Ini isinya kosong sih cuman 🔞 aja 🤣
Anyway mari memulai lagi perdramaan ini..
Northnight here we go..Happy reading!
***
Night menghela nafas saat dia meraih kenop pintu, saat ini sudah pukul 9 malam, ia menghela napas lelah setelah pulang menyelesaikan tugas kampusnya bersama temannya yang lain. Dia meraih ponselnya, masih terheran-heran dengan pesan yang dikirimkan kekasihnya tadi.
Awalnya seperti biasa North akan menjemputnya namun tiba-tiba ia mengirimkan pesan kalau dia ada urusan dan harus pergi ke suatu tempat. Night yang memang masih mempunyai urusan lain akhirnya membalas kalau dirinya pun akan pulang terlambat dan balasan North membuatnya menaikan alisnya dengan heran.
"Ok!"
Just, okay? Batinnya. Biasanya North dengan sejuta keposesifannya akan mendumel tapi tidak biasanya balasannya begitu singkat. Entah apa yang sedang North lakukan tapi itu cukup membuat night khawatir.
Lalu dia ingat kejadian tadi pagi ketika North tiba-tiba pergi ke kamarnya dengan suasana hatinya yang buruk. Tapi night tidak bisa mengerti apa yang merusak suasana hatinya.
Dia menggelengkan kepalanya menyadari betapa anehnya pacarnya itu hari ini. Dia membuka pintu dan terkejut melihat apartment itu, keheningan dan kegelapan menyambutnya. Dia pun segera menyalakan lampu. Tidak biasanya apartment dimatikan lampunya seperti ini.
Dia berjalan masuk dan menemukan seseorang tengah mabuk dan duduk di sofa.
"Oh, kau di sini!" North terkikik dan berdiri, bergoyang sambil memegang sebotol alkohol di satu tangan. "Aku sudah menunggumu," katanya dan mulai melepas piyama tidurnya.
Itu dia. Orang yang sedari tadi ia coba hubungi nnamun tak kunjung ada kabar darinya seharian ini.
Dia melihat North masih terkiki sembari melemparkan piyamanya dengan sembarangan ke udara dan mendarat di lantai tanpa suara. Dia kini hanya mengenakan boxer. Dahi night mengerut hebat... dia sama sekali tidak mengharapkan ini.
"Kau mabuk, phi" Night menatapnya dengan kesal namun di satu sisi dia sangat khawatir saat ini.
"Mabuk? Oh aku mabuk?" North cekikikan.
"Ya," gerutu night.
"Apa kau ingin minum juga?"
Night menghela nafas. "Berikan itu padaku."
"Tidak," North terkikik, menggoyangkan jarinya. Kemudian, dia menuangkan sisa isi botol ke kepalanya. Sambil tertawa lagi, dia berkata, "Ayo minum dulu."
"Apa kau sedang ingin bermain-main denganku?"
North tertawa. "Apa? Bermain-main..hmm?" dia bertanya dan menjatuhkan botol itu ke lantai berkarpet. Dia kemudian mulai bergoyang ke arahnya. Dengan tersandung, night menangkapnya di pelukan. North menjauhkan wajahnya lalu dengan cepat mendekatkan wajahnya ke wajah night, bibirnya hanya beberapa inci jauhnya. Sambil menyeringai, north menjulurkan lidahnya dan menjilat bibirnya.
Jorok! Night pikir. Namun sudah kepalang kesal, ia akhirnya mulai menciumnya dengan tekanan kalau dia tidak senang dengan semua ini. Dan dia ingin pacarnya itu segera sadar. Awalnya night hanya ingin membuatnya sadar tapi apa daya ciuman mereka terlalu nyaman dan menggairahkan untuk bisa night tahan.
Tepat saat night akan memperdalam ciuman mereka, north melepaskan ciuman itu. "Kau tahu? Saat ini kau benar-benar seksi," katanya lalu melangkah menjauh sedikit.
Mata night melebar ketika dia mulai memaksa night untuk membuka bajunya. "Ups!" North cekikikan. "You so sexy. Who are you?"
"Phi!" dia berteriak, meraih bahunya dan mendorongnya ke dinding dengan kasar. North merintih tapi night memenjarakan suara itu dengan mulutnya. Mereka sudah bercumbu tadi tapi seolah itu tetap tidak cukup. Saat keinginannya meningkat, north lalu menarik rambut night dengan cukup kasar lalu mengambil alih dominasi ciuman mereka, lidah mereka, saling berbelit-belit dengan cukup berantakan.