Happy reading and sorry for typo....
***
Hembusan nafas kasar beberapa kali Willi keluarkan guna menetralkan perasaannya yg sedang tak karuan.
Tubuh lelahnya ia dudukan di bangku tunggu dengan kedua tangan yg menopang dagu,sedangkan Seno berada tepat di sampingnya,pemuda yg sebentar lagi akan melepas masa lajangnya itu tampak menekuk wajahnya muram
"Maafin aku Pah,gak seharusnya aku maksa Jimmy buat cerita"lirih Seno merasa bersalah.
Puk
Willi mengangkat senyum tipisnya, menepuk bahu sang putra sulung yg tengah dilanda perasaan bersalah.
"bukan salah kamu Seno,kondisi Jimmy emang belum sepenuhnya stabil" ucapnya mencoba menenangkan.
"tapi aku udah buat Jimmy drop Pah,harusnya aku bisa nahan diri buat nggak nanya nanya dulu sama Jimmy yg jelas jelas baru sadar"
Ia benar benar merasa bersalah,karena pertanyaan yg ia ajukan,adiknya drop. Usai meluapkan perasaannya yg selama ini ditahan,Jimmy mendadak mengalami sesak nafas,dan sekarang Dokter tengah memeriksanya hingga mereka harus menunggi diluar.
"stop nyalahin diri kamu sendiri Seno, kamu cuman ngerasa khawatir doang sama Jimmy,makannya kamu nggak bisa nahan diri buat nanya sama dia"celetuk Alena lembut dengan tangan yg mengusap ngusap bahu sang kekasih.
"Lena bener Seno,udah,kamu nggak usah mikirin apa apa lagi,kamu fokus aja sama pernikahan kamu besok, jangan sampai ditunda tunda lagi"timpal Willi.
Seno menghembuskan nafasnya kasar,ya,Papahnya benar,ia harus fokus pada pernikahannya,Ia sudah berjanji pada kekasihnya,bahwa apapun yg terjadi,ia akan menikahinya.
Tunggu,mengapa ia merasa ada yg aneh dan kurang?.
Seno mengangkat pandangannya, matanya beredar kesana kemari, kemudian netra kembar itu membola sempurna saat ia baru menyadari sesuatu.
"Pah,Mamah kemana?!"
.
.
.
.
.Berjalan gontai keluar dari rumah sakit. Pergi adalah satu satunya hal yg ada dipikirannya saat ini.Ia tak ingin melukai keluarganya lagi.Keadaan kejiwaannya yg selalu tak stabil hanya akan membuat keluarganya terluka jika ia masih bersama dengan mereka.
Ia merasa jika menjauh dan menghilang dari hadapan mereka adalah jalan yg terbaik.
"hiks....aku harus pergi....hiks....aku nggak mau mereka terluka lagi"isaknya seraya menghapus kasar air mata yg terus mengalir di pipinya dengan punggung tangannya.
"Tante!"
Langkah wanita yg berstatus menantu pertama keluarga Anderson itu terhenti saat rungunya mendengar suara yg tak lagi asing untuk ia dengar.
Dengan kondisi yg masih sesegukan,ia melihat Vallant dan juga Alvin yg tengah turun dari motor mereka dan kini berjalan menghampirinya.
"Tante mau kemana?"
Bukannya menjawab,suara yg teramat ia rindukan itu malah membuatnya menangis keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
[03].Sebuah Topeng 2:Vallant [Slow Update]
FanfictionVallant Zeevano Anderson,atau biasa dipanggil Vallant,seorang pemuda yg memiliki paras yg sama dengan Victor namun pribadi mereka berbeda. Jika Victor memiliki pribadi yg ceria untuk menutupi keadaan yg sebenarnya,sedangkan Vallant memiliki pribadi...