23

3.7K 268 66
                                    


POV Night.

*knock knock

Aku menoleh ke arah pintu dengan keningku yang mengerut keheranan. Siapa yang mengetuk pintu itu? Tapi aku tetap berdiri, sembari mendesah aku membuka pintu dan menemukan prom bersama captain berdiri di depanku.

Kami menatap saling canggung sampai akhirnya captain mendesah. "Can we come in?" Tanyanya. Aku menarik napas dalam dan mengangguk.

"Umm.. Kalian mau teh, kopi atau-

Tak sempat aku selesai, captain memotongku. "Duduk lah, night."

Aku menatapnya lalu ke arah prom, mataku berkaca-kaca terutama saat melihat prom menunduk menahan tangis.

"Maafkan kami, tidak seharusnya kami memperlakukanmu seperti ini. Kami tidak berusaha keras untuk memahamimu dan malah menyudutkanmu. Kami tidak berusaha mendengarmu, padahal kau juga berada di posisi yang buruk." Captain menghampiriku yang hanya mematung diam di tempat. Dia meraih tubuhku lalu merangkulku. Prom pun ikut berdiri dan memeluk kami.

"Maafkan aku, night. Maafkan aku." Dengan lirih dia menangis. "Dari semua orang, seharusnya aku mampu memahamimu. Harusnya aku mendengarmu."

Air mataku tak mampu terbendung lagi, itu turun dengan sendirinya. Aku merasa emosiku bercampur menjadi satu. Semua perasaan yang kupendam sendirian kini membuncah di dada. Namun yang membuatku menangis adalah kenyataan mereka kembali padaku, kenyataan mereka mau memahamiku, kenyataan mereka tidak pergi meski mereka sudah tahu ceritaku.

“Apa?”, aku melebarkan mataku ke arah prom yang masih melongo menatapku. Dia duduk diam sambil mengikuti setiap gerakanku dengan matanya. Menyeramkan, mengganggu, dan membuatku gelisah.

"Captain benar. Kau menyedihkan.", katanya setelah beberapa saat.

"Love is blind, friend." Sahut captain.

"Keluar", aku menunjuk ke pintu dan mengusir mereka dengan canda.

"Masih hangat di benakku betapa kau benci dia dan sekarang..look at you!?  Kau seperti anak anjing yang sangat penurut dan membabi buta mengedarkan rasa cintamu padanya. P-a-t-h-e-t-i-c", prom menuduh menatapku.

Percaya atau tidak, aku ingin mencekiknya tapi apa yang ia katakan memang ada benarnya.

"Dia pacarku. Apa salahnya jika aku menunjukkanya?", bantahku.

"Look at him... Hahaha.. Dia pa-pa-pacarku.. Ewww..!! " Lagi, captain mengejekku.

Prom tertawa, "sudah.. Dia sudah merah terbakar begitu."

Aku menangkup pipiku dan mendengus pada mereka.

"Not to ruin the mood.. Tapi aku benar-benar penasaran, bagaimana hubunganmu dengan phi mark sekarang?" Tanya prom.

Aku mendesah, "the same."

"The same as what?" Prom membalas.

"We did confess each other and now we come clean." Aku menghela napas, "dia sudah kuanggap seperti kakaku dan itu tak akan pernah berubah. Dia juga sudah oke dengan hubunganku bersama phi north."

Aku menoleh kepada mereka dengan sendu, "how about ford?"

"Let him be for now." Seru captain, "i think he already move on though, the fact he going around with phi indy and seems so happy.."

Prom mengangguk, "satang, winny dan tu juga ingin bertemu dan meminta maaf padamu tapi mereka sedang ujian jadi yeah.. Minggu depan rencananya kita akan pergi ke pantai.."

TRY ME!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang