Welcome back deui jeung bumii😭🫶🏻
Vote komennya jangan lupa, yang silent readers awas shaumnya bolong😭🙏🏻
Baca ini jam berpaa?
Absen hadir dulu sini❤️🔥
Happy Reading 💞
°°°
“Jangan takut ukhti istri, mas badboy selalu ada bersama ukhti istri.”
~Muhammad Azzam Elfahreza~
°°°
Bukan, bukan seseorang yang kalian curigai itu yang menjawab, bukan gadis yang penuh obsesi akan kegilaan cintanya pada lelaki yang telah beristri.
"Anjing, maksud lo apa hah?!" tanya Sabian yang langsung membogem Renzo beberapa kali.
Renzo yang mendapat serangan dadakan pun langsung tersungkur ke bawah. Dia bangun kembali dan mengelap sudut pinggir bibirnya yang terasa ngilu.
"Maksud kamu Renzo? Bapak gak ngerti, masa iya mereka sudah nikah," tanya bapak guru itu sembari memungkas perkataan Renzo yang begitu tak masuk akal. Aneh.
Masih sekolah tapi sudah nikah, tidak mungkin!
Apalagi Mozza gadis baik-baik, masa iya nikah karena- tidak, ia tidak boleh menyimpulkan yang tidak-tidak. Itu tidaklah baik.
"Mereka sudah menikah pak, bapak gak percaya? Saya punya buktinya," jelas Cindy dengan ragu-ragu ia memberikan sebuah foto cincin yang melingkar di dua tangan tersebut. Ada juga video dimana Mozza menyalimi tangan Azzam. Cindy bukan ragu karena takut, melainkan karena dia tahu akan dihantui rasa bersalahnya setelah ini.
Maaf Za. Gue di suruh. Cindy melihat bagaimana Mozza tersenyum getir saat banyak cibiran panas yang mengatai tentang gadis itu dengan buruk.
Tidak menangis, tapi Cindy dapat memastikan jika gadis itu sedih. Cindy benar-benar menyesal, mungkin setelah ini dia akan meminta maaf pada Mozza. Tidak peduli akan diterima atau tidak maafnya.
Acara sekolah yang tadi berjalan lancar, kini rusak begitu saja. Lomba yang akan di lanjutkan di pending dulu hingga masalah kedua murid SMA Lima Sila ini selesai. Azzam dan Mozza di mintai untuk masuk ke ruang kepala sekolah, dan semuanya di bubarkan.
Orang tua Azzam dan Mozza juga sudah di panggil oleh kepala sekolah agar datang secepatnya, ke SMA Lima Sila.
°°°
"Maksud lo apa Renzo?! Kenapa lo bongkar, sialan! Sahabat gue salah apa bangsat sama lo?!" Sabian benar-benar tak menyangka jika yang memberi tahu adalah Renzo, orang yang memang saat ini sudah sedikit ia beri kepercayaannya.
"Lo najis tau gak!" umpat Reygan tepat dengan menunjuk wajah Renzo.
"Lo, sialan! Mati aja gih," usul Langit dengan senyum sinisnya sembari menepuk pelan bahu Renzo.
Kenzo dan Vano tak tinggal diam, mereka juga ikut andil menghajar Renzo hingga Renzo berteriak kesakitan, namun tak urung mereka akhirnya berhenti. Arsen, Vindra, Bintang, dan terakhir Cindy, gadis itu di gandeng Renzo tadi untuk ikut ke rooftop.
"Sorry," hanya satu patah kata saja yang mampu keluar dari mulut Renzo.
Sabian benar-benar emosi sekarang, tangannya terpukul kuat, rahangnya mengeras, menahan umpatan-umpatan Yang sebentar lagi akan keluar. "Sialan lo, Renzo! Setelah lo bikin sahabat gue sama bininya kena masalah! Lo cuma bilang sorry doang?! Lo sengaja hah?! Lo lupa kalau Azzam pernah bilang, tolong jangan kasih tau siapapun, lo lupa hah?! Nyesel gue pernah percaya sama lo," katanya di akhiri kekehan yang sedikit menyakitkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZZAMOZZA [terbit]
Dla nastolatkówMuhammad Azzam Elfahreza, itu namanya. Lelaki yang mengancam Mozza agak tak menerima perjodohan konyol ini. "Kalo sampai lo gak nolak perjodohan konyol ini, siap-siap aja, lo akan gue siksa tiap hari!" "Maaf, tapi Mozza gak bisa nolak perjodohan ini...