Guys yuk vote, jangan cuma jadi silent reader ya!
Happy reading!✨
"Soo ayo kita menikah."
"A-apa?"
"Ayo kita menikah." Tegas Seokjin sekali lagi dengan nada mantap namun Jisoo hanya diam saja, dia masih shock dengan ucapan Seokjin barusan. Lidahnya berubah menjadi kelu seolah olah mulutnya terkunci begitu saja.
"Kamu gak mau nikah sama aku?" Lanjut Seokjin ketika mendapati Jisoo yang hanya diam saja seperti patung
"Ti-tidak, ha-hanya menurutku terlalu cepat, jin. Kau tahu jika kita juga baru menjalin kasih 3 bulan yang lalu, bukan?" balas Jisoo dengan suara gagap menatap sang kekasih
"Apa ini karena Suho?" "Apa karena dia kamu masih hidup dalam bayang-bayangannya? C'mon Jisoo, bukankah tadi kamu bilang mencintaiku? Kenapa untuk menikah denganku kamu tidak mau?" tuduh Seokjin dengan nada kesal
Jisoo yang mengetahui kekasihnya kesal pun mencoba untuk bersikap tenang, jika dia juga ikut terbawa emosi maka hal ini akan menjadi pertengkaran hebat diantara keduanya. Jisoo tidak suka pertengkaran, jadi dia memilih untuk mencoba untuk bersikap lebih dewasa.
Jisoo menarik nafasnya dalam, memejamkan matanya sejenak sebelum membalas perkataan Seokjin yang menurutnya sedang mengajaknya ke medan perang saat ini.
"Sayang, dengarkan aku. Ini bukan tentang Suho atau siapapun. Ini tentang aku yang masih belum siap terikat dalam suatu hubungan yang namanya pernikahan." tukas Jisoo sembari tangannya menggenggam erat tangan Seokjin.
"Bukan karena aku tidak yakin atau tidak mempercayaimu. Aku hanya perlu memantapkan hatiku. Bagiku menikah adalah ikatan yang sakral, aku hanya ingin menjalaninya sekali seumur hidupku. Percayalah, jikapun itu hanya bisa aku lakukan sekali, aku mau melakukannya denganmu. Beri aku sedikit ruang dan waktu untuk itu, jin."
"Beri aku waktu hingga aku menyelesaikan pekerjaanku di Paris, aku masih ada kontrak kerja dengan Dior selama 2 tahun. Oh tidak, 1.5 tahun terhitung dari sekarang. Biarkan aku menyelesaikan permasalahan hidupku satu per satu terlebih dahulu, setelah itu ayo kita ikrarkan pernikahan kita." Lanjut Jisoo dengan nada serius meyakinkan Seokjin yang sedari tadi masih menatap matanya lekat.
Mendengar pernyataan kekasihnya itu membuat Seokjin gemas, pasalnya dia hanya berpura pura kesal untuk melihat bagaimana reaksi Jisoo, diluar dugaannya ternyata Jisoo bersikap sangat dewasa dalam menghadapi selisih paham yang sengaja dibuat oleh kekasih jahilnya itu.
"Kalo begitu ayo kita bertunangan terlebih dahulu, kamu mau kan?" tanya Seokjin dengan nada lembut dengan mengelus pipi mulus Jisoo
"Kumpulkan dulu keluarga kita Jin, datanglah ke rumah keluargaku secara resmi, mintalah izin kepada orang tuaku dan juga orang tuamu. Jika mereka setuju, maka aku akan bersedia bertunangan denganmu." balas Jisoo dengan membalas mengelus pipi Seokjin lembut
Setelah percakapan panjang malam ini, akhirnya sepasang kekasih bermarga Kim itu memilih untuk tidur dan beristirahat karena besok masih ada hari panjang yang melelahkan yang sudah menanti keduanya.
Lalu bagaimana dengan jawaban Seokjin atas permintaan Jisoo? Tentunya ia sangat bersungguh sungguh dengan perkataannya yang ingin mengikat Jisoo ke dalam suatu hubungan yang serius.
--Pagi ini Seokjin tengah menghubungi Eommanya dan juga Mommy Jisoo untuk memberitahu jika ia akan mengunjungi rumah untuk berdiskusi sesuatu kepada mereka.
"Sayang, ayo kita sarapan dulu, aku tunggu kamu di meja makan ya."
"Hm, aku akan turun sebentar lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
I Convince Love Because of You | Jinsoo
RomanceSebuah cerita tentang seorang CEO muda bernama Alexander Seokjin Kim yang kini berusia 32 tahun bergelut menyibukkan diri dengan karir dan pekerjaanya bernama J-Kim Corp yang dibangun atas usahanya sendiri selama 6 tahun bertemu dengan seorang wanit...