𝟮𝟰. 𝗠𝘆 𝗕𝗶𝘁𝘁𝗲𝗿𝘀𝘄𝗲𝗲𝘁

162 16 5
                                    

' 𝗕𝗜𝗧𝗧𝗘𝗥𝗦𝗪𝗘𝗘𝗧 '
𝗖𝗵𝗮𝗽𝘁𝗲𝗿 𝟮𝟰: 𝗠𝘆 𝗕𝗶𝘁𝘁𝗲𝗿𝘀𝘄𝗲𝗲𝘁
𝗘𝗡𝗗𝗜𝗡𝗚

ৎ୭

Entah sudah berapa kalinya ia menelepon Kevin dan Farel, namun mereka tak kunjung mengangkat panggilan darinya. Satya menoleh kearah pak bambang yang sedang membantu membawa koper dan beberapa barangnya. kemudian berjalan menuju kamar mandi umum untuk menelepon seseorang.

namun entah sengaja tidak diangkat atau orang itu masih tidur. ia menempelkan handphonenya di telinga, sepatunya mengetuk ketuk ubin menunggu jawaban. namun hanni tak kunjung mengangkat teleponnya. wajar saja saat ini masih pukul lima pagi, gadis itu tentu saja masih bergelut didalam mimpinya. Satya mendengus kasar lalu mematikan layar ponselnya putus asa. Hanni pasti sudah tak mau lagi bertemu dengannya, satya sudah cukup banyak menyakitinya.

tidak semua orang akan selalu terlihat baik-baik saja ketika mereka sudah berkali-kali disakiti, ada kalanya dimana mereka berusaha mencari berbagai cara untuk menghindari penyebab mereka merasa sakit. salah satunya adalah dengan pergi dan menghilang.

ৎ୭

Didalam sebuah rumah dengan cahaya remang. Hanni memakai sweater nya sambil melirik handphone yang terus saja berdering menunjukkan nama Satya yang tertera disana. ia sengaja mendiamkan panggilan tersebut, enggan mengangkatnya. Hanni mengusap matanya yang sembab.

Sedangkan di pekarangan rumah Hanni, Kevin tengah memanaskan mesin mobilnya ditemani dengan Farel dan Dara yang juga datang bersama Kevin beberapa menit yang lalu untuk menjemput Hanni. bukan tanpa alasan, mereka akan mengantar Hanni ke stasiun untuk bertemu dengan Satya. Satya yang memintanya. perlu sedikit paksaan untuk Hanni menerima ajakan itu.

Sebelum akhirnya Kevin yang sudah frustasi mengatakan bahwa "setidaknya untuk terakhir kali lo liat Satya disini, han!"

Hingga Hanni pun menurut dan mau diantar ke stasiun. Farel membuka Handphonenya lalu menelpon Satya.

"hanni mau dateng kan?" seorang di sebrang sana bersuara.

"iya, akhirnya mau setelah kita paksa dikit" balas Farel memijit pangkal hidungnya.

terdengar helaan nafas lega dari Satya.
"bagus, Hati-hati. masih ada tiga puluh menit buat kereta nya sampe disini"

"iya ini udah mau otw "

Setelah itu Farel mematikan panggilannya. setidaknya disana, Satya merasa sedikit lega mendengar Hanni mau menemui dirinya.

.

.

Didalam mobil tidak ada yang berani bersuara, termasuk Hanni yang duduk di bangku depan dengan Kevin yang menyetir. bahkan Dara da Farel yang biasanya heboh memilih untuk sibuk dengan kegiatan masing-masing, Farel yang tidur dan Dara yang mengecat kuku nya mendadak. mereka hanya ditemani dengan suara lagu yang sengaja Kevin putar, setidaknya supaya tidak terlalu hening.

"kenapa bilangnya mendadak.." ucap Hanni serak

Kevin melirik kearah nya sebentar, lalu kembali fokus menyetir di jalanan yang masih gelap ini. Kevin tidak menjawab, takut jawabannya akan lebih menyakiti hatinya. begitupun dengan Dara yang sempat menghentikan kegiatan mengecat kukunya.

bittersweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang