Guys yuk vote, jangan cuma jadi silent reader ya!
Happy reading!✨
Hari ini Seokjin memilih untuk mengambil kerja setengah hari untuk menemani sang kekasih yang telah resmi berganti statusnya menjadi tunangannya itu pergi ke bandara sebelum mereka akan menjalani hubungan jarak jauhnya lagi.
Sudah 10 menit lamanya mereka berdiri di pintu boarding gate bandara dengan keadaan saling berpelukan, merasakan aroma tubuh masing masing untuk yang terakhir kalinya.
"Kabari aku kalo kamu udah sampe Paris sayang. Jaga kesehatanmu dan jangan buat aku khawatir, arraseo?" ucap Seokjin sembari merenggangkan pelukannya dan menangkup pipi Jisoo dengan kedua tangan besarnya.
"Arraseo. Aku akan sangat merindukanmu, J. Aku pamit sekarang." balas Jisoo dengan tangannya mengusap pelipis mata Seokjin dan memberi kecupan manis ke bibir tebal Seokjin dan dibalas Seokjin dengan mendorong kepala Jisoo untuk memperdalam ciuman mereka.
—
Kini Seokjin sudah berada di dalam mobil dengan dijemput sang sekretaris berangkat menuju ke kantornya. Setelah mengantar Jisoo dari bandara, Seokjin harus menyelesaikan beberapa pekerjaannya yang menumpuk. Selain itu hari ini ia juga memiliki janji bertemu Jinyoung untuk membahas meeting evaluasi produk kolaborasinya dengan Young Park Company, mau tidak mau Seokjin tetap harus semangat bekerja untuk hari ini walaupun hatinya berkata lain.
Tok tok tok
"Oh Jinyoung-ssi, silahkan masuk. Kau datang lebih cepat dari waktu yang seharusnya." sambut Seokjin dengan mempersilahkan Jinyoung duduk di sofa ruang kantornya
"Haha, aku tadi sekalian makan siang dengan kekasihku, Seokjin-ssi jadi aku langsung kemari setelah mengantarkannya ke kantor." balasnya santai
"Oh kekasih? Aku baru dengar hal itu Jinyoung-ssi."
"Benar, apakah kau pikir aku menyukai tunanganmu itu, Seokjin-ssi?" balas Jinyoung menggoda Seokjin dan hanya dibalas senyum kikuk Seokjin.
Oh demi Tuhan, Seokjin sudah berprasangka buruk tentang Jinyoung di awal pertemuannya dulu karena Seokjin pikir Jinyoung adalah salah satu saingannya untuk mendapatkan hati Jisoo. Seokjin tak berhenti untuk merutuki dirinya sendiri dalam hati saat ini.
"Aku tidak bisa jatuh cinta dengan Jisoo, dia sudah aku anggap seperti adikku sendiri walaupun kita seumuran. Oh ya, aku turut berbahagia atas kabar pertunanganmu Seokjin-ssi. Aku harap kau bisa menjaga sahabat baik wanita satu satunya yang aku miliki." titah Jinyoung kepada Seokjin.
"Terima kasih Jinyoung-ssi, tanpa kau suruh aku sudah pasti akan menjaganya." jawab Seokjin santai dengan menyilangkan kaki kanannya di atas kaki kirinya. "Baiklah, haruskah kita lanjut untuk membahas masalah bisnis sekarang?" lanjut Seokjin yang sudah membuka laporan dokumen di tangannya.
Hari ini Seokjin dan Jinyoung melakukan rapat evaluasi bisnis kolaborasi mereka setelah 2 bulan berjalan, mereka terlihat sangat puas pada meeting kali ini karena mereka mendapatkan feedback yang baik dan mengalami peningkatan revenue 30% dalam kurun waktu 2 bulan dan itu sudah melampaui target yang telah mereka rancang sebelumnya.
Mereka juga sesekali membicarakan hal lain di luar pekerjaan, Seokjin sedikit demi sedikit mulai membuka cangkangnya untuk Jinyoung karena Seokjin lihat Jinyoung adalah orang yang menyenangkan dan memiliki aura positif. Pantas saja Jisoo bisa bersahabat dengannya gumam Seokjin dalam hati.
"Oh ya, aku kesini juga sekalian memberikanmu undangan pertunanganku dengan kekasihku, walaupun Jisoo sedang berada di Paris, aku harap kau bisa hadir, Seokjin-ssi." ucap Jinyoung dengan menyodorkan undangan ke arah Seokjin sebelum ia melenggang pergi meninggalkan kantor Seokjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Convince Love Because of You | Jinsoo
RomantizmSebuah cerita tentang seorang CEO muda bernama Alexander Seokjin Kim yang kini berusia 32 tahun bergelut menyibukkan diri dengan karir dan pekerjaanya bernama J-Kim Corp yang dibangun atas usahanya sendiri selama 6 tahun bertemu dengan seorang wanit...