Siapin bantal guling guys 😅😅 pokoknya warning ditengah chapter yaaa.. Wkwkw yang kalian suka lah pokoknya dah semoga gak mengecewakan yak hahahah..Anyway ini manusia manusia pada kemana, gue liatin lu yak pda ngegas pengen update terooz tapi vote ama komennya pelit awas yak lu 🥲🥲🤣🤣
Udah dah enjoy yak, happy reading everyone!
***
"APA YANG KAU LAKUKAN?!" Suara north bergemuruh. Mark mengangkat pandangannya dan melihat north menyerbu ke arah mereka, tetapi bukannya meringkuk ketakutan, dia malah menggertakan giginya dan menatapnya dengan tak kalah tajam.
"Ssshhh", mark meletakkan jari telunjuknya di bibirnya dan menatapnya acuh. "Dia sedang tidur."
"YOU FXKIN ASSHOLE!"
"Phi north?" Night bergumam sambil mengucek matanya sambil duduk, pandangannya masih sedikit buram karena baru bangun tidur. "Phi north?" Dia mengulangi dan melihat secara bergantian di antara kedua pria itu.
"Bangun, night!" desis north, menarik pergelangan tangannya dan membuatnya berdiri di belakangnya.
“Ap-..” Pertanyaan night terpotong dan dia tersentak ketika north tiba-tiba mencengkeram kerah mark dan mengarahkan tinju ke wajahnya.
"PHI NORTH!" Night menjerit dan melemparkan dirinya di antara kedua pria itu, mendorong dada north. "Hentikan! Apa yang sedang kau lakukan?!"
Tatapan tajam north beralih padanya, bibirnya membentuk garis tipis; auara bahaya diam-diam masih melekat di matanya.
“Lepaskan dia”, pinta night dan mencoba melepaskan tangan north dari mark. Rahang north mengepal saat dia dengan terpaksa mendorong mark ke samping, membiarkannya pergi. “we have to talk later, pakin. Its gonna be good or worst depends on your decision.”, gumamnya.
"As if i care", mark menyeringai dan menghapus kasar darah yang terbentuk di sudut bibirnya.
“Apa maksudmu-…hei! Phi..phi north, tunggu!” protes night saat pria itu menarik pergelangan tangannya dan berjalan keluar dari sana.
Dengan langkah cepat, north membawanya ke parkiran mobil memaksanya masuk ke mobilnya dengan sedikit kasar.
Hening, selama perjalanan itu suasana begitu gelap tak ada kata yang keluar dari mereka. Mereka mencapai asrama dalam waktu singkat. North membawanya ke kamarnya. Dia membanting pintu hingga tertutup dan menghadapinya, tidak mampu menyembunyikan kemarahan yang mengepul di dalam dirinya.
“Apa-apaan ini, phi?” tanya night sambil mengusap pergelangan tangannya.
"Bajingan sialan itu menciummu!"
Night mengerjapkan mata karena bingung sebelum dia memahami apa yang sedang terjadi. “Saat aku sedang tidur? Dia menciumku?” tanya night. "Tidak mungkin, phi mark bukan tipe orang yang begi-
"Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri? See! Sudah kukatakan kalau dia tidak sebaik yang kau kira, night!?” Napas north meningkat, dia meremas rambutnya dengan frustasi.
“Dia mungkin hanya main-main, phi. Jangan marah padanya.”
North perlahan berbalik menghadapnya lagi, matanya berkobar karena marah. “Jangan marah padanya?! DIA MENCIUMMU!”
"Ak-aku tidak keberatan. Lagi pula aku yakin phi mark tidak akan melakukan hal yang aneh kepadaku, aku percaya padanya. Dia adalah orang yang tak mungkin menyakitiku”, night mengangkat bahu.