak ludahku sendiri setelah mendengar komentar konyol itu.

  "Ha ha."  Aku tertawa sinis.  "Kau sangat lucu, mark. North, pintar?"

  "Aku serius. Apakah kau tidak tahu bahwa dia adalah yang teratas di kelas senior?"  tanya north.

TRY ME!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang