CHAPTER 26

17.1K 783 132
                                    

Happy reading :)

"Kehilangan orang yang kita cintai memang tidak mudah, sangat sulit. Hanya waktu yang dapat mengobati luka, meski tidak akan sepenuhnya sembuh."

~Alkana Lucian Faresta~

Cuaca hari ini cukup cerah dan bersahabat, suasana juga tenang dalam keramaian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cuaca hari ini cukup cerah dan bersahabat, suasana juga tenang dalam keramaian. Liona menatap satu persatu teman sekelasnya mulai keluar karena bel istirahat sudah berbunyi, Mela nampak berjalan sambil membawa kotak bekal di tangannya, gadis itu melirik Liona sejenak dengan tatapan sinis, Liona menatap balik menaikkan sebelah alisnya seolah menantang, Mela mendengus lalu berjalan keluar kelas.

Liona mengeluarkan undangan mewah bernuansa Black & Gold dari tasnya. Gadis itu menatap Tari yang berniat keluar kelas, "Tari, ini buat lo."

Gadis yang kini menjadi teman sebangku Liona itu menatap kaget pada undangan yang Liona sodorkan padanya, "Eh ini?"

"Gue harap lo datang besok malam, acaranya jam 09.00. Lo boleh bawa pasangan atau siapapun, kapasitas undangan lo untuk dua orang." ucap Liona tersenyum.

"What? Jadi ini beneran? Selamat ya Liona, doa terbaik buat lo sama Alkana, semoga langgeng ya. By the way makasih udah ngundang gue, jujur gue merasa tersanjung." gadis itu tertawa senang menerima undangan Liona.

"Sama-sama, pokoknya lo harus dateng."

Tari mengangguk mantap, "Tapi gue gak ada pacar, gue ngajak Caca boleh?" Liona menatap Caca yang menunggu Tari di depan kelas, gadis kelas sebelah yang tidak terlalu bergaul, gadis itu pendiam dan juga pemalu.

"Why not? dia kan sahabat lo."

"Makasih Li!" senang Tari menyimpan undangan Liona ke dalam tasnya.

"Kita mau ke kantin, mau ikut?" tawar Tari yang Liona jawab dengan gelengan.

"Gue duluan ya!" Tari berjalan menghampiri Caca untuk ke kantin. Liona menatap mereka, sejenak gadis itu mengingat jika dirinya pernah merasakan hal yang sama bersama Mela. Namun sayang persahabatan mereka hancur hanya karena rasa iri dan cemburu Mela.

Liona kemudian melangkah keluar kelas, gadis itu menatap langit dari koridor angkatan IPA sambil menenteng paper bag berisi makan siang dirinya bersama Alkana.

Pertunangan mereka akan di adakan besok, Liona tidak berhenti berdoa agar semuanya berjalan lancar.

Undangan sudah di sebar, hanya segelintir orang yang mendapat undangan acara mereka, awalnya Liona tidak ingin mengundang siapapun dari pihaknya, namun bagaimanapun juga gadis itu harus mengundang Ayahnya.

Dan untuk teman, Liona hanya mengundang Tari dari kelasnya, tidak lebih. Karena hanya gadis itu yang mau berbicara padanya.

Awalnya dia ingin mengundang teman sekelasnya yang lainnya, seperti Trivina, Indah, atau Arya, namun mengingat mereka semua ada di pihak Mela membuat Liona muak.

ALKANA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang