11. Dimas dan Daffa

30 15 23
                                    

"Walaupun mustahil menjadi ibu yang sempurna. Namun, seorang ibu pasti berusaha untuk menjadi ibu terbaik untuk anak-anaknya."

Suatu hari ditahun 2003 seorang ibu, sebut saja Nirmala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suatu hari ditahun 2003 seorang ibu, sebut saja Nirmala. Satu tahun yang lalu dia baru saja melahirkan putra kembarnya yang diberi nama Dimas dan Daffa. Sebagai tanda cinta sang ibu kedua putra kembarnya diberi hadiah sebuah kalung dengan inisal nama mereka. DI dan DA. Nirmala sangat bersyukur dengan kelahiran kedua putranya tapi, sayang kebutuhan ekonomi keluarganya sangatlah jauh dari kata cukup bahkan untuk makan saja Nirmala sangat kesusahan. Belum lagi hutang-hutang keluarganya yang menumpuk dan suami yang terjerat narkoba masuk penjara.

Tidak mau membuat kedua putranya menderita Niramla bermakhud membunuh dirinya beserta Dimas dan Daffa yang masih berusia satu tahun dengan membakar diri di rumahnya. Ia muak hidup miskin dan ditagih depkolektor. Belum lagi cap warga tentang suaminya sangat membuatnya sakit hati dan frustasi. Ia tak mau jika nanti ketika si kembar sudah besar justru akan mempersulit mereka. Walhasil Nirmala memutuskan untuk bunuh diri saja beserta kedua anaknya.

Dia menyiram bensin ke tubuhnya dan ke tubuh Dimas dan Dhafa sambil menahan isak tangisnya. Si kembar ikut memangis. Mungkin mereka merasakan kepedihan dan kesedihan ibu sehingga turut menangis.

''Maafkan ibu, ya Nak,'' gumam Nirmala bersiap memantik korek api di tanganya dan api pun berkobar.

WUUUSSSHH. Api begitu cepat berkobar ke seluruh bagian rumah yang Nirmala juga tuangkan bensin. Dia menangis memeluk kedua putra kembarnya di dalam kobaran api yang terus merambat ke seluruh rumahnya. Mereka masih belum terbakar tapi panas api cukup membuat si kembar menangis histeris dalam dekapan ibu.

Nirmala agaknya tidak tega jika harus membiarkan kedua putra kembarnya ikut terbakar bersama dirinya sehingga memeluknya begitu erat. Dalam hati kecilnya perempuan itu berharap akan ada orang yang menolong Dimas dan Dhafa meski dirinya harus mati.

Api mulai mendekat pada ranjang tempat mereka bersimpuh. Tangis si kembar semakin menjadi apalagi saat atap di kamarnya rubuh dan kayunya yang panas menimpa tangan Dimas.

''ASTAGFIRULLAH. DIMAS!'' Pekik Nirmala berrusaha menyingkirkan batang kau yang jatuh dari tangan putranya.

Dalam kepasrahan itu seorang tetangga, bisa dibilang teman baiknya memberanikan diri masuk ke kamarnya dengan membawa handuk basah guna menyelamatkan mereka. Para tetangga di luar berusaha memandamkan api dan memanggil pemadam juga.

''YA TUHAN, NIRMALA, APA YANG KAMU LAKUKAN?'' pekiknya medekat tapi, kobaran api membuatnya kesusahan menggapai Nirmala.

''Ningsih tolong selamatkan mereka,'' pinta Nirmala pada tetangganya itu. Nirmala berhasil menyingirkan batang kayu itu dari tangan Dimas dan membuat tangannya terluka karena batang kayu itu sangat panas.

Dia memberanikan diri melompat dari atas ranjang yang sudah berkobar api di bawahnya sambil menggendong kedua anaknya yang masih terus menangis. NIrmala segera menyerahkan kedua anak kembarnya pada Ningsih disaat kedua kakinya sudah terbakar karena tadi dia sempat terjatuh saat melompat dan kakinya tepat terkena api yang berkobar dari bawah ranjangnya.

Orang Miskin Baru (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang