Chapter 18

3.3K 397 15
                                    

Selamat Membaca..!!!












































Malam ini, mereka dalam perjalanan, memakai motor matic milik Lisa yang di rawat oleh orang suruhannya, menikmati angin malam Sepoi-sepoi yang menusuk ke kulit mereka. Terasa dingin, tapi ada hangatnya juga ketika mereka berpelukan lebih erat. Jennie menikmati angin malam yang sangat sejuk, beberapa pengendara motor maupun mobil bergerak melewatinya, maupun yang mereka lewati. Terkadang Jennie yang kesal ketika bertanya pada Lisa. Tapi malah jawab yang lainnya. Mereka terkekeh bersama. Sembari mengulang pertanyaan Jennie, dan Lisa yang memantapkan telinga nya untuk mendengar. Kini mereka sampai di restoran mewah yang ada di Thailand. Mereka bergandengan setelah memarkirkan motornya di parkiran khusus motor.

"Oh wah wah, siapa ini.." ucap seseorang yang berpapasan dengan jenlisa di parkiran. Mereka keluar dari mobil Lamborghini yang begitu mewah. Lisa yang melihat itu hanya terdiam, lalu menggenggam tangan Jennie begitu erat.

Sementara Jennie dan pria di depannya hanya terdiam. "Jen, kau disini?? Ngapain?? Setahuku Ayah gak ada bilang kamu mau datang.." ucapnya tersenyum hangat melihat Jennie di depannya. Sementara wanita itu menyikut tangan pria di sampingnya.

"Kau kenal dengan gadis itu??" Bisiknya menatap Jennie.

"Tentu, dia dari Korea.." jawabnya ikut berbisik. Wanita di samping menyeringai memandang Jennie yang hanya mengenakan Hoodie dan juga celana training sama seperti Lisa.

"Lisa, lama gak ketemu, datang-datang bawa gadis modelan begini.." ucapnya menatap remeh ke arah Jennie. Jennie mengerutkan alisnya bingung dengan gadis di depannya.

"Apa ini juga yang di maksud bambam..??" Batin Jennie berfikir keras. Lalu melihat Lisa

"Dari pada modelan dirimu, kau sama kekasihku sangat jauh perbandingan nya.." ucap Lisa menatap gadis di depannya.

"Jen, ini Diana.." ucap pria itu memperkenalkan. Jennie menaikkan alis.

"Aku gak mau kenalan sama gadis ini, gak penting banget.."

"Seperti nya harus, biar kau tau siapa aku. Dan siapa kamu.." katanya angkuh. Jennie tak mendengarkan. Dia sibuk dengan Lisa, mereka saling tatap. Lisa yang tau maksud Jennie tersenyum mencium kepala Jennie.

"Nanti aku jelaskan sayang, kita masuk aja yah, kan laper.." Jennie mengangguk tapi langkahnya terhenti ketika lengannya di pegang.

"Eh mau kemana kalian?? Kalian gak pantas makan disini, lihat penampilan kalian, dan lihat penampilan kami. Sana cari warung pinggir jalan.."

"Bacot banget, emang nya kau yang punya resto ini??" Jennie menghempaskan tangan Diana dengan kasar.

"Kau.." tunjuknya kini merangkul lelaki di sampingnya.

"Lihat pria ku ini, dia tampan, dan kaya, gak seperti orang di samping mu yang hanya pengamen jalanan, atau penggambar yang gak jelas kerjaannya.."

"Terus kenapa?? Masalah?? Urusi pacarmu yang gak berguna itu, kau bilang dia kaya?? Dasar bodoh.." Jennie menunjuk pria itu .

"Sudah sayang, kita pergi aja yuk, gak enak di liatin orang-orang.." lisa memegang lengan Jennie sementara Diana tertawa

"Bodo amat, mereka harus di kasih tau, biar mulut kotornya itu diam.." kata Jennie

"Kau malu?? Setelah putus dariku kau dapat wanita modelan begini?? Lihat kekasih ku, Nick dia tampan dan kaya, di banding dirimu sangat jauh, bagai langit dan bumi..." Ucapnya tertawa. Nick pun tersenyum.

The Girl, I Want Her (Jenlisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang