Helooo...
Cuman mau ngasih tau ini update terakhir minggu ini yaa..ketemu kamis depan yaa..(gak janji 😆)Anyway selamat lebaran buat semua para readers yang merayakan yaaa.. Maafin kalo gue punya salah yaa..
Selamat menikmati dan terhah heh hoh..
Kedepannya bakalan banyak karakter baru yang bermunculan .. Pusing pusing dah 🤣🤣buat para pembaca baru hello jangan lupa di vote dan komen yaaa<3 buat pembaca dari dulu.. Luv jub jub 😘😘
Happy Reading!
***
Pintu toilet terbuka. Salah satu pria masuk ke dalam, mata pria itu melebar sesaat dan kemudian digantikan oleh rasa kesal dan iri. Menarik matanya dari north, pria itu menatap night yang kini bersembunyi di dada north.
Menyadari jika night menyembunyikan wajahnya north pun mendelik kepada pria itu. "WHAT?" North mengernyit. "Apa kau tak lihat aku sedang sibuk?" Pungkasnya, "Get the fuck out now!!"
"Umm sorry.. phi." Ternyata pria itu adalah seorang junior.
Ketika pintu tertutup night buru-buru mendorong tubuh north dan segera melarikan diri darinya. Night meringis, menyadari betapa bodohnya dia sampai bisa lagi-lagi terjebak oleh rayuannya. Dia bisa mendengar north mendengus dan bersumpah serapah. Night mengabaikannya dan terus berlari, dia harus menjauh darinya, menjauh dari tempat itu.
"Hei tunggu!" North memanggil. "Ai'night!!!" Dia mengerang, terdengar sangat frustasi.
Night berlari lebih cepat tak berani menoleh ke belakang. Saat dia berhasil keluar dari kerumunan di lantai dansa dia bergegas mencari pintu keluar, tiba di depan jalan dia dengan cepat memanggil taksi yang dilihatnya. Night mendesah kesal pada dirinya sendiri. Mengapa semua selalu berakhir seperti ini saat dia bersama north?
Dia mengatur napas mencoba menenangkan diri. Anehnya, dia masih bisa merasakan mata seniornya itu menatapnya dengan tatapan lapar, dia masih bisa mencium aromanya, dan dia masih bisa merasakan ciuman bernuansa mint nya di ujung lidahnya. Dia merasa. . . tubuhnya didekap olehnya meskipun dia tidak. Itu terasa mengguncang beberapa saraf di dalam dirinya. Dia tidak nyaman dengan itu.
"Ai'night kau bodoh!" Gerutunya pelan. Dia harus mengatakan, untuk sesaat dia pikir dia akan 'melakukan' itu dengannya.
Dia menutup matanya setelah mencoba menelpon teman-temannya yang masih di acara pesta itu dan tentunya itu tidak akan berhasil, god knows what his friends doing right now?! Dia bersandar lemas di kursi. Dia meremas matanya dengan erat saat mengingat apa yang telah terjadi. Suara north yang terdengar dalam, suara erangan kecilnya, tangannya yang selalu berhasil mencengkram tangannya dengan kokoh, tampilannya yang acak-acakan dan matanya yang sedang high itu menempel di benaknya sehingga dia tidak punya pilihan selain membuka matanya lagi.
"Brengsek!" gumamnya pelan. Mengapa dia begitu terpengaruh oleh seksualitasnya? Mengapa dia kalah oleh rayuannya? Sentuhannya, ciumannnya ... apa karena dia masih virgin sehingga dia begitu penasaran. Sebagian dari dirinya ingin tahu bagaimana caranya. . . merasa intim dengan seseorang. Lagi. Atau dia memang merindukan itu...
Night kembali menutup mata, saat suatu bayangan tersirat dibenaknya. Ia bohong, dia pembohong?!
Dulu, dia pernah merasakan ini. Keintiman dengan seseorang, meski itu hanya sebatas sentuhan tapi sedikitnya dia pernah tahu perasaan ini. Keinginan untuk disentuh, digenggam, diperlakukan dengan gentle dan lembut...dibelai. Semua itu pernah dia rasakan dulu bersamanya.
Namun, ada perbedaan. Dengan orang itu, dia seperti diminta untuk mempercayainya; percaya padanya bahwa dia tidak akan menyakitinya, dia memperlakukannya dengan lembut seolah dirinya manusia yang sangat fragile. Di sisi lain, untuk north pria itu benar-benar lepas kendali. Pria itu menunjukkan sisi gairahnya – sisi yang tidak ingin night akui bahwa dia juga menyukai itu.