Chapter 15

4K 396 12
                                    

Selamat Membaca..!!!



































3 bulan hubungan mereka, semakin erat hubungan keduanya dan semakin timbul rasa cinta di hati mereka. Lisa yang selalu posesif ketika jennie secara terang-terangan di dekati oleh pria di depannya, begitu pun sebaliknya. Bahkan Jennie melebihi Lisa. Tiap kali Lisa mendapat pelanggan yang gatal, disitulah dia bekerja sebagai kekasih Lisa. L'Studio sudah selesai lebih awal dari perkiraan mereka. Tapi lantai dasar harus di renovasi untuk mendekorasi tempat yang akan di jadikan cafe, untuk membuat pelanggan dan pengunjung nyaman ketika mereka menunggu. beberapa pengganggu masih saja mengganggu mereka secara terang-terangan. Beberapa musuh pun sengaja menjatuhkan bisnis mereka. Juga teman dan sahabat yang selalu ada untuk mencari jalan keluar dari setiap masalah yang mereka hadapi. Seperti malam ini mereka di datangi seorang gadis dewasa yang umurnya tak jauh dari Lisa, gadis itu membuat onar di butik Jennie, mengatakan kalau butik Jennie menggunakan kualitas yang buruk dengan beberapa pakaian yang mewah terpampang di patung. Beberapa pengunjung melihat isi nya lalu saling bertatapan termakan omongan dari gadis yang entah siapa itu.

"Tolong yah, kalau bisnis besar begini jangan cuman pentingin uang nya doang, kualitas juga harus oke, ini.. harga oke, kualitas sangat buruk, aku baru coba baju ini masa sudah sobek begini sih..." Ucapnya mengangkat tinggi-tinggi dress yang ia coba di ruang ganti.

"Kalau ngomong jangan sembarangan yah, buktinya mana? Apa benar itu dari toko kami?? Kalau cuma mau fitnah cari di tempat lain.." kata rosé kini melipat tangannya di dada. Memperhatikan penampilan gadis di depannya.

"Lah minta bukti?? Ini buktinya, semuanya lihat ini, apa kualitasnya bisa di katakan bagus jika sekali pakai langsung sobek begini?? Aku rasa kalian bisa menilai sendiri, mana bagus dan mana murahan seperti ini.." ucapnya memberikan dress kepada pengunjung lain. Setelah gadis tersebut membuat keributan rosé langsung menghubungi Jennie. Beruntung Jennie berada tak jauh dari butik miliknya di tengah kota.

"Dimana kau ambil ini??"

"Di sana, lihat dress di sana, modelnya sama, tapi warna nya berbeda, aku hanya ambil di bagian depan aja, terus aku coba, tapi eh sobek.." tukasnya menatap tajam ke arah rosé yang kini berjalan ke arahnya.

"Kalau sampai kau main-main dengan butik ini, aku jamin kau akan menyesal seumur hidup.." ucap rosé setengah berbisik melangkah ke arah dress yang di tunjuk, diikuti beberapa pelanggan yang lainnya yang ikut memeriksa. Beberapa pakaian yang ada di tangan mereka di simpan kembali.

"Apaan sih, gak percaya amat.." kesal nya menatap malas.

"Rosé memutar-mutar dress berwarna hitam tersebut, tak ada yang ganjal, semua nya sama, bahannya juga sama, apa yang terjadi.." gumam rosé menggaruk ujung alisnya. "Jangan cuma di liat, cepat robek, gak perlu pakai tenaga, udah gampang.." ucapnya kini menghampiri rosé.

Srekkk

"Wah benar, aku gak tarik banget tapi langsung bolong begini,.." ucap pelanggan merobek dress yang ia ambil.

"Iya nih, sama, aku juga gak pake tenaga robeknya, hampir aja beli yang ini buat anak ku.." kata pelanggan lain meletakkan dress tersebut. Lalu melirik rosé.

"Aku gak akan mau beli disini lagi, walaupun aku pelanggan VIP disini, hapus aja namaku dari pelanggan VIP kalian.." ucapnya membuat yang lainnya mengangguk.

"Yaudah, pergi aja sana, aku juga gak butuh pelanggan yang bodoh, gak bisa lihat mana yang baik dan buruk, apa selama ini kalian beli disini ada yang gak bagus, bahan yang di gunakan sangat berkualitas, bahkan aku sendiri yang pergi mengecek ke pabriknya, bahkan di luar negeri sekalipun. Kalian hanya lihat di satu sisi, gak liat di sisi lain. Hanya karena produk ini gak beres, kalian sudah mengatakan kualitas barang ku buruk?? Aku gak terima dong.." ucap Jennie yang baru masuk, menghampiri rosé dan langsung merobek dress di depannya.

The Girl, I Want Her (Jenlisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang