Guys yuk vote, jangan cuma jadi silent reader ya!
Happy reading!✨
Kini jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, Seokjin dan Jisoo sudah tiba di apartemennya yang terletak di kawasan distrik 111 Dokseodang-ro, Yongsan-gu, Seoul. Setelah mereka memarkirkan mobil di basement, mereka beranjak masuk ke lantai 20 apartemennya untuk beristirahat.
Seokjin tidak menceritakan apapun kepada Jisoo tentang percakapannya beberapa waktu lalu bersama sang Ayah, baginya itu adalah hal privasi walaupun kini Seokjin dan Jisoo telah menjadi sepasang kekasih, namun Seokjin hanya ingin menghargai privasi Ayah Jisoo.
Tit tit, ceklek
Bunyi pintu apartemen terbuka, dan sepasang kekasih bermarga Kim itu masuk ke dalam ruangan apartemennya. Namun ketika Jisoo hendak menaruh tas kecilnya di meja, Seokjin tiba tiba saja menarik tubuh Jisoo mendekat dan memeluk sang kekasih erat dengan mencium ceruk leher sang kekasih.
"Ada apa hm? Apakah terjadi sesuatu di rumah mommy dan daddy?" tanya Jisoo yang membalas pelukan kekasihnya dan mengelus lembut kepala sang kekasih
"Aku mencintaimu, soo." balas Seokjin singkat dengan nada berbisik ke telinga Jisoo
Hal itu membuat Jisoo semakin bingung, ada apa dengan kekasihnya ini? Kenapa dia dengan tiba tiba menyatakan perasaan cinta kepadanya? Walaupun mereka sering mengatakan rasa cintanya di situasi apapun, tapi kali ini Jisoo bisa merasakan jika Seokjin mengatakannya dengan tulus.
"Aku tahu. Aku juga mencintaimu, jin." balas Jisoo sembari merenggangkan pelukannya. "Ada apa? Apakah ada sesuatu yang mau kamu ceritain hm?" lanjutnya dengan suara yang lembut dengan mengusap pipi sang kekasih
"Tidak, aku hanya ingin bermanja denganmu seharian penuh." jawab Seokjin dengan nada manja
"Aigo, bayi besarku ternyata ingin dimanja hm? Baiklah, aku akan menuruti keinginan bayi besarku, ayo kita istirahat, aku akan menyiapkan air hangat untukmu mandi." balas Jisoo dan hanya dijawab dengan anggukan manja oleh Seokjin
Kini setelah mereka membersihkan tubuh masing masing, Seokjin dan Jisoo merebahkan diri di kasur empuknya untuk beristirahat. Sepertinya Seokjin bertingkah seperti anak kecil malam ini, dia terus memeluk dan juga menciumi sang kekasih tanpa henti.
"Ceritakan aku sesuatu." Celetuk Seokjin tiba tiba dengan tangannya melingkar di pinggang Jisoo
"Hm? Aku tidak terlalu hafal dongeng dalam negeri Jin, dongeng Paris bagaimana?" balas Jisoo dengan mendongak ke arah Seokjin sembari mengelus rahang kekasihnya.
"Tidak harus dongeng sayang, kamu boleh bercerita apapun, tentang hari harimu mungkin? Aku lebih suka mendengarkan cerita tentang kekasihku daripada cerita fantasi dongeng." ucap Seokjin dengan mencium kening Jisoo
"Hm baiklah, dari mana aku harus memulainya? Mungkin aku akan bercerita dari hal yang paling aku sukai?" tanya Jisoo dan hanya dibalas anggukan oleh Seokjin
"Sewaktu kecil, aku suka sekali makan permen gulali, oh bukan, sepertinya aku suka sekali segala sesuatu yang manis, baik itu coklat, roti, atau apapun. Keluarga ayahku memiliki riwayat diabetes, bahkan pamanku meninggal karena penyakit diabetes, dari situlah Ibuku mulai membatasi menu makanku dan mengatur segalanya dengan dalih kesehatan. Ibuku dulu pernah bercita-cita menjadi atlet renang haha, sangat random sekali bukan? Tapi dari situlah aku jadi suka berenang." Ucap Jisoo dengan tangannya menepuk halus punggung Seokjin
Seokjin menyandarkan kepalanya di dada sang kekasih dengan tangannya melingkar di perut Jisoo dan masih setia mendengarkan cerita Jisoo
"Aku sepertinya juga belum pernah bercerita kepadamu jika aku mempunyai seorang kakak perempuan?" tanya Jisoo sembari menundukkan pandangannya ke arah Seokjin "Tidak, kamu belum cerita itu sayang." Jawab Seokjin santai
"Maaf, aku sudah tahu semuanya sayang." gumam Seokjin dalam hati
"Baiklah, setelah hal yang aku sukai, aku akan menceritakanmu tentang sosok kakak perempuanku. Aku dulu punya kakak perempuan yang berjarak 3 tahun di atasku, 1 tahun lebih tua darimu sayang. Dia adalah wanita yang paling kuat yang pernah aku temui, dia adalah wonder woman dalam hidupku." ucap Jisoo dengan nada bergetar menahan air matanya agar tidak jatuh
"Dulu, ketika aku diam diam memakan permen atau aku mengabaikan perintah ayah dan ibuku, kakakku lah yang selalu melindungiku, dia seseorang yang selalu berusaha menjadi tameng bagiku. Bahkan dulu ketika aku pertama kali berlatih naik sepeda dan terjatuh sangat keras, kakakku menangis untukku, dia bilang jika dia ingin rasa sakitku berpindah kepadanya sehingga hanya dia yang akan merasakan sakit. Sungguh kakak yang aneh bukan? Haha." lanjut Jisoo dengan tawa palsunya
"Walaupun begitu, aku sangat menyayanginya. Bagiku, kehadirannya tidak akan pernah terganti dalam hidupku, Jin. Bahkan hingga akhir hidupnya dia masih saja berusaha menjadi tameng untuk melindungiku, sedangkan aku? Aku tidak pernah berbuat apapun untuk kakakku, bukan kah aku adik yang sial, Jin?" tanya Jisoo dengan suara paraunya
Mendengar itu Seokjin mencoba untuk membangunkan dirinya dan menatap kekasihnya
"Tidak, kamu adalah adik yang baik untuk kakakmu, dengan kamu selalu menyayangi kakakmu hingga kamu dewasa juga merupakan hal baik yang kamu lakukan untuknya bukan?" jawab Seokjin dengan menyibakkan rambut Jisoo ke sela sela telinganya.
"Terkadang, kita memiliki bentuk ungkapan rasa cinta yang berbeda terhadap seseorang, sayang. Caraku mencintaimu tidaklah sama dengan caramu mencintaiku. Apakah itu artinya aku tidak mencintaimu? Tidak, perasaan sayangku sama besarnya dengan perasaan sayangmu, atau mungkin lebih besar dari yang kamu ketahui?" tukas Seokjin dengan suara yang teduh mengusap pipi mulus Jisoo
"Kamu adalah kamu, dan aku adalah aku. Kita tumbuh dengan dua jiwa yang berbeda, kita punya watak yang berbeda, kita juga memiliki cita cita yang berbeda. Tapi bukankah kita memiliki satu tujuan yang sama? Dengan aku menjadi kekasihmu, dan kamu menjadi kekasihku, bukankah tujuan kita sama? Berbagi rasa bersama, baik itu rasa takut, sedih, ataupun kesal dengan saling memahami satu sama lain." Lanjut Seokjin
Mendengar perkataan Seokjin itu pun membuat air mata Jisoo lolos mengalir ke pipinya.
"Jin..." ucap Jisoo dengan suara lirih sesenggukan karena menangis "Jangan buat aku semakin mencintaimu, atau aku akan sangat membencimu!"
Seokjin hanya terkekeh geli, baginya Jisoo hanyalah wanita rapuh yang selalu mencoba kuat dengan terlalu keras terhadap dirinya sendiri. Hal itulah yang membuat Seokjin ingin melindungi Jisoo hingga akhir hidupnya.
Benar, Seokjin sudah memantapkan hatinya untuk memilih Jisoo sebagai teman hidupnya dari ribuan wanita di luar sana. Baginya, Jisoo adalah permata yang langka.
"Aku tahu. Aku tidak akan melarangmu. Bencilah aku sesukamu, maka aku akan mengajarimu bagaimana cara untuk mencintaiku. Bukankah aku pernah bilang jika aku ini penunggu yang setia? Aku akan selalu menunggumu untuk bisa mencintaiku, karena aku memiliki rasa cinta yang besar untukmu."
Mendengar perkataan sang kekasih membuat Jisoo seperti jatuh ke dalam taman bunga, hah sungguh, bagaimana bisa dia membenci kekasihnya jika dia tidak punya alasan untuk membencinya? Bagi Jisoo, Seokjin adalah laki laki yang ingin ia jadikan sandaran hidupnya.
Benar, sepertinya Jisoo sudah memantapkan hatinya untuk memilih Seokjin dari ribuan laki laki yang ia temui setiap harinya. Tanpa mereka ketahui, hati mereka akan selalu kembali dan saling memilih satu sama lain. Tidakkah kisah cinta mereka bagaikan Romeo dan Juliet?
"Jin, berjanjilah padaku untuk tidak meninggalkanku, aku memiliki rasa trauma di masa lalu yang membuatku untuk menutup diri. Jangan pernah berhenti untuk mencintaiku karena aku juga tak akan pernah berhenti untuk mencintaimu. Aku ingin menjadikanmu sandaran hidupku, dan kamu bisa menjadikanku sandaran hidupmu." ucap Jisoo dengan membenarkan posisi duduknya di headboard kasurnya dan menatap ke arah Seokjin
"Jadi peganglah tanganku, bersandarlah di pundakku, aku akan selalu memelukmu disaat kamu lelah, aku akan menjadi bahumu disaat kamu merasa sedih. Kamu boleh menjadi laki laki rapuh dihadapanku jin dan itu tidak akan mengubah faktaku untuk selalu mencintaimu."
Tanpa membalas ucapan Jisoo, Seokjin langsung menarik tengkuk lehernya dan mencium bibir ranum kekasihnya, dan ciuman itu pun dibalas oleh Jisoo. Namun ciuman kali ini bukanlah ciuman dengan gairah nafsu, tapi ciuman kali ini adalah ciuman dengan perasaan cinta yang lembut dan tulus.
"Soo, ayo kita menikah."
KAMU SEDANG MEMBACA
I Convince Love Because of You | Jinsoo
RomanceSebuah cerita tentang seorang CEO muda bernama Alexander Seokjin Kim yang kini berusia 32 tahun bergelut menyibukkan diri dengan karir dan pekerjaanya bernama J-Kim Corp yang dibangun atas usahanya sendiri selama 6 tahun bertemu dengan seorang wanit...