𝟭𝟱. 𝗗𝗼𝗻'𝘁 𝗰𝗿𝘆, 𝗶'𝗺 𝗵𝗲𝗿𝗲

160 22 2
                                    

' 𝗕𝗜𝗧𝗧𝗘𝗥𝗦𝗪𝗘𝗘𝗧 '
𝗖𝗵𝗮𝗽𝘁𝗲𝗿 𝟭𝟱; 𝗗𝗼𝗻'𝘁 𝗰𝗿𝘆, 𝗶'𝗺 𝗵𝗲𝗿𝗲

ৎ୭

Siang yang mendung, sebentar lagi hujan akan turun, matahari tertutup awan mendung serta angin yang kencang. Satya menghabiskan jam makan siangnya di rooftop, berbaring diatas sebuah kursi kayu panjang, dengan earphone yang terpasang dikedua telinganya, lengan tangan kanan nya menutupi wajahnya, cowok itu sedang tidur nyenyak bahkan tidak menyadari bahwa bel masuk sudah berbunyi beberapa menit yang lalu.

Satya merasa gusar sejak awal jam istirahat tadi, pak bambang memanggilnya dan menyampaikan padanya bahwa kompetisi ice skating nya akan dimajukan pada tanggal 13 februari tepat satu hari sebelum ulang tahun Hanni. dan jika ia memenangkan kompetisi tersebut maka malam itu juga ia akan di kirim ke Australia untuk melanjutkan babak selanjutnya. Satya menjadi agak stress karena nya karena ini terlalu mendadak, lima hari lagi adalah kompetisinya dan setelah ini ia harus lebih giat berlatih.

kriett

pintu terbuka, dan muncul sosok perempuan dengan sweater berwarna jingga, kali ini bukan ica, namun Hanni. awalnya, hanni berniat pergi ke rooftop untuk menghindari teman-teman sekelasnya yang berisik karena jam kosong. namun yang ia temukan adalah cowok yang belakangan ini mewarnai hari-harinya, Abian Satya Aditama, si cowok cool primadona idaman para kaum hawa di SMA mereka.

"Satya ngapain..?" gumam Hanni.

Hanni berjalan mendekati tempat Satya berbaring. kemudian duduk di sisa tempat di dekatnya. Hanni memperhatikan wajah satya yang tertutup oleh lengan, namun dengan begini wajah tampannya masih dapat terlihat dimatanya.

tes!

Butiran butiran air mulai berjatuhan mengenai mereka dan tentu saja seluruh bagian bumi lainya. Hanni tersentak dan hendak berlari masuk kedalam. namun baru berlari beberapa langkah ia teringat bahwa satya masih ada disana, lantas ia berbalik hendak membangunkan satya dan mengajaknya masuk kedalam.

Tiba-tiba satya terbangun sebelum Hanni mendekati nya lagi, ia mendudukan dirinya dan menyadari Hanni yang ada disana. Hujan mulai turun semakin lebat, disertai suara petir yang terdengar samar samar. Satya bangkit dan menarik lengan Hanni dan membawanya pergi.

"lo ngapain?" desis Satya tertahan, nada bicaranya tampak kesal.

"tadi mau bangunin lo, soalnya hujan" balas Hanni.

mereka sudah masuk, tangan satya sudah tak lagi menarik lengan cewek itu. satya menutup pintu rooftop dan menyegel nya.

"lo bolos?" tanya Satya masih dengan nada yang sama.

Hanni menggelengkan kepalanya "ngga, lagi jam kosong" jawabnya jujur. "makanya gue kesini dan ngga sengaja ketemu lo disini"

"lo ganggu, kenapa lo ada dimana-mana sih" ujar Satya pedas, cowok itu menatap cewek didepannya tajam. kemudian langsung pergi begitu saja.

ৎ୭

Hujan masih turun dengan deras diluar sana, suara petir yang menyambar dimana-mana dapat terdengar jelas ditelinga Hanni, Hanni membenci suasana seperti ini. ia ingin tidur atau mendengarkan musik setidaknya hingga telinganya tidak mendengar suara-suara yang tampak mengerikan baginya itu. Sayangnya ia meninggalkan earphone nya di rumah.

bittersweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang