𝟬𝟵. 𝗔 𝘀𝘂𝗱𝗱𝗲𝗻 𝗰𝗼𝗻𝗳𝗲𝘀𝘀𝗶𝗼𝗻

213 73 4
                                    

' 𝗕𝗜𝗧𝗧𝗘𝗥𝗦𝗪𝗘𝗘𝗧 '
𝗖𝗵𝗮𝗽𝘁𝗲𝗿 𝟵 : 𝗔 𝘀𝘂𝗱𝗱𝗲𝗻 𝗰𝗼𝗻𝗳𝗲𝘀𝘀𝗶𝗼𝗻

ৎ୭

Sudah seminggu belakangan ini hanni dan satya terlihat semakin dekat, satya juga sudah mulai terbiasa dengan kehadiran hanni yang selalu datang tiba-tiba walau satya belum juga memiliki perasaan yang sama pada hanni. namun kedekatan mereka membuat juga membuat ica lebih gencar mendekati satya, bahkan mulai berani untuk mengajak cowok itu jalan-jalan dan menemaninya belanja. namun satya menolak hal itu dengan alasan sibuk dan tidak memiliki waktu untuk hal-hal seperti itu.

Upacara sedang berlangsung dengan hikmat, kevin sebagai pemimpin upacara memberi perintah hormat kepada sang bendera merah putih, diiringi lagu Indonesia raya yang di nyanyikan anggota paduan suara, upacara berlangsung dibawah panas matahari.

Hanni mengusap keringatnya yang bercucuran, kepalanya pusing bukan main sedari tadi karena gadis itu belum kemasukan sedikitpun asupan sejak pagi. hanni melirik kearah barisan kelas satya sekilas untuk memastikan cowok jangkung itu baik-baik saja. tak lama kemudian pengibaran bendera sudah selesai dan saatnya untuk mendengarkan amanat dari kepala sekolah yang tidak ada habis nya. hanni menghela nafas berat kemudian menoleh kearah barisan belakang, gadis itu memberi tatapan memelas pada dara selaku anggota PMR yang sedang berjaga di barisan paling belakang bersama anggota PMR yang lain.

dara gue pusing, seperti itulah maksud dari tatapannya.

Dara yang langsung peka lantas hendak berjalan menghampiri hanni, namun belum sempat dara melangkahkan kakinya..

bruk!

semua orang teralihkan pada seorang murid perempuan yang tiba-tiba pingsan, Dara dan teman-temannya sigap berlari untuk memberi pertolongan pertama pada gadis itu, namun yang lebih mengejutkan adalah, satya yang lebih dulu berlari dan menggendong gadis pingsan tersebut, hanni melihatnya, mendadak ia lupa bahwa kepalanya sakit. Anggota PMR lain yang berlarian membawa tandu juga mendadak memperlambat langkah mereka ketika satya mengangkat tubuh siswi itu dan buru-buru berlari menuju UKS diikuti anggota PMR yang lain.

"anjir, si ica pingsan" bisik misya heboh

hanni diam saja, melihat tubuh satya yang mulai menghilang dari pandangannya, selanjutnya pandanganya memutih dan tubuhnya ambruk.

ৎ୭

"Di makan buburnya, jangan diliatin doang" tegur Dara

Hanni mendengus , memandangi semangkuk bubur dihadapannya tanpa nafsu.

"ih ngga mood " rengek hanni

Dara merotasikan bola matanya malas "kenapa lagi sih?" desisnya

"gue tim bubur ngga di aduk, yang ini udah di aduk" ujar hanni lemas.

Dara diam tidak berniat menjawab sudah lelah berbicara dengan temannya yang satu ini dan memilih untuk memainkan ponselnya.

Tiba-tiba terdengar suara notifikasi dari ponsel hanni, layar nya menunjukkan sebuah notifikasi pop up berisi pemberitahuan sebuah pesan masuk dari Satya.

Satyahahaha :
: lo pingsan? misya yg blg

Hanni menekan notifikasi itu kemudian membalasnya.

iya kenapaa? :
khawatir yaa?? aduh jadi malu :

read

Satyahahaha :
: ngarep?

sksksk yaudah kalo engga :
kenapa nanyain? :
read

Satyahahaha :
: salah?

ENGGA SALAH SAMSEK WKWK!! :
btw, lo dimana? pengen ketemu deh :
read

Satyahahaha :
: istirahat dulu
: nanti ketemu

Hanni berteriak gembira dalam hati, namun raut wajahnya yang sumringah dapat menjelaskan keadaan suasana hatinya saat ini. ia langsung mematikan layar ponsel nya dan mulai menyantap bubur yang sudah dingin itu dengan lahap, Dara memandangnya aneh.

ৎ୭

Disisi lain, Ica sedari tadi memandangi satya yang tengah duduk sembari fokus bermain ponsel dari kejauhan, ica sudah sadar dari pingsannya lebih cepat dari hanni sejak hampir tiga puluh menit yang lalu. sekarang ia sedang berbaring di ranjang UKS , keadaannya masih lemas, wajahnya juga masih pucat walau seorang anggota PMR lain sudah memberinya Teh hangat dan roti sebagai asupan.

"kak.. " panggilnya lirih

satya menoleh dengan wajah dinginnya.

"makasih udah nolongin ica"

satya mengangguk-angguk saja sebagai responya kemudian kembali memainkan ponselnya. namun tak lama kemudian kakak kelasnya itu bangkit dari duduknya dan hendak berjalan ke luar dari UKS.

"kak satya mau kemana?" tanya ica

"keluar" ketus nya.

"ica ikut kak, ica takut disini sendirian" ucap ica melas, gadis itu berusaha untuk turun dari ranjang UKS yang lumayan tinggi.

Melihat ica yang kesulitan turun dari ranjang, satya-sebagai manusia yang masih punya hati, menghampiri ica dan membantu gadis itu turun, satya juga mengambilkan sweater milik ica yang diletakkan di kursi kemudian Menyodorkannya, di saat saat seperti inilah ica merasakan perhatian dan sisi hangat dari satya yang selalu terlihat dingin, ia sangat senang dan diam diam tersenyum, satya dapat melihat nya dari tatapan tajamnya, namun seperti biasa, satya tidak peduli dengan hal itu.

"kak satya kenapa mau bantuin ica?" tanya ica pelan setelah ia memakai sweater nya.

"tugas sebagai manusia" jawab yang ditanyai dengan santai.

ica tersenyum tipis, mulai terbiasa dengan jawaban satya yang cuek-cuek saja.

"kak, ica boleh nanya sesuatu?"

"nanti aja ya ca, gue buru buru" tolak satya.

memang benar cowok itu ingin segera bertemu dengan hanni, entah kenapa ia ingin cepat-cepat pergi dari sini dan tidak ingin lama-lama berada dalam satu ruangan dengan adik kelasnya ini.

"please kak" mohon ica lalu memegang lengan satya, namun satya menepisnya pelan berusaha tidak menyakiti gadis ini.

"apa?"

"kak satya, izinin ica suka sama kakak ya?"

detik itu juga, satya merasa jantungnya berdegup lebih cepat, pernyataan yang tiba-tiba membuatnya tidak siap. satya tidak paham pada perasaan nya sendiri.

ৎ୭

To be Continue

©wonarchive



bittersweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang