Helloooo nima's here~
Yuhuuuu mau absen dulu disini umurnya pada berapa nih?! Harus sensus dulu biar entar gak terjadi hal yang gak diinginkan😅 kan ini au nyerempet 21+ jadi aku nulis kudu hati2 yaw...
Anyway ayo ramaikan yaa, komennya banyak banyak... kalo komenannya uda lebih dari 50 aku update lagi (*sengaja biar lama wkwkw)Anyway happy reading!
****
Begitu berada di dalam kamar, north mengunci pintu lalu berjalan ke ranjang di kamar itu.
Night harus mengakui bahwa kamarnya sangat besar dan bagus. Satu-satunya masalah adalah dia di dalam ruangan dengan manusia cabul mengeringakan seperti north.
"Yah, cabul! Turunkan aku sekarang juga!" tuntut night. Dia harus keluar dari sini dengan cepat, semakin menjauh dari north semakin baik.
"Oke." Kata north sambil melempar night ke tempat tidur. Night hendak berusaha berdiri, tapi North tiba-tiba menjepit tubuhnya. Tubuhnya melayang di atasnya. Mata night membelalak untuk kesekian kalinya saat dia mencoba mendorong tubuhnya menjauh.
"Apa yang sedang kau lakukan?!!"
North menyeringai. "Aku melakukan apa yang seharusnya dilakukan seorang pacar. Kita pacaran 'kan?!"
"A-apa?"
"Kau sendiri yang mengatakan bahwa aku adalah pacarmu. Oleh karena itu, aku berhak melakukan ini."
Night menelan ludah. "Yah! Lebih baik kau menyingkir dariku sekarang juga!"
North menyeringai sebelum membungkuk untuk berbisik di telinganya. "Aku tidak mau."
Night merasa menggigil di punggungnya saat dia merasakan nafas panas north di telinganya.
"Sudah kubilang jangan main-main denganku, idiot." North berkata dengan suara serak sambil menjilat daun telinga night, membuatnya bergidik. Night mencoba mendorong dadanya, tetapi north menarik paksa tangannya dan menjepitnya di atas kepalanya.
"Dan sekarang, kau akan membayar untuk keributan yang telah kau perbuat." North berbisik dengan suara gelap saat dia menggigit telinga night.
'Sial, apakah dia akan memperkosaku?!' Night ketakutan.
"Tapi jangan khawatir, aku akan bersikap lebih lembut padamu." Kata north sambil menyeringai. "Lagipula, aku tahu kau masih virgin."
'SHIT! Dia benar-benar akan memperkosa aku!!!'
"TIDAK!" teriak night sambil meronta melawan cengkeramannya yang kuat. "Aku tidak akan membiarkanmu memperkosaku!"
North tertawa kecil sambil mendekat ke wajahnya. "Siapa bilang aku akan memperkosamu?"
"Ka-Kau bilang begitu—" night tergagap.
"Itu tidak akan menjadi pemerkosaan karena kau akan menjeritkan namaku dengan kencang... begging for more...and scream in satisfication." North bernapas di telinganya.
"Huh?!" Night berseru tak percaya. "TIDAK!"
North menyeringai. "Kita lihat saja nanti."
Sebelum night bisa berkata apa-apa lagi, north mulai mengangkat bajunya. Night panik sembari dia menggeliat di bawah tubuh north.
"Diam." North memperingatkan dengan suara berbahaya. "Kau hanya akan membuat ini lebih sulit jika kau terus bergerak."