𝟭𝟰. 𝗦𝗼𝗺𝗲𝗯𝗼𝗱𝘆 𝗣𝗹𝗲𝗮𝘀𝘂𝗿𝗲

162 28 11
                                    

'𝗕𝗜𝗧𝗧𝗘𝗥𝗦𝗪𝗘𝗘𝗧'
𝗖𝗵𝗮𝗽𝘁𝗲𝗿 𝟭𝟰; 𝗦𝗼𝗺𝗲𝗯𝗼𝗱𝘆 𝗣𝗹𝗲𝗮𝘀𝘂𝗿𝗲

ৎ୭

"jangan lupa minum obat, makan yang teratur, ayah pergi dulu"

"Nak satya, saya nitip Hanni untuk beberapa hari kedepan ya? terimakasih banyak ya" selanjutnya, satya bersalim dengan ayah Hanni

"Hati-hati om"

"Hati-hati ayah, jangan lupa doa" ujar Hanni.

Hanni menatap punggung ayahnya yang berjalan memunggunginya setelah sempat berpamitan, punggung yang tampak sudah ringkih itu masuk kedalam Gerbong Kereta. selanjutnya mulai kereta itu mulai melaju. Terlihat ayahnya yang melambaikan tangannya melalui jendela. Hanni membalasnya dengan lambaian tangan dan senyum.

Satya melihat Hanni yang tampak berkaca - kaca. Hanni mengusap matanya setelah kereta itu berjalan menjauhi Stasiun. Sore tadi Ayahnya mendapatkan sebuah panggilan dari boss nya karena terjadi sebuah masalah di salah satu cabang perusahaannya. Maka Ayahnya terpaksa untuk segera pergi bekerja walau hari ini masih waktu cutinya. Cukup sedih baginya karena ayahnya berjanji untuk tetap tinggal hingga hari ulang tahun nya.

"sedih? " tanya Satya bodoh

"gimana ngga sedih, ayah baru pulang sebentar terus pergi lagi, padahal janji bakal di rumah ampe ulang tahun gue" rengeknya.

Satya tidak menjawabnya, kemudian berjalan menuju gerbang keluar bersama hanni yang masih mencoba menetralkan pernafasan nya sesekali mengusap matanya yang berair.

"udah sedih nya"

terdengar gumaman kecil keluar dari mulut satya. hanni yang tidak sengaja mendengar itu terkejut karena biasanya seorang akan berkata 'jangan sedih' atau 'tidak usah sedih' untuk menenangkan orang lain, namun kali ini satya mengatakan suatu hal yang berbeda seolah memintanya untuk tidak berlarut dalam kesedihan yang berkepanjangan.

"iyaa" ucap hanni

" iya apa?" tanya Satya bingung karena ia merasa mengatakan itu dengan suara yang sangat pelan.

"udah ngga sedih" balas hanni sembari terkekeh kecil.

"ooh.. iya" ucap cowok itu canggung.

Mereka sampai diparkiran, Satya menaiki motornya dan segera menyalakan mesinnya. Hanni segera memakai helm yang diberikan oleh satya padanya dan naik.

"Satya, makasih udah mau nganterin gue kesini, harusnya tadi lo langsung pulang aja lagian udah malem" Ujar Hanni.

Satya meliriknya dari kaca spion
"dan ngebiarin cewek sendirian pergi ke stasiun?" ucap satya dingin.
.
.
.

Beberapa jam yang lalu.

Jam menunjukan pukul 7 malam, Hanni sudah selesai mandi dan kini ia sedang sibuk Chatingan dengan Satya, walaupun cowok itu tidak membalas apa lagi membuka pesan darinya. Tiba-tiba muncul notifikasi diatas layar handphonenya yaitu sebuah pesan masuk dari Ayahnya. Hanni buru-buru menekan notifikasi tersebut karena seperti yang ia ketahui, Ayahnya tidak ada di rumah.

bittersweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang