"Kadang, kamu harus kehilangan seseorang sebelum akhirnya menyadari betapa berartinya dia dalam hidupmu."
Semua orang rusun tengah menunggu kedatangan Al. Tak sedikit dari mereka yang menangis. Kami semua merasa kehilangan dengan cowok itu. Kata Friska yang menunggu di rumah sakit, operasinya gagal. Al meninggal di tengah-tengah operasi. Andra bahkan sampai pingsan katanya. Syok karena kakaknya tak selamat.Suara sirine ambulance terdengar. Gue, adik-adik dan orang rusun menyambut kedatangan Al sekeluarga bersama Friska dan Mirza yang menemani mereka. Gue bisa melihat mata El dan Andra sudah memerah dan bengkak akibat menangis.
Siapa yang tak merasa kehilangan dengan cowok sebaik Al. Dia benar-benar panutan di rusun ini. Setiap pagi dia akan mengajar anak-anak di sini bahkan tanpa bayaran. Karena sebagian dari mereka tak punya biaya untuk sekolah. Kadang ibu-ibu dari anak-anak itu membayar dengan lauk-pauk yang mereka buat atau sayur-mayur yang mereka punya.
Al juga sering membantu Lisa mengerjakan PR bersama Andra adiknya. Dia juga yang menemani Noah bermain dengan kucing yang sering datang ke rusun ini. Kadang melerai Julian kalau lagi berantem dan adu mulut sama ibu-ibu julid di sini atau sama anak-anak dari luar rusun. Julian sering banget dikasi wejangan sama Al.
"Dari pada mendengarkan suara sumbang yang mengejek keluargamu. Lebih baik kamu buktikan dengan prestasi," begitu salah satu nasehat yang gue denger dari Al buat Julian.
"Noah, gak selamanya Abang kamu bisa memenuhi semua keinginan kamu. Dia punya tanggungjawab sama semua adiknya. Jadi, bersabarlah. Kan anak cowok, harus kuat dong. Gak boleh cengeng." Gue terharu waktu Al kasih wejangan ini ke Noah.
"Sa, kalau jadi adik ipar kakak, tolong ubah Andra ya, biar cair es-nya."
"Siaap kakak ipar, hehe."
Sepertinya Al sudah siap pergi meninggalkan kami. Sayangnya, kami yang tidak siap ditinggal olehnya. Dia bagaikan permata di rusun ini. Senyumnya bisa buat semua orang merasa damai. Apalagi Friska. Cewek itu suka sekali nempel-nempel sama Al. Gue gak tahu sih, sebenernya kutu kupret satu itu suka sama si duda atau bujang ini. Au ah!
Usai Al dimakamkan kami semua telah kembali ke rusun. Begitu pula Andra dan El. Tadi mereka sempat kami paksa untuk ikut kembali bersama kami karena sudah mau hujan. Takut mereka sakit.
"Lisa, ayo balik," ajak gue. Dari tadi dia gak mau beranjak dari rusunnya Andra. Katanya pengen nenangin cowok itu. Padahal yang mau ditenangin udah masuk kamar. Dikunci pula.
"Biarin Andra sendiri dulu, ayo balik." Dengan bibir yang manyun Lisa akhirnya menurut.
"El, yang kuat ya." Gue menepuk bahu El sebelum keluar.
Kami juga pernah merasakan hal seperti ini ketika mama meninggal. Mama meninggal waktu adek-adek gue masih kecil. Hari itu juga menjadi hari terberat bagi kami. Begitu pula sekarang, ini dialami oleh El dan An.
KAMU SEDANG MEMBACA
Orang Miskin Baru (Hiatus)
Teen Fiction[Jangan ditungguin karena gak bakal lanjut 🙃] Kehidupan mewah dan glamour bagi Devan dan ketiga adiknya kini hanya bayang-bayang belaka. Mereka harus tinggal di rumah susun dengan atap bocor, dinding tipis, ruangan tanpa AC dan segala kekurangan la...