⟨ 18. TAHUN BARU ⟩
“Mungkin ini baru langkah awal kita, tapi aku harap agar kita bisa melewatinya bersama. Bersama-sama untuk membangun rumah yang hanya ada aku, Kakak, dan anak-anak kita nanti. Semoga.”
— happy reading —
Beberapa hari setelah perginya sang Oma, Alfan dan Raya kembali menempati rumah mereka. Hari ini adalah hari terakhir di tahun 2022, keduanya berniat untuk merayakan tahun baru berdua di rumah saja. Tadinya Alfan diajak teman-temannya untuk merayakan tahun baru di kafe milik Nadeo, namun Alfan menolaknya karena jalanan sudah dipastikan akan macet nantinya. Terlebih lagi jika mengajak Raya keluar rumah tengah malam, dia tidak mau Raya sakit. Raya baru saja sembuh setelah dua hari lalu mendadak demam tinggi.
"Ini jagungnya mau dibakar sekarang atau nanti aja, Kak?" tanya Alfan yang sedang membawa sekantung kresek berisi jagung.
Raya yang sedang mencuci selada untuk barbeque nanti pun menoleh. "Sekarang jam berapa?" tanyanya.
Alfan menengok jam yang ada di dinding. "Udah jam setengah sepuluh ternyata, Kak," katanya dengan raut sedikit terkejut. Pasalnya sedari bada isya, mereka berdua sudah sibuk menata perlengkapan untuk barbeque di halaman rumah. Tempat yang biasa dipakai untuk memarkirkan motor yang akan dipakai, sedangkan motor Raya sudah dimasukkan ke dalam rumah, dan motor Alfan dibiarkan ada di luar. Alfan baru kembali setelah membeli jagung, yang tadi sempat terlupa untuk dibeli.
"Bakar sekarang aja. Di depan banyak orang, ya?" Raya bertanya karena walaupun dia ada di dapur, terdengar suara para tetangga dan anak-anak yang sedang berkumpul di luar.
Alfan mengangguk. "Biasa, lagi main petasan. Aku ke depan bakar jagung dulu, ya, Kak." Raya hanya membalasnya dengan anggukan. Selain mencuci selada, Raya juga tengah membuat saus barbeque berbekal dari resep di YouTube.
Ini adalah tahun baruan pertama Raya bersama seseorang, setelah neneknya meninggal dunia. Perayaan tahun baru sebelumnya Raya tidak pernah atau bahkan terpikirkan untuk merayakannya. Bagi Raya, seperti biasa tahun akan berganti dan besoknya akan kembali beraktivitas seperti sediakala. Tahun baru kemarin saja Raya memilih untuk diam di rumah sembari menonton film hingga tengah malam. Kemudian di tengah film, Raya akan ketiduran dan bangun ketika matahari sudah menyinari bumi.
Namun tahun baru kali ini, Alfan mengajaknya untuk barbeque-an di halaman depan rumah. Katanya sambil berbaur dengan para tetangga mereka, yang memang jarang sekali untuk bertemu. Alfan benar-benar membuat hidup Raya menjadi lebih berwarna.
Ketika Raya berniat untuk menyusul Alfan, dia melihat suaminya itu tengah bermain kembang api bersama anak-anak tetangga. Senyumannya yang merekah itu menjadi atensi Raya semenjak dia berdiri tak jauh dari mereka. Apakah Raya pernah mengatakan bahwa suaminya itu sangat menyukai anak-anak? Benar. Alfan sangat menyukai anak kecil, siapa pun anak kecil yang ia temui, pasti akan langsung akrab. Aura kebapakannya langsung menguar begitu dekat dan bermain dengan anak kecil.
Dengan anak orang saja Alfan sangat baik, apalagi dengan anak mereka sendiri kelak?
Tunggu. Apa yang baru Raya pikirkan?
Raya menggelengkan kepalanya cepat. Apa yang kamu pikirkan, Raya! Batinnya.
"Kenapa, Kak? Kepala Kakak pusing lagi? Atau badan Kakak demam lagi?" Tiba-tiba saja Alfan sudah berdiri menjulang di depannya, sembari menatapnya dengan tatapan khawatir.
Bukannya menjawab, Raya malah menatap Alfan diam. Terkadang perhatian-perhatian kecil yang diberikan Alfan membuatnya mendadak seperti patung. Belum lagi skin ship yang biasa dilakukan oleh Alfan, membuat seluruh tubuh Raya menjadi tegang seolah tersengat listrik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Estungkara dan Harsanya [TAMAT]
Romansa"Jangan ajari gue sabar. Gue dijodohin sama bocah ingusan yang belum tamat SMA." - Raya. "Bocah yang lo sebut ingusan itu juga bisa bikin bocah, lho, Kak." - Alfan. [ 08.14 pm ] Pertama kali dipublikasikan pada tanggal 15 Januari 2024 © Februari, 20...