Chapter 12

4.2K 419 6
                                    

Selamat Membaca..!!!

































"Lama amat,.." kata joy

"Biar lah.. suka-suka aku.." ucap Jennie melirik ponsel nya. "Rosé mana?? Di luar ada mobilnya, kenapa orang nya gak ada disini..??" Tanya jennie meletakkan ponselnya kembali dan memesan minuman untuknya dan juga Lisa.

"Seperti biasa, tapi beri aku wine juga.." ucap Jennie membuat pelayan itu mengangguk dan berlalu.

"Ada, lagi ke toilet.." ucap Joy kini melirik kesana kemari. "Mana pacar mu??" Jennie tersenyum lalu mengangkat bahu nya.

"Bentar lagi datang.."

"Ah Jen, udah nyampe, dari tadi???"

"Baru rosé,.." kata jennie mereka kembali mengangguk. "Bagaimana pekerjaan? Apa ada masalah.." Jennie kembali bertanya menyesap minumannya. Sesekali membalas pesan dari Lisa.

"Gak ada, masih aman, baru sehari juga kau gak cek langsung, jadi amanlah.." kata Joy di balas anggukan rosé

"Eh besok ada meeting, dengan orang Thailand kemarin, soal rencana yang lalu, aku rasa lebih bagus kau buka nya di tengah-tengah kota, atau di mall langsung??" Kata rosé memulai obrolan. Mereka sesekali menyesap minuman yang mereka pesan.

"Okey, jam berapa emang??"

"Mungkin habis makan siang lagi,.." Jennie mengangguk

"Hai Jen, mau lagi gak main sama aku?? Aku mau lagi loh, Habisnya desahan kamu enak, jadi candu aku dengernya walaupun gak nyentuh tapi memuaskan.." ucap seorang pria yang kini duduk di samping Jennie. Jennie melirik sebentar lalu menatapnya dengan malas. Jennie sangat ingat pria ini, pria yang selalu mengejarnya setelah mereka making love di ruang VIP sejak 6 bulan yang lalu, setelah itu, pria itu gencar mendekati nya, bahkan terang-terangan menembaknya, tapi Jennie tetaplah jennie, dia hanya ingin menuntaskan hasratnya. Bukan untuk mencari pasangan.

"Again? Sorry, aku gak akan main2 kali sama orang yang sama, lagipula aku gak butuh siapapun lagi, aku punya pacar yang bisa aku andalkan.." ucap Jennie menyesap wine nya. Melirik pria yang masih betah di samping nya sembari memberikan senyuman nakal nya.

"Aku tau Jen, aku tau kau bohongin aku, jadi apa salah nya kita melakukan nya lagi untuk saling menyalurkan hasrat bersama. Kau puas dengan ku kan?? Aku dengar dari desahan mu yang sepertinya ingin lagi dan lagi.."

"Jangan kepedean, aku udah bilang, aku gak akan main sama orang yang sama, dan yang paling penting, aku punya kekasih, jadi aku gak butuh kalian semua.." kata Jennie yang masih santai dan melayani untuk berdebat.

"Aku gak percaya, kau gak pernah bawa pacar, kalaupun ada, aku mau melihatnya secara langsung.." ucapnya kekeh sementara Joy dan rosé kini menatap pria itu dengan tatapan mengejek.

"Udah tau di tolak, masih kepedean.." sarkas Joy tertawa meremehkan pria di depannya.

"Kau, mending diam, kau gak akan tau bagaimana rasanya, jadi diamlah.." ucapnya menatap tajam Joy

"Tae, tae, masih sok kegantengan, kau pikir kau itu ganteng?? Gak sama sekali, udah gak ganteng, kalau di lihat dari jempol mu, terong mu juga kecil, mana bisa kau kepedean begitu heh.." Joy tertawa keras mendengar ucapan rosé dan mengangguk setuju.

"Sok cantik, masih cantikan pacar aku.." kata tae tak terima.

"Emang aku cantik, aslinya cantik, baik, ramah, pinter, semua ada sama aku.."

The Girl, I Want Her (Jenlisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang