06. Persahabatan
Saat ini di kelas Celina begitu ricuh karena guru yang seharusnya mengajar tidak hadir entah apa alasan guru tersebut yang pasti Celina dkk, juga merasa begitu senang.
Lantas keempat gadis tersebut sedang duduk manis di kantin. Ini atas usulan Celina, karena Celina tidak terbiasa dengan suasana yang ricuh.
"Ngomong kek babi, diem bae dari tadi" Celina angkat bicara, karena sedari tadi teman-temannya itu tidak banyak bicara seperti biasa nya. Sehingga suasana terasa canggung.
"Cel, coba lo kurangin-"
"Apa Ziva sayang. Kali ini apa lagi yang harus di kurangi. Kemarin lo suruh gue kurangin tidur larut malam, udah gue lakuin. Terus lo suruh gue kurangin keluar malem, udah juga. Kali ini apa? Kurangin berat badan? Males sih udah pas ini badan gue semok gini." Ujar Celina dengan menggebu-gebu.
"Bukan gitu Cel, oke-oke. Intinya gue peduli dan sayang sama lo"
"Nah gitu, jangan ngomel mulu, Ziv." Bagaikan Teletubbies Celina dan Ziva berpelukan. Ralat Celina lah yang memeluk tubuh Ziva.
"KAK REY, CELINA NIH. MINTA DI TRAKTIR"
Plak. Plak
Dengan reflek Vanya menampar mulut Reni yang barusan berteriak. Dan juga Celina dengan reflek memukul tangan Reni dengan begitu kuat.
Entah apa yang terlintas di benak Reni sehingga dia berteriak begitu saja. Memang kalau Reni mulut nya sangat tidak bisa diam. Selalu mencari bahan untuk di bicarakan dan mencari bahan untuk di permasalahkan.
"Ssh bangke" Reni meringis dan langsung menyengir kuda. Memberikan dua jari, jari telunjuk dan jari tengah tanda (✌🏻).
***
Rey yang barusan mendengar teriakan itu hanya mengacuhkan nya begitu saja. Ini bukan yang pertama kali, namun sudah berkali-kali. Entah itu teriakan 'kak, Celina suka sama lo' Rey sudah sering mendengar nya
"Buset, tu cewe ga ada kerjaan banget hari-hari teriak mulu" Leo pusing sendiri mendengar teriakan itu terus yang hampir setiap hari.
"Tapi denger ya, Celina tuh emang cakep. Lo ga mau Rey?" ujar Leyon begitu semangat. Bukan rahasia lagi di antara mereka berlima kalau Leyon naksir dengan Celina.
"Gak"
"Kenapa? Cakep bening begitu, kalo lo emang ga mau mending izinin gue ngedeketin tuh cewe" Leyon memang tidak di izinkan oleh Reyhan untuk pdkt dengan Celina entah apa alasan lelaki itu.
Rey memberikan tatapan tajam nya stelah mendengar kalimat dari Leyon. Lalu sekilas Rey mengalihkan pandangannya ke arah meja yang terisi empat gadis tersebut.
"Beda Agama" singkat, padat, jelas.
"Kalo ga beda agama gimana hayooooo" dengan heboh Abi menyambar ucapan Rey begitu saja.
Rey hanya melirik singkat ke arah Abi dan mengabaikan ucapan Abi.
"Nah kalo sama lo kan beda agama, kalo sama gue seagama Rey" lagi Leyon masih tak menyerah ingin mendekati Celina.
"Intinya jangan ada yang berani deketin dia!!" ujar Rey mutlak.
"Labil lo" Azwan yang sedari tadi hanya menyimak pembicaraan teman-temannya kini dia angkat bicara.
"Wow." Abi terkekeh mendengar ucapan Azwan barusan. Karena itu juga yang ada di pikiran Abi, Rey ini sangat labil entah apa maksud nya melarang Leyon untuk mendekati Celina.
***
Rey menghampiri meja Syera Fitri. Teman sekelas Rey yang sangat jago dance.
"Sye, Lo bisa gantiin Misel untuk jadi cheearleader ga? Buat tanding basket seminggu lagi, soalnya Misel kakinya keseleo."
Syera yang sedang menulis di bukunya mendongakkan kepalanya. "Gue juga lagi ga fit Rey. Tapi lo tenang gue bakal cari ganti nya. Dia ade kelas, tapi jago ngedance juga."
"Ya udah, gue serahin ke lo aja ya Sye"
Stelah mendapatkan anggukan singkat dari Syera, Rey beranjak kembali ke mejanya.
***
"Seminggu lagi ada pertandingan basket"
Brak. Celina menggebrak meja sehingga antensi seluruh kelas menatap ke arah empat gadis itu.
"Hehe maaf keun. Tadi gue mau nangkap kecoa, iya kecoa" ujar Celina meminta maaf kepada seluruh teman sekelas nya. Karena sudah mengganggu konsentrasi mereka.
"Celina goblok"
"Diem Ren"
"Ziva lo tau dari mana tuh ingpo?"
"Nathan barusan bilang"
"Pasti nanti banyak cowok ganteng datang ke sekolah kita" Vanya berbicara sambil senyam-senyum.
"Bagus deh, biar gue bisa liat kak Rey"
"Celina. Revy juga ikut" kini Ziva kembali berbicara.
"Tapi kan Revy lagi sakit"
"Skil Revy lebih oke dari pada Nathan. Nathan cuma jadi cadangan doang"
"Iya cowo lo kan mana tahan, orang kerjaannya ngudud mulu lari dikit pasti langsung cengap" sindir Celina, untuk Ziva.
Karena Nathan Sykes. Pacar nya Ziva itu terkenal dengan kenakalan nya. Berbanding terbalik dengan Ziva yang anak nya teladan dan student smart.
"Celina, Nathan ga kayak gitu kok" Ujar Ziva menyangkal bahwa apa yang di katakan Celina itu tidak lah benar.
"Lo mah emang gitu. Di kasih tau ga pernah mau percaya, bucin tolol lo" Celina sudah muak melihat Ziva, di kasih tau malah tidak percaya.
***Hai-haiii maniez gimana chap kali ini?
Siapa yang ngira kalo Rey bakal
nyuruh Celina gantiin Misel
jadi cheearleader? 🙋🏼♀️Dan kira-kira Sye nyuruh siapa ya untuk gantiin dia?🤔
Spam next untuk lanjut?👉🏼
jangan lupa untuk vote dan berikan komentar manjah kalian!
Selamat berbuka puasa maniez
follow aku ini biar ada notif up nya!
follow ig aku untuk info up
@mariadwiiiii
6 April 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita Beda Agama [end]
Novela JuvenilTerkadang kita harus merasa sakit, agar kita tahu bagaimana cara bersyukur. Namun bagaimana jika sudah bersyukur pun rasa sakit itu tak kunjung menghilang malah bertambah. Mencintai seseorang dengan sangat namun beda keyakinan. Sudah beda keyakinan...