⟨ 5. PINDAHAN ⟩
“Kata guru agama gue, pacaran setelah menikah itu lebih enak dan tentunya halal. Jadi, lo mau, 'kan, pacaran sama gue seumur hidup?”— happy reading —
"Kalian beneran mau pindah hari ini?" Oma tampak sedih karena sebentar lagi Raya dan Alfan akan pindah rumah.
"Omaaa ... Al sama Kak Raya cuma pindah rumah aja kok, bukan pindah negara. Nanti tiap akhir pekan kami usahakan untuk mampir ke sini," tutur Alfan seraya memeluk Oma. Sebenarnya dia juga agak berat meninggalkan Oma tersayangnya, tapi dia sudah memutuskan untuk hidup mandiri bersama Raya.
"Kalau mata kuliah Raya cepet, nanti Raya juga mampir ke sini kok, Oma," sahut Raya. Walaupun Raya bisa dibilang baru mengenal Oma, tapi perasaan nyaman itu langsung ada di hari pertama jumpa. Raya bisa kembali merasakan kasih sayang mendiang neneknya.
Mama Cia yang berada di sebelah Oma pun langsung merangkul Oma. "Biarkan mereka pergi, Ma. Mereka pergi untuk menjadi lebih mandiri, toh rumah mereka juga gak terlalu jauh dari sini," bujuknya agar Oma mau melepaskan cucu kesayangan dan menantunya itu untuk pergi. Pasalnya, sudah hampir satu jam sang Oma mencegah kepindahan Alfan dan Raya.
Dengan berat hati, Oma melepas pelukannya pada Alfan. "Nanti kalian sering-sering mampir ke sini, ya. Kamu juga, Le, dijaga istrinya baik-baik, dikurangi itu bandelnya. Buat si Nduk, nanti kalau suamimu nakal, jewer saja telinganya atau jangan izinkan masuk ke kamar. Biarin dia tidur di ruang tamu," ujar Oma memberikan nasihatnya kepada Raya dan Alfan.
"Iya-iya, Oma. Kalau begitu Al sama Kak Raya pergi dulu, ya. Oma baik-baik di sini. Assalamualaikum."
Akhirnya setelah drama keluarga yang cukup panjang, Alfan dan Raya pun pergi dari kediaman keluarga Alfan. Mereka menaiki taksi online yang sudah dipesan sebelumnya. Tak banyak barang yang dibawa, karena mereka sudah memindahkan sebagian barang milik Alfan jauh-jauh hari, agar di hari H-pindahan mereka hanya membawa beberapa pakaian dan buku serta kebutuhan sekolah milik Alfan saja. Bahkan motor milik Alfan sendiri sudah diasingkan di rumah Raya dua hari lalu.
Setelah perjalanan lebih dari setengah jam, akhirnya mereka sampai di rumah Raya—tidak, rumah mereka tepatnya. Rumah yang akan menjadi saksi bisu rumah tangga antara Alfan dan Raya kedepannya.
"Di rumah cuma ada mi instan, gue belum beli bahan buat masak. Kayaknya sisa bahan di kulkas udah gak bisa dimasak lagi." Raya memberitahu sebelum mereka masuk ke dalam rumah. Dia hanya takut jika tiba-tiba Alfan meminta untuk dimasakkan sesuatu olehnya.
"Nanti kita beli setelah beres-beres rumah. Lagian gue masih gak terlalu laper juga kok," sahut Alfan yang langsung diangguki oleh Raya.
Mengenai panggilan, mereka masih menggunakan 'gue-lo' karena masih sama-sama canggung. Pun Alfan sendiri tempo hari juga pernah berkata, bahwa saat ini mereka sedang dalam pendekatan setelah menikah. Mereka benar-benar akan menjalani rumah tangga ini secara legowo. Satu prinsip mereka, yaitu menikah sekali seumur hidup. Maka dari itu, saat ini mereka sedang saling membiasakan diri, walaupun memang membutuhkan waktu.
Saat ini mereka tengah membagi tugas. Raya akan membereskan barang-barang Alfan dan menata barang-barang miliknya yang ada di kamar mereka nanti, sedangkan Alfan akan membereskan ruang tamu dan halaman depan yang cukup berantakan karena ditinggal beberapa hari oleh pemiliknya. Bahkan juga Alfan berencana untuk mencuci motornya jika nanti dia selesai membersihkan halaman depan.
Di rumah minimalis yang hanya ada 1 lantai itu terdapat 2 kamar utama yang masing-masing memiliki kamar mandi. Kamar pertama adalah kamar tempat mendiang neneknya dulu dan kamar yang ditempati oleh Raya. Mereka sepakat akan menempati kamar mendiang nenek Raya karena ruangan tersebut lebih luas daripada kamar Raya, pun juga ranjangnya yang lebih besar daripada ranjang tipe single bed milik Raya. Awalnya Alfan menolak untuk menempati kamar mendiang nenek Raya karena takut jika nanti almarhumah nenek datang atau hantu lainnya. Sejak itulah Raya menyimpulkan bahwa Alfan yang katanya keren itu juga takut terhadap hantu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Estungkara dan Harsanya [TAMAT]
Romance"Jangan ajari gue sabar. Gue dijodohin sama bocah ingusan yang belum tamat SMA." - Raya. "Bocah yang lo sebut ingusan itu juga bisa bikin bocah, lho, Kak." - Alfan. [ 08.14 pm ] Pertama kali dipublikasikan pada tanggal 15 Januari 2024 © Februari, 20...