Kecepetan gak sih updatenya 🤣🤣
Biasanya kan kamis atau minggu ya? Tapi gpp mumpung ada mood nulis jadi ngebut beresin hari ini hehe..Enjoy ya.. Happy reading!
***
Seharusnya dia tidak memilih mengikuti jejak pedih ini. Untuk apa dia disini, hanya untuk memberikan rasa sakit dan membuka lagi luka di hatinya yang sudah lama terkubur.
Dua manusia itu bukan hanya menghancurkan hatinya, tapi juga titik terakhir dirinya percaya tentang cinta. Dindingnya yang dulu kokoh perlahan runtuh dengan sendirinya.
North membalikan badannya membiarkan dua manusia itu, beperlukan di bawah cahaya rembulan diiringi suara tangisan lirih. Dia meraih ponselnya dan menelpon seseorang.
Seharusnya dia tidak seperti ini. Persetan dengan perasaannya! Dia memang ditakdirkan untuk menjadi bajingan selamanya. Tanpa rasa, tanpa hati, dan hanya mengutamakan hasrat dan kebutuhannya saja.
Tapi detik kemudian dia menggeram. "Fck!" Dia meremas ponselnya dan menutup matanya sejenak.
Seberapa keras dia mau memungkiri, tapi hatinya tidak bisa berhenti melupakan bayangan mereka. Rasanya sangat sakit sehingga membuatnya sesak. Ketika dia akan berubah menjadi lebih baik, semua hal gila terus saja terjadi seolah menghalanginya mendapatkan cinta yang sesungguhnya.
Dia meremas dadanya, rasanya masih sakit. Ia harus segera pergi dari tempat ini.
***
Dia tiba di kamarnya, meraih ponselnya dan ia buru-buru menelpon seseorang.
North melirik jam tangannya dan mengumpat pelan. Sudah larut malam tapi gadis itu belum datang. Dia sedang tidak dalam suasana hati yang baik saat ini dan dia membutuhkan suatu tubuh untuk melepaskan rasa frustrasinya dari segala hal tentang hidupnya. Dia frustrasi tentang ayahnya, kematian ibunya, tetapi dia lebih frustrasi lagi mengenai night dan mark. Dia tidak bisa melepas bayangan mereka di benaknya.
Dia mengenakan jubah mandi tanpa apa pun di bawahnya. Ya, dia mengharapkan suatu aksi malam ini tapi karena gadis itu belum datang, itu membuatnya sangat kesal dan frustasi. Dia meneguk segelas alkohol yang ada di tangannya. Kemudian, dia mendengar gerakan – langkah kaki. Dia berbalik dan melihat becky masuk.
Tanpa kata north menariknya, menjambak rambutnya dan melemparnya ke ranjang. Becky mengerang, "easy baby! Easy please!"
Tapi north sama sekali mengabaikan permintaannya dan buru-buru merobek baju yang ia pakai. Dia mulai melampiaskan semua hasratnya dan becky menerimanya dengan sama agresifnya namun saat becky membalas menciumi tubuhnya, dia mematung, bayangan wajah night tiba-tiba memenuhi pikirannya.
North menjauh dari tubuh becky, dia berdiri di pinggir ranjang dengan kepala berat yang menyerang kepalanya. Dia meremas frustasi rambut dikepalanya.
Becky menatapnya dengan cemas, ia meraih tangannya.."babe.." Panggilnya, north berbalik kepadanya lalu membuka mulutnya dan menyuruhnya pergi. Becky tercengang mendengar itu.
"Do you just? Oh no.. You cant just push me away like this?" Protes becky. "Apa salahku?"
North mendesah dan mencari pakaian untuknya. "Sorry.. " Katanya lalu memberikannya kaos dan jaket.
"Whats wrong baby?" Becky meraihnya tapi north menjauh.
"Nothing.. Just please go home for now."
Becky tentu saja tidak terima. Dia menghela napas kesal lalu dengan tergesa memakai kaos dan jaket north yang besar itu. Dia lalu menghampirinya, "Apa kau sadar kalau kau sudah berubah?! Ini semua pasti gara-gara bocah itu, kan? Kau bahkan berciuman dengannya di pesta phuwin tadi hah?" Becky menatapnya dengan tajam, "Oh dont fuck with me north! Aku kira aku saja yang sudah tidak bisa memuaskanmu tapi ternyata kau saja yang pindah haluan, bukan?!"