Chapter 16

3.8K 382 6
                                    

Selamat Membaca..!!!










































Setelah mendengar itu, Lisa lantas menarik jennie menuju parkiran dan masuk ke mobil setelah memastikan Jennie sudah masuk lebih dulu. Lisa memegang kedua sisi pipi Jennie dan menempelkan bibirnya, melahap rakus bibir seksi dan kenyal milik Jennie. Jennie yang meracau langsung bungkam membalas ciuman Lisa lebih panas. Decakan-decakan terdengar di pendengaran mereka. Terus saling melumat dan menghisap bibir satu sama lain, belum lagi bermain lidah dengan erangan yang terdengar di telinga Lisa karena tangan nakalnya kini meremas kedua payudara yang padat dan berisi di depannya. Entah sejak kapan jennie sudah duduk di pangkuan Lisa. Ciuman nya menuntut dan tak ingin lepas.

"Pulang.." kata Jennie dengan manja memeluk leher Lisa. "Ayo kita pulang, kemana?? Apartemen atau rumah mu sayang???" Lisa bertanya sembari menyingkirkan rambut jennie yang menutup wajahnya. Bergerak perlahan-lahan meninggalkan parkiran.

"Apartemen,.." Lisa tersenyum mencium kepala Jennie dan menyetir dengan pelan. Karena pergerakan nya terhalang oleh Jennie yang bergelayut manja di lehernya. Sesekali Jennie menciumi leher Lisa dan memejamkan matanya. Dia tidak tidur, tapi menikmati detak jantung sang kekasih hati nya.

"Mau makan dulu sayang???"

"Gak mau, mau pulang aja.." Lisa menuruti kemauan Jennie. Melanjutkan perjalanan nya menuju apartemen miliknya, seharian ini jennie mengekorinya, selama di L'Studio, karena cukup ramai hari ini dan di tambah lagi dengan adanya tante-tante yang selalu merayu kekasihnya jika dirinya tidak bersama Lisa. Jennie kadang kesal, kenapa setiap hari dia buat tattoo di sana. Kenapa tidak sekalian buat semua biar tidak datang-datang lagi. Kenapa hanya 1 huruf atau 1 angka. Begitu pikir Jennie. Setiap hari Jennie mengecek pelanggan yang sudah membuat janji. Jika nama Hye Kyo ada di dalam daftar maka Jennie akan mengekori Lisa.

20 menit perjalanan yang mereka tempuh kini mereka sudah berdiri di depan pintu apartemen nya. Lalu melirik jennie yang memeluk lengan nya.

"Pinjem ponsel mu sayang, ponselku kehabisan baterai.." Jennie merogoh tas nya dan menyerahkan ponselnya, dengan begitu Lisa mengscan dan terbukalah pintu itu. Lisa membiarkan Jennie masuk lebih dulu, lalu ia mengekorinya dari belakang. Sengaja Lisa memasang kunci di ponsel Jennie. Karena dulu pernah sekali jennie menunggu di depan sampai pagi, karena mabuk dan Lisa tidak bersamanya. Jennie pulang ke apartemen Lisa. Tapi karena lisa masih di L'Studio karena ada hal yang harus mereka bahas. Sangat-sangat penting, membuat mereka lembur untuk menyelesaikan pekerjaan mereka. Lisa pulang sudah mendapati Jennie yang duduk di lantai dengan kepala tertunduk. Sedang tertidur. Maka dari itu Lisa juga memberikan kunci nya pada Jennie.

"Sayang, lapar.."

Lisa menoleh ke arah Jennie yang duduk di sofa. "Makan mie aja yah?? Bambam belum belanja bulanan sayang.." Jennie mengangguk menyandarkan kepalanya. Rasanya sangat mengantuk, tapi di saat bersamaan dia juga lapar. Alangkah bagusnya mengisi kampung tengah terlebih dahulu agar tidur jadi nyenyak bukan.

Lisa dengan telaten memasak air dan membuat mie instan untuk jennie yang sedang memejamkan matanya dengan kepala bersandar di sofa ruang tamu. Dan kembali berdecak sebal ketika mendengar ponselnya berdering membuat nya mau tidak mau membuka mata dan melihat siapa yang menelepon nya. Jennie menghela nafas nya pelan lalu menekan tombol hijau menempelkan benda itu di telinganya.

"Yaa"

"Jen, bagaimana dengan gadis itu??"

"Bawa ke kantor polisi, serta buktinya juga, jadi kita gak harus ke kantor polisi buat kesaksiannya. Malas banget ngurusin yang gak penting, tapi kalau ada panggilan kamu aja yang pergi.. kalau aku yang pergi yang ada aku akan mengumpatnya setiap menit.."

The Girl, I Want Her (Jenlisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang