EPILOGUE

996 68 6
                                    

Slight 🔞, please be wise.


Derap langkah kaki yang terburu-buru itu terdengar dari pintu masuk Rumah Sakit Asan Medical Seoul dengan berbondong-bondong dan raut wajah khawatir menyelimuti keempat paruh baya itu.

"Jin, bagaimana keadaan Jisoo?" Seokjin pun menolehkan ke belakang dengan raut wajah tak kalah cemasnya. "Suster masih memintaku untuk menunggu, Mom," jawabnya dengan menautkan genggamannya. Sang Ibu pun mengangguk mengerti.

Harap maklum, mereka semua baru merasakan anak dan cucu pertamanya kali ini jadi tentunya ini adalah pengalaman pertama bagi mereka untuk merasakan perasaan yang terus mendebarkan.

Jangan tanya bagaimana perasaan Seokjin saat ini, rasanya benar-benar gugup sekali. Istrinya akan melahirkan sebentar lagi. Seokjin junior akan hadir ke dunia. Tapi entah mengapa ada perasaan kalut yang menyelimutinya, takut apabila terjadi sesuatu kepada sang istri mengingat Jisoo akan melahirkan secara caesar karena Jisoo sempat terjatuh dan mengeluarkan darah.

"Tenang, hyung," ucap Taehyung dengan mengelus punggung sang kakak untuk menenangkannya. "Aku tidak bisa tenang, Tae," balas Seokjin menjawab. "Istriku sedang mengadu nyawanya di dalam sana, aku harus bagaimana? Coba kau pikirkan perasaanku!"

Taehyung bisa memahami bagaimana kalutnya sang kakak melihat Jisoo terbaring lemah di dalam sana terlebih lagi insiden kecelakaan ini menimpa istri kakaknya ketika dirinya masih berada di kantor dan pada saat itu Seokjin tidak bisa dihubungi karena masih ada rapat pemegang saham.

Taehyung paham jika kakaknya kini selain diliputi perasaan cemas, dirinya juga diliputi oleh perasaan bersalah. Seokjin adalah seseorang yang akan menyalahkan dirinya sendiri akan kejadian yang menimpa orang terkasihnya jika terjadi suatu hal yang membahayakan.

"Bagaimana dok?" Seokjin dengan segera bangkit dari tempat duduknya ketika melihat dokter yang menangani istrinya itu keluar dari ruang bersalin. "Tenang, Pak. Istri anda sudah kami berikan anestesi epidural, sebentar lagi kita akan melakukan prosedur caesar dengan seksama," ucapnya menjelaskan dengan tenang.

"Namun sebelumnya apakah salah satu keluarga bisa ikut dengan saya perihal dokumen perjanjian operasi caesar?"

"Saya bisa, Dok. Saya suaminya," ucap Seokjin dan dibalas dengan anggukan kecil Sang Dokter. "Baik, mari ikut saya, Pak." Seokjin pun akhirnya mengikuti langkah Sang Dokter untuk menandatangani beberapa prosedur operasi sebelum pihak Rumah Sakit menjalankan operasi kepada istrinya.

"Kalian pulanglah," titah Sang Eomma kepada Jennie dan Taehyung di ruang tunggu. "Tidak apa-apa, Eommanim. Aku ingin menemani Sooya hingga selesai di sini," jawab Jennie dengan menggelengkan kepalanya.

"Baiklah, tapi jika kalian ingin pulang terlebih dahulu tidak masalah ya, Sayang." Jennie pun menganggukan kepalanya kecil.

Tak lama setelah itu Seokjin kembali lagi ke ruang tunggu dan Dokter tadi pun masuk ke ruangan untuk memulai operasinya.

Seokjin terus berjalan mondar mandir kesana kemari dengan menggigiti jarinya serta mengacak rambutnya kasar. 

Hatinya gusar. 

"Duduklah, Seokjin," pinta Sang Ayah kepada putra sulungnya itu ketika melihat anaknya cemas tak karuan. "Tidak, Appa. Aku tidak bisa tenang sebelum mendengar Jisoo dan anakku selamat."

"Hyung, setidaknya duduklah," ucap Taehyung. "Kau membuatku pusing jika terus berjalan mondar mandir." Seokjin berdecak kesal. Hatinya kalut, bagaimana ia bisa duduk santai jika hatinya risau setengah mati? Namun pada akhirnya dirinya menurut.

"Tenanglah, Jisoo dan bayinya pasti akan selamat. Mereka adalah orang yang kuat apa kau lupa?" Kini giliran Bethany atau Ayah Jisoo yang menenangkan Seokjin, menantunya. "Thanks, Dad," balas Seokjin menganggukan kepalanya kecil.

I Convince Love Because of You | JinsooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang