Chapter 3

4.7K 470 7
                                    

Selamat Membaca..!!!






















"Ah sial.. kepalaku sakit banget.." keluhnya yang baru membuka mata lalu merasakan kepalanya yang sangat sakit. Di lihatnya tempat sekitar lalu menghela nafas dengan kasar. Menyadari jika dirinya masih di club dan menginap di sana.

"Jen, bangun, ada meeting loh nanti siang, ini sudah jam 9.." kata rosé menggoyang kan tubuh Jennie yang masih terlelap bersama Joy. Rosé berada di tengah-tengah mereka. Menggoyang kan kedua temannya untuk bangun dan pulang tentu saja.

"Jen, Joy, bangun lah, aku tinggal nih.." rosé bangkit lebih dulu, dan meregangkan otot-otot nya lalu memegang pelipis nya terasa pening. Rosé masuk kedalam kamar mandi untuk mencuci muka sekaligus membersihkan diri nya. Biar pusingnya nya hilang walaupun sedikit. Rosé bingung, bagaimana kiranya dia membangun kan ke dua temannya itu. Hingga senyuman nakal muncul di wajahnya. Rosé keluar setelah urusan nya di dalam sana selesai. Rosé mengambil ponsel menyalakan speaker dan

Wwiiuuuuu, wwiiuuuu, wwiiuuuuu

"Kebakaran tolong, kebakaran.." teriak rosé lalu tertawa menutup mulutnya

Keduanya terlonjak kaget. Bangun dan mencari apa yang akan dia bawah

"Kebakaran, kebakaran tolong.." ucap Joy teriak berjalan ke sana kemari dan

Brukkk

Tawa rosé pecah melihat Joy yang tersandung dan jatuh ke lantai, dengan posisi tengkurap, Joy tersadar setelah mendengar suara rosé yang tertawa menggelegar, Joy duduk menatap tajam ke arah rosé yang sudah duduk tertawa memegang perutnya.

"Ah sialan mawar, sakit banget melon ku, pecah nih ah.." ucap Joy mengelus kedua melonnya yang mendarat ke lantai karena ulah rosé.

"Lagian di bangunin tuh bangun, kerja Weh kerja,.." ucap rosé kini menatap Jennie yang hanya duduk di ranjang dengan rambut yang acak-acakan dan matanya masih tertutup.

"Lebih ngebo lagi nih satu, gak bangun-bangun, malah tidur duduk.. aku yakin dia bangun karena goyanganmu tadi Joy, cepat sana cuci muka. Kita pulang.." ucap rosé memperhatikan wajah Jennie.

"Fuck.."

Rosé terkekeh mendengar umpatan Jennie, dengan jari tengahnya yang terangkat, Jennie sudah bangun tapi matanya tertutup, berkali-kali menghela nafas panjang, dan membuka matanya menatap malas ke arah rose.

"Banguninnya bisa dengan cara lain gak sih.. untung Joy gak injek leher aku nih.." kesal Jennie berdiri meregangkan otot lehernya, dan menarik nafas nya dalam-dalam.

"Sialan, siapa yang kentut. Bau banget.." jennie menutup hidungnya berlari ke kamar mandi, rasanya sangat mual. Sementara rosé ikut menutup hidung menatap Joy yang hanya menyengir kuda.

"Kenapa gak bilang?? Biasanya juga kentut mu bunyinya gede, karena nyalinya juga gede, apa sekarang nyalinya ciut jadi gak bersuara??"

"Entahlah, lagi malas kali.." ucap Joy duduk di samping rosé "ih sana-sana, bau banget,." Rosé mengusir Joy dan berjalan cepat membuka jendela.

"Makan apaan sih?? Bau banget.."

"Makan apa yah?? Gak ada yang aneh sih, aku makan kayak biasa aja.." ucap Joy mengingat ingat. Lalu menatap malas ke arah rosé juga

"Kayak kentut mu wangi aja, kentut bau comberan gitu sok-sokan protes kentut ku.."

"Apaan sih ini, bahas yang lain kek, mual perut ku denger kalian bahas yang gak penting sama sekali.." ucap Jennie yang baru keluar memperhatikan kedua temannya yang terus berdebat.

The Girl, I Want Her (Jenlisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang