26. Surat Kecil Dari Caca

3 0 0
                                    

"Tidak ada yang pernah memberi tahu kamu bahwa kesedihan terasa seperti ketakutan."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
.
.

Halo kakak Alvin, kakak Elvano dan kakak Andra. Kenalin, nama aku Salsabila. Kakak bisa panggil aku Caca. Kata ibu, kalian kakak-kakaknya aku. Ibu banyak cerita tentang kakak. Katanya kakak-kakak baik.

Kak Andra sering usil kata ibu, berarti kak Andra nakal iya? Sama kayak aku.

Kalau kak Alvin katanya pinter masak, Caca pengen cobain masakan kak Alvin tapi kata ibu, kak Alvin udah pergi ke surga. Ayah bilang, surga itu tempat yang indah dan tempat orang-orang baik. Caca seneng dengernya, kalau kak Alvin pergi ke surga.

Kak Elvino, ibu cerita kalau kakak anaknya yang paling pinter. Jadi, nanti caca boleh minta ajarin sama kakak El ya. Caca suka diolok-olok di sekolah sama temen-temen. Soalnya nilai Caca jelek.

Caca gak sabar ketemu sama kakak-kakak. Caca pengen maen sama kalian. Tapi, Caca takut lihat kak El sama kak Andra marah-marah kayak kemarin. Ibu cerita ya ke kalian, kalau Caca nakal? Caca janji gak nakal lagi deh.

Plis, tolong terima Caca jadi adik kalian ya, plis, plis, plis. Caca mohon.

Kalau kakak-kakak mau, tolong telpon Caca ke sini ya: 085xxxxxxxxx

Rasanya begitu sakit setelah membaca surat dari Caca yang katanya adik kami. Mengingat kemarin kami berdua membentak ibu di hadapan anak sekecil Caca. Dia pasti merasa sakit hati juga. Bahkan Caca mengira kami berdua memarahinya. Aku sempat meneteskan air mata ketika Caca bercerita tentang kami. Bercerita juga tentang kak Al yang jago masak. Aku kangen dengan masakan kak Al. Caca benar, kak Al sudah di surga karena dia orang baik dan pantas mendapatkannya.

Sekarang aku dan Andra gak tahu harus hidup bagaimana tanpa kehadiran kak Al di sisi kami. Kami berdua benar-benar gak bisa hidup tanpa kak Al. Kak Al segalanya buat kami. Kemarin, aku memang mengatakan ke ibu bahwa kami terbisa hidup tanpanya. Sayangnya, itu salah. Kami berdua, aku dan Andra gak akan bisa hidup setidaknya tanpa kakak sulung kami. Kami berdua, selalu bergantung sama kak Al.

Padahal kami tahu, kak Al jauh lebih membutuhkan dibanding kami. Sebagai kakak tertua, kak Al benar-benar memerankannya dengan baik. Dia juga melakoni peran seorang ayah untuk aku dan Andra, menjaga kami dikala kami sakit. Begitu pula berperan menjadi seorang ibu yang memberikan kasih sayangnya dengan tulus kepada kami. Selalu membuatkan makanan lezat setiap hari.
Kak Al. Andai saja nyawaku bisa ditukar dengan kak Al, aku rela akan menukarnya.

Setelah membaca surat kecil itu bersama, Andra langsung keluar rusun begitu saja dengan wajahnya yang datar. Gak memberikan respon apa pun tapi, aku yakin, Andra juga merasakan apa yang sedang kurasakan ini. Biar bagaimana pun, Caca gak salah. Dia hanya kecil. Gak pantas rasanya kami harus melampiaskan kemarahan padanya juga.

Orang Miskin Baru (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang