𝟭𝟬. 𝗡𝗼𝘁 𝗵𝗶𝘀 𝗽𝗿𝗶𝗼𝗿𝗶𝘁𝘆

197 61 6
                                    

' 𝗕𝗜𝗧𝗧𝗘𝗥𝗦𝗪𝗘𝗘𝗧 '
𝗖𝗵𝗮𝗽𝘁𝗲𝗿 𝟭𝟬; 𝗡𝗼𝘁 𝗵𝗶𝘀 𝗽𝗿𝗶𝗼𝗿𝗶𝘁𝘆

ৎ୭


Selasa pagi yang terik, Sekolah dibubarkan lebih awal karena guru akan mengadakan rapat dadakan, bagi Satya dan teman-temannya hal ini adalah salah satu hal yang perlu di syukuri. Bukanya pulang, mereka memilih untuk pergi bermain billiard. dan disinilah mereka sekarang.

Tak!

"Sikat!"

Farel berhasil memasukan tiga bola berkat Stop shoot yang baru saja dilakukannya, Permainan pertama baru saja dimulai. Kevin memberinya tepukan apresiasi di bahunya, sekarang giliran Kevin untuk melakukan Draw shoot. Satya memperhatikan Kevin dan Jake bermain, mereka sangat jago bermain billiard namun satya tidak berbakat dalam permainan tersebut sehingga satya melihat saja. tidak masalah bagi satya selagi Kevin mentraktirnya cola dan cemilan, kalau begini satya rela menemani mereka hingga besok.

"Sat? lo gamau coba?" farel menawari satya bermain.

satya menggeleng "ngga minat main gituan gua" ucap satya.

"ngga minat atau ngga bisa, sat?" goda kevin.

"udah ah lanjutin" elak satya sembari berjalan menuju sofa. farel dan kevin bertatapan sebentar kemudian melanjutkan permainan mereka.

Satya duduk di sofa hitam tak jauh dari sana, ia menyandarkan tubuhnya di sofa kemudian merogoh saku celananya dan mengambil ponselnya dari sana. satya membuka room chatnya yang ramai kemudian digulirnya kebawah untuk mencari kontak hanni yang tenggelam oleh nomor-nomor tidak dikenal yang mengiriminya pesan.

Satya tidak pernah membalas pesan dari nomor-nomor asing itu, bahkan satya tidak peduli bagaimana para perempuan itu mendapatkan nomornya. Jempolnya berhenti pada sebuah chat masuk dari Hanni, kemudian membuka pesannya.

hanni :
: satya pnya bocoran soal ulangan mtk?
: kata temen-temen kelas lo ada yg punya
bocorannya , kalo ada kirim ya muehehe

belajar :
bkn mlh nyari bocoran :
read

hanni :
: yeeuu nggak a6 lo
: klo ada yg mudah knp harus yg susah
: xixixixi

terserah :
read

hanni :
: besok lo free ngga?

knp? :
read

hanni :
: temenin gue ke makam mama gue ya
: anterin beli bunga sekalian
: kalo lo ngga keberatan aja

Jujur satya baru mengetahui informasi ini bahwa hanni adalah seorang piatu. satya sedikit terkejut membaca pesan dari gadis ini.

ya oke :
read

hanni :
: Thanks yaaa!!
: jadi makin sayang dehh wkwkwwkwkw

Satya keluar dari roomchat hanni, cowok itu tidak berniat membalas pesannya lagi. ketika hendak keluar dari aplikasi chatnya manik mata satya salah fokus pada sebuah nomor asing yang mengiriminya beberapa pesan. satya tidak pernah tertarik untuk membuka atau bahkan membalas pesan-pesan dari nomor asing, namun nomor ini menarik perhatiannya, kemudian dengan ragu-ragu satya menekan nomor tersebut dan membaca isi pesannya.

08××××
: haloo kak! siangg
: ini nomor aku, icaaa
: aku dpt nomor kakak dari kak Kevin!
: tadi aku minta nomor kakak ke dia waktu
pulang sekolah, biar kita bisa chating kan kak?
: simpen nomor ica ya kak, see youu > <

ok :

baiklah sebut saja ica adalah salah satu penggemar satya yang beruntung diantara yang lainnya.


ৎ୭

Satya baru saja sampai di rumah setelah menemani teman-teman nya bermain billiard, sekarang sudah hampir pukul tujuh malam dan satya belum juga mandi. cowok itu membuka pintu kamarnya kemudian memasuki kamarnya yang berantakan itu dengan langkah gontai, satya benar-benar merasa ngantuk sekarang. cowok itu membanting tubuhnya keatas sofa, kemudian mengisi daya handphonenya yang sudah lowbat.

Satya memejamkan matanya sebentar untuk menghilangkan rasa lelahnya, namun ia malah teringat dengan ungkapan ica Kemarin, dimana adik kelasnya itu mengungkapkan perasaanya. sejak hari itu satya masih belum memberi jawaban pada ica, ia bingung dengan yang harus ia lakukan, ica menunggu jawabannya, satya tidak bisa menggantung perasaan gadis itu terlalu lama.

"kenapa pake confess segala sih" desis satya tertahan.

Satya tidak bisa menerima cinta dari seseorang begitu saja, apa lagi dari seseorang yang belum lama ia kenal seperti ica, namun sudah terlihat bahwa ica dari awal sudah tertarik dengan satya semenjak gadis itu mengajaknya pergi ke kantin bersama, waktu itu, satya hanya ingin membuat hanni cemburu dan meninggalkannya sendiri, namun tindakan yang ia lakukan malah membuat ica semakin berharap padanya. Satya mengusap wajahnya gusar.

ৎ୭

Hanni menunggu satya di parkiran, sudah hampir 10 menit ia berdiri disana. sesuai permintaan nya yang kemarin hanni meminta satya untuk menemaninya berziarah ke makam orang tuanya. sebenernya tidak harus satya yang mengantarkannya, namun hanni ingin orang tuanya di atas sana tau bahwa sekarang ada seseorang yang dapat membuatnya bahagia setiap saat, maka dari itu hanni membawa satya.

Tak lama kemudian Satya datang, namun terlihat seorang gadis juga berjalan disamping satya, gadis itu menenteng sebuah helm berwarna pink, gadis itu adalah ica. Satya berjalan menghampiri hanni, diikuti oleh ica yang akhirnya mengekor dibelakang satya ketika menyadari bahwa hanni juga berada disana. Hanni menyadari bahwa akhir akhir ini ica selalu menempel pada satya dimana-mana.

"Han, sorry gue gabisa nemenin lo"

tuh kan..

"kenapa? mau latian?" tanya Hanni.

"ngga, gue harus nemenin ica kontrol ke dokter sekarang, orang tuanya lagi keluar kota jadi ngga bisa nemenin dia" balas satya datar seperti biasa.

Hanni tersenyum kecut, sudah tidak kaget lagi, sebenarnya dari awal hanni sudah tau bahwa satya akan membatalkan permintaan nya. cewek itu hanya mengangguk.

"sorry, lain kali" ucap satya tulus.

"kenapa ngga bilang dari tadi aja, kan ngga perlu nunggu" ucap hanni kesal.

"perlu gue pesenin taxi? " satya menawari hanni

"no thanks sat, gue sendiri aja"

"udah mau sore"

"iya tau, ngga ada yang bilang masih pagi" balas hanni cepat kemudian buru buru pergi dari sana, malas berlama-lama dengan mereka.

"Maaf ya kak, tadi harusnya mau di anter sama sopir aku, cuman tiba-tiba ada kendala jadi terpaksa harus di anterin sama kak satya, kebetulan kak satya bawa dua helm jadi aku kepikiran buat minta tolong. gataunya kak satya ada janji sama kak hanni juga" jelas ica memelas

Belum sempat hanni menjawab, Satya sudah lebih dulu naik ke motornya dan menyalakan mesin motornya. Hanni memutuskan untuk pergi dari sana tanpa menjawab penuturan, hanni sudah benar-benar kecewa. tapi ia juga sadar jika ia bukan prioritas nya.

ৎ୭

to be continue..

©wonarchive

bittersweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang