Goodbye, Eternity

643 68 1
                                    

"Sayang? sudah siap?" Jisoo menoleh ke arah Seokjin dan menganggukan kepalanya. "Baiklah, ayo," ajaknya dengan mengulurkan tangan kanannya kepada Jisoo untuk ia genggam.

Rasanya terasa sangat berat meninggalkan tempat yang sudah Jisoo jadikan rumah kedua. Dirinya masih ingat betul bagaimana dulunya ia sangat bahagia saat menapaki kota Paris untuk pertama kalinya.

Jisoo menoleh ke arah Seokjin yang kini tengah mengelus punggung tangannya lembut dan tersenyum simpul ke arahnya, seakan pria itu tahu bagaimana perasaannya. Sebab, semalam Seokjin berada disisinya ketika Jisoo tengah menangis tersedu-sedu. Pria itu di sana, untuk menenangkannya dan mendengarkan semua keluh kesahnya.

"You good?" tanyanya lembut. "I'm getting better, J." balas Jisoo dengan balik tersenyum dan Seokjin menganggukan kepalanya lega. "Kita akan sampai bandara sebentar lagi," ucapnya lagi dan hanya dibalas anggukan kecil oleh Jisoo.

Hari ini mereka mengambil penerbangan sore yaitu pukul tiga waktu Paris. Karena jarak tempuh memakan waktu empat belas jam, bisa diperkirakan mereka akan tiba pukul lima pagi waktu Korea. Hal itu memang disengaja karena siangnya mereka akan berkumpul dengan keluarga besar jadi setidaknya baik Seokjin maupun Jisoo memiliki beberapa waktu luang untuk beristirahat.

Sedangkan di belahan bumi lainnya, terdapat keluarga yang kini sedang makan malam bersama di ruang tamunya. Hari ini mereka berkumpul bersama karena sebentar lagi akan menyambut putra sulungnya kembali.

"Tae, kau jadi mau menjemput hyungmu di Bandara, Sayang?"

"Hm, aku sudah menghubunginya barusan," ucapnya mengangguk. "Hyung akan tiba pukul lima dini hari, aku akan mengajak Jennie juga nanti, Ma."

Clara pun mengangguk paham. "Baiklah, hati-hati ya, nak." Taehyung hanya menganggukan kepalanya kecil lagi.

"Oh ya, Ma, apakah keluarga Bethany besok jadi berkumpul di sini?" tanya Taehyung lagi. "Iya, mereka bilang akan tiba siang."

"Oke, Ma. Aku juga sudah menghubungi teman terdekat Jin Hyung, karena mereka katanya mau mengadakan bachelor party."

"Oh astaga, aku jadi teringat masa mudaku dulu." Alexander kini giliran yang menyahut dengan terkekeh kecil. "Wah kau gaul sekali, Pa. Sudah mengadakan bachelor party pada zaman dulu?" tanya Taehyung sedikit tak percaya.

"Hey, anak muda. Apa kau lupa jika Appamu dulu ini pernah tinggal di California semasa kuliah dulu?" balas Alexander mendengus kesal. "Tentu Appa pernah melakukannya bersama teman-teman appa."

Taehyung hanya terkekeh kecil. "Baiklah, aku percaya, Pa." Clara pun hanya bisa menggelengkan kepalanya, dari dulu suaminya itu memang selalu narsis dan eksis dimana wataknya akhirnya menurun kepada kedua putranya.

"Love?" Taehyung mengerutkan keningnya ketika tidak mendapati presensi Jennie di apartemennya.

Kini hubungan Taehyung dan Jennie sudah berjalan satu tahun dan sejak tiga bulan yang lalu Jennie sudah resmi pindah ke Korea Selatan dan menetap di sini. Mereka kini tinggal di satu apartemen yang sama.

Jennie sedikit tertegun ketika mendapati tangan besar melingkar di pinggangnya. Walaupun Taehyung sering melakukan ini secara tiba-tiba, tapi tetap saja, itu selalu mengagetkannya.

"Hey! Kau selalu mengejutkanku, Tae!" ucap Jennie mendengus kesal. "Hi, love. Masak apa?" tanya Taehyung tanpa membalas perkataan Jennie dengan menyandarkan dagunya di pundak wanitanya.

"Pasta. Kau mau?" tanya Jennie dengan menoleh sedikit. "Aku sudah makan, tapi jika kau menawariku tentu aku tidak menolak," balasnya dengan mencuri satu kecupan di pipi chubby wanitanya. "Baiklah, aku akan menyiapkan dua porsi untuk kita. Duduklah." Taehyung pun menurut dan mengambil satu kursi di meja makan.

I Convince Love Because of You | JinsooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang