Last Friday Night⚠️

1.5K 94 8
                                    

Guys yuk vote, jangan cuma jadi silent reader ya!

Happy reading!✨


Mature Content Alert!


Sebuah pintu terdengar didobrak oleh seseorang, lalu ia masuk ke dalam ruangan tersebut dan langsung menarik tangan seorang wanita, mengunci pintu dengan gerakan cepat dan terburu-buru. Mengunci pergerakan dan melabuhkan ciumannya sekali lagi. Mereka bergerak maju ke dalam ruangan tersebut tanpa melepaskan pagutannya dengan langkah kaki yang menuntun ke area dapur dari ruangan tersebut. 

Sang pria langsung mengangkat tubuh wanitanya ke atas meja dan kembali mencium bibir sang wanita lalu turun ke leher putihnya, menghirup aroma vanila yang sangat memabukan dan menaikan gairah nafsunya.

"A-ah ... Seokjin," lenguh sang wanita sembari tangannya bergerak untuk menahan lengan Seokjin dengan nafasnya yang sedikit tersengal. Seokjin pun lantas menghentikan aksinya.

"Tolong jangan suruh aku untuk berhenti Soo, katakan jika aku melukaimu, maka aku akan melakukannya dengan lembut, tapi jangan suruh aku berhenti karena aku sudah tak mampu menahannya lagi," ucapnya dengan mata sayu.

Jisoo hanya diam menatap mata Seokjin lekat, degup jantungnya berdebar cepat, ia tidak terbiasa melihat sisi Seokjin yang seperti ini. Jisoo mengelus lembut surai hitam Seokjin, mengusap rahangnya dan memberikan kecupan di bibirnya sekilas. 

Melihat seakan diberi lampu hijau, Seokjin hanya tersenyum simpul dan melingkarkan tangan kanannya ke pinggang ramping Jisoo sembari bibirnya kembali memagut untuk memberikan lumatannya. Tangannya bergerak menelusuri tiap inci tubuh Jisoo sembari melucuti dress merah yang Jisoo kenakan dan berhasil menanggalkan dress itu ke sembarang tempat.

Seokjin menghentikan aktivitasnya, matanya bergerak turun ke area dada Jisoo, ia bisa melihat bra topless berwarna putih dan memijatnya pelan dengan bibirnya yang sibuk memberikan tanda diarea dadanya.

Jisoo mendongakan kepalanya ke atas sembari menutup matanya merasakan sentuhan tangan Seokjin diarea sensitifnya dimana sekarang ia merasakan kecupan basah diarea perutnya pada saat Seokjin memberikan sedikit jilatan di sana. 

Tangan Seokjin secara perlahan bergerak ke area lipatan sensitif Jisoo yang masih terbungkus lingere renda berwarna hitam,  menggesekan jarinya disana untuk memberikan sedikit rangsangan untuknya.  

Jisoo menggigit bibir bawahnya menahan desah yang akan keluar dengan matanya membalas tatapan Seokjin dengan nafsu yang sudah diujung kepalang. Seokjin hanya tersenyum simpul melihat pemandangan Jisoo yang berantakan dengan peluh yang sedikit membasahi dahinya. 

Seokjin melabuhkan ciumannya sekali lagi dengan tangannya terus bergerak di bawah sana membuat Jisoo tidak bisa menahan lenguhannya lagi. Hal itu tentunya semakin memacu adrenalin Seokjin. 

Tanpa berbasa-basi lagi, tangannya bergerak untuk melucuti sisa kain yang menyelimuti tubuh Jisoo hingga tak tertanggal sehelai benang pun.  Melihat itu, Jisoo pun tak tinggal diam, ia juga berusaha untuk melucuti kancing kemeja dan melemparkan jas yang Seokjin kenakan ke sembarang tempat, membuka dasi milik Seokjin dan hanya menyisakan celana jeans dan boxer miliknya. Jisoo langsung memberikan ciuman di leher Seokjin dan memberikan kecupan basah disana.

Seokjin mengerang sembari tangannya melingkar di pinggang Jisoo. Sepertinya sisa efek alkohol masih menyeruak pada diri Jisoo malam ini. Dengan posisi berjongkok, Jisoo membuka ikat pinggang Seokjin dan balik menggoda sang pria dengan mengelus miliknya dibalik kain yang masih menutupinya. 

"A-ah shit." umpat Seokjin ketika Jisoo kini dengan berani memasukan miliknya ke dalam mulutnya yang kecil.  Seokjin menurunkan pandangannya dimana netranya menatap manik Jisoo yang kini sama-sama menatap ke arahnya. Sial, hal itu semakin membuat gairahnya memuncak.

"U-uh, lepas soo ... " ucap Seokjin ketika ia merasa dirinya sudah hampir dekat dengan pelepasannya. Namun Jisoo justru menahannya dengan semakin mempercepat kulumannya. Seokjin semakin gila dan kepalanya sedikit pening menahan gairah puncaknya sebelum akhirnya ia melepaskannya juga ke dalam mulut mungil Jisoo. 

"Kau mempermainkanku soo," ucap Seokjin dengan nafas terengahnya, dan tangannya yang meraih tubuh Jisoo menuju ke ranjang Hotel. 

Menindih tubuh Jisoo dengan lengannya sebagai tumpuan, kini mereka saling beradu pandang satu sama lain dengan degup jantung yang saling berdetak kencang diantara keduanya. Melakukan hal gila bersama setelah pertemuan mereka yang kurang dari satu minggu, benar-benar tidak pernah terpikirkan oleh Seokjin maupun Jisoo. 

"May I do it?" izin Seokjin sebelum ia memasukan miliknya ke dalam milik Jisoo, sebelum ia hilang kendali karena dirinya sudah menginginkan hal yang lebih setelah melihat keadaan Jisoo yang semakin membuatnya pusing. 

Jisoo meneguk salivanya kuat, "Please do it gently, this is my first time," ungkap Jisoo dengan nada sedikit gugup. 

Shit — Seokjin semakin dibuat gila setelah mengetahui fakta jika dia akan menjadi yang pertama untuk wanita yang kini sudah berada dibawah kungkungannya. 

Seokjin hanya menganggukan kepalanya dan mengelus lembut pipi sang wanita untuk memberikan ketenangan, "Don't worry." 

Dengan gerakan perlahan, Seokjin mencoba untuk memasukan miliknya ke dalam pusat senggama Jisoo yang terasa sangat sempit. Seokjin tidak berhenti untuk terus menatap Jisoo yang kini sedang meringis sembari menggigit bibirnya sendiri menahan rasa sakit. 

"Apakah sakit? aku belum memasukan semuanya ke dalam," tanya Seokjin dengan nada sedikit khawatir dan dibalas anggukan kepala Jisoo sembari tangannya mencengkram kuat lengan Seokjin untuk menyalurkan rasa nyerinya. 

Seokjin lantas menundukan kepalanya dan memberikan ciuman sebagai pengalih rasa sakit agar Jisoo bisa sedikit lebih rileks dengan dirinya yang terus mencoba menekan kedalam dan membenamkan miliknya seutuhnya ke dalam milik Jisoo. 

Jisoo semakin menyaringkan desahannya ketika tubuh mereka telah menyatu dengan sempurna, "It's okay, just scream," ucap Seokjin memberikan kata-kata penenang untuk Jisoo dengan mendiamkan miliknya sebelum ia menggerakan miliknya.

"Can I move it?" izin Seokjin sekali lagi ketika melihat Jisoo sudah sedikit tenang dan hanya dibalas anggukan kecil olehnya. 

Lantas, Seokjin menggerakan pinggulnya dengan gerakan perlahan dan lembut tanpa mau menyakiti Jisoo yang mana ini adalah pengalaman pertama kali untuknya.

Setelah beberapa menit, Jisoo merasakan jika dirinya sudah terbiasa dengan milik Seokjin dan dirinya juga menggerakan tubuhnya berlawanan dengan gerakan Seokjin. Kini, perasaan sakit itu sudah berganti dengan nikmat seutuhnya. 

Seokjin sedikit memacukan gerakannya ketika dirinya sudah berada diujung pelepasan dan tak membutuhkan waktu yang lama, Seokjin dengan segera mencabut miliknya untuk mengeluarkannya di luar. 

Dengan nafas yang saling tersengal, Seokjin meruntuhkan tubuhnya diatas tubuh Jisoo dengan memejamkan matanya dan meletakan kepalanya diceruk leher sang wanita. 

"Terima kasih," ucap Seokjin dengan mulut menggumam dan tangan yang memeluk erat Jisoo.

I Convince Love Because of You | JinsooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang