Chapter 21

3.7K 360 12
                                    

Selamat Membaca..!!!










































Setelah mengabari teman-teman terdekat keduanya, memberitahu tentang pernikahan mereka yang akan di adakan seminggu lagi, tentu saja membuat mereka terkejut bukan main, tapi di lain sisi mereka juga senang, karena pasangan mesum itu akan menikah, mereka setuju akan datang 2 hari sebelum hari H, dan hari ini Jennie dan lisa akan ke sebuah butik, butik milik Jennie tentu tak ada yang tahu, ibu dan juga Lisa. Lisa yang tidak tau menahu dengan nama butik itu, hanya menurut ajakan ibunya saja, sementara Jennie yang mendengar nama butiknya di bawa-bawa oleh calon mertua tentu merasa senang, dan mungkin nanti akan memberi kejutan, butik jennie yang kebetulan juga memajang gaun pengantin, setelah menyelesaikan undangan pernikahan, sisa waktu mereka 3 hari lagi, dan besok teman-teman nya akan terbang untuk menghadiri pernikahan mereka. Sementara restoran sudah 95% semuanya tema merah dan putih, dihias begitu mewah, dengan deretan bunga mawar merah dan juga putih yang tampak wah.

"Sayang, ibu akan turun sebentar lagi, jadi selesai kan sarapan mu.." ucap Lisa menghampiri Jennie yang masih menyuapi makanan ke dalam mulutnya. Lisa memandang Jennie duduk di sampingnya sesekali tersenyum memperhatikan pipi Jennie yang penuh. Karena gemas. Lisa lantas menarik pelan pipi itu membuat sang empunya melirik dengan malas dan menghabiskan makanannya.

"Apa sudah selesai?? Kita berangkat sekarang, ibu punya langganan butik, bagus-bagus dan wah, butik baru itu masih seumur jagung tapi pelanggan nya bejibun termasuk beberapa teman ibu, dan circle ibu menjadi langganan tetap, bahkan kami ini memegang kartu VVIP nya, berkat teman ibu, karena dapat akses VVIP di sana sangat susah walaupun kita tajir bagaimana pun.." ibu Lisa mengatakan dengan antusias dia mengeluarkan cermin yang selalu dia bawa, menampilkan riasan wajahnya terlihat sempurna sebelum benar-benar meninggalkan rumah. Benar-benar ibu sosialita.

"Ayo kita berangkat, biar aku yang menyetir saja, gak perlu pakai supir dulu.."

"Tapi tetap ada pengawalan Lisa,.." kata ibu Lisa yang mendapat anggukan dari Lisa. Mereka masuk dengan ibu Lisa duduk di kursi belakang Sementara calon pengantin duduk di depan. Dalam perjalanan mereka menyempatkan mengobrol beberapa bahasan dan juga rencana untuk kedepannya.

Mereka turun bersamaan, dan di belakang mereka sudah ada 5 bodyguard yang menjaga berdiri tepat di depan pintu utama butik itu. Lisa berjalan di belakang 2 wanita yang saling bergandengan tangan. Melihat beberapa gaun yang sudah tersedia. Tak ada sambutan untuk Jennie, karena pegawai yang belum pernah bertemu pemilik nya ini. Hanya interview yang di lakukan rosé dengan zoom meeting waktu itu. Jennie hanya menerima data diri. Tapi dengan manager butik tentu saja itu pilihan Jennie.

"Apakah udah siap gaunnya?? Biar langsung di coba aja,.." para pegawai mengangguk

"Bisa nyonya, mari ikut kami.." 2 pagawai menuntun Jennie dan ibu lisa berjalan lebih dulu di susul Lisa di belakangnya nya. Dan di ikuti pegawai lainnya yang akan melayani tamu VVIP mereka.

Jennie tersenyum cukup kagum dengan layanan para pegawai nya yang sangat sopan dan juga murah senyum, cukup cantik.

"Cantik-cantik, tapi semoga tulen semua deh.." batin Jennie tak tau dengan masa lalu dari pegawai nya. "Nanti aku tanyakan langsung aja.." batinnya berkata.

Mereka duduk di sofa. Memperhatikan gaun-gaun yang ada di depan mereka. Memperhatikan dengan saksama penjelasan demi penjelasan dari pegawai memperlihatkan produk mereka dengan cekatan.

"Kamu suka yang mana??" Ibu Lisa melirik Jennie sebentar lalu memperhatikan kembali gaun di depannya.

"Yang tengah bu, kayaknya aku mau yang tengah deh,.."

The Girl, I Want Her (Jenlisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang