13. Kekecewaan
Haria ini Celina berangkat sekolah dengan tidak ada semangat sedikit pun seperti biasanya. Dahsyat! Celina baru sampai di sekolah pada pukul 09.00 WIB.
Celina masuk ke sekolah lewat tembok belakang sekolah. Sesampainya di area sekolah Celina langsung melangkahkan kakinya ke arah rooftop sekolah. Betapa terkejut Celina melihat Reyhan dkk. Yang saat ini bolos, tumben sekali mereka pasukan unggul terlebih Rey. Sungguh tak terduga!
"Waduh sayang, baru dateng udah langsung anu!" Barusan Leo lah yang berujar, dan seluruh pandangan semua orang tertuju pada Celina. Celina yang mendapatkan sapaan itu meringis pelan sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Maaf ya gue udah ganggu kalian" saat membalikan tubuhnya,
"Udah gabung aja, biasa juga lo gabung sama anak laki-laki kan!!" ujar Leyon menghentikan langkah Celina. Berbalik dan tersenyum lalu melangkahkan kakinya menuju Rey yang sedang duduk santai. Celina menjulurkan paper bag yang berisi hoodie milik pemuda itu. " Makasih banyak kak atas semuanya, ini hoodie milik lo. Gue usahain buat ga ngerepotin lo lagi." ujarnya dengan berbisik agar tidak di dengar oleh siapapun lalu memberikan senyuman termanis nya.
Reyhan menerima paper tersebut lalu angkat bicara. "Lo pada keluar! Tunggu gue di lapangan" yang langsung di turuti orang-orang di situ termasuk Celina.
"Marcelina Azura tetap di sini." Dengan penekanan di setiap kalimatnya. Celina kembali diam di tempat.
Stelah diam cukup lama akhirnya Rey angkat bicara. "Gue ga tau apa masalah lo, tapi gue harap lo ga perlu ngelukain dir lo sendiri. Jangan geer! Ingat dua hari lagi acaranya!" Stelah itu Rey meninggalkan Celina sendirian di tempat tersebut.
"Babi lo Rey, gue baper jancuy!" Percayalah saat ini pipi Celina persis seperti kepiting rebus.
Saat jam istirahat Celina masuk ke dalam kelas dengan santainya. Para sahabat Celina reflek mengumpat melihat kelakuan Celina yang semakin hari semakin gila. "Anjing! Celina ga punya otak" Dengan kesal Reni berujar, rasanya Reni ingin membenturkan kepala Celina ke dinding!
"Enak aja ngatain gue ga punya otak, gini-gini gue punya otak ya! Meski mungil" tak terima Celina melirih di akhir kalimat nya.
"Gue pengen musnahin lo dari muka bumi ini -"
"ZIVA MARGARETHA!" Teriakan itu sontak mengejutkan orang-orang yang ada di dalam kelas. Dengan sigap Celina berdiri di depan Ziva. "Mau apa lo kali ini bajingan?!" Dengan angkuh Celina mengangkat tinggi dagunya berhadapan dengan Nathan pacar nya Ziva.
"Geser" desis Nathan.
"No! Kalau cuma mau nyakitin temen gue lagi, mending lo pergi biar gue aja yg nyakitin."
"Geser Celina!"
"Ga mau Nathan!" Balas Celina dengan berteriak, lantas Ziva yang berada di belakang Celina langsung memegang bahu Celina. Celina berbalik menghadap Ziva yang berada di belakang tubuhnya.
"Ziv, lo jangan mau selalu di kasarin sama dia!" Dengan penuh penegasan Celina berujar.
Saat tahu Celina lengah dengan cepat Nathan menarik Ziva keluar. "Nathan babi ngepet" Sudah jelas itu makian Celina.
***
Malam tadi Celina benar-benar merasa tidak berguna, karena setelah kejadian tadi malam di mana ibunya menatapnya dengan penuh kekecewaan dan benci.
Tanpa mengucap sepatah katapun Mamanya pergi begitu saja. Celina tidak tahu harus berbuat apa lagi. Ketika ingin menjelaskan. "Mama kecewa sama kamu, mama ga suka liat muka kamu lagi. Mama muak!" Kalimat itu yang langsung terucap dari Noverida. Menunjukkan betapa tidak sukanya dia terhadap Celina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita Beda Agama [end]
Novela JuvenilTerkadang kita harus merasa sakit, agar kita tahu bagaimana cara bersyukur. Namun bagaimana jika sudah bersyukur pun rasa sakit itu tak kunjung menghilang malah bertambah. Mencintai seseorang dengan sangat namun beda keyakinan. Sudah beda keyakinan...