Happy reading:)
"Jangan coba-coba pergi Athena atau kamu bakal tau akibatnya!"
~Alkana Lucian Faresta~
Liona menatap jalanan yang tidak begitu padat, suasana kota nampak sedikit mendung pertanda hujan akan segera turun, Liona menyenderkan kepalanya pada punggung Alkana, memeluk erat tubuh lelaki itu, angin menerpa tubuh mereka terasa sejuk, Liona menyukai suasana seperti ini, berkendara dengan motor dengan posisi dirinya memeluk erat tubuh Alkana. Rasanya begitu nyaman dan dirinya betah berlama-lama.
"Sebagai sanksi dari kekacauan ini, pihak sekolah mengambil tindakan keras, tolong sampaikan ini pada Malvin Bu Rania, dengan berat hati kami mencopot jabatan Malvin sebagai ketua OSIS SMA Venus." jelas Guru Konseling dengan tegas setelah kepergian Hayden dan Drian.
Rania nampak tidak setuju, "Ini tidak adil, bagaimana bisa seperti itu!" protesnya, karena Rania tau menjadi ketua OSIS akan memperbanyak pengalaman Malvin dan sekolah akan mengutamakan Malvin untuk masuk universitas terbaik.
"Maaf Bu Rania, ini keputusan kami, dan untuk kamu Liona, kamu juga di kenakan sanksi, Pak Arga dengan berat hati kami mencopot beasiswa putri anda di sekolah ini, untuk selanjutnya Liona harus membayar uang sekolah."
"Mikirin apa sayang?" tanya Alkana sedikit berteriak membuat Liona tersadar dari lamunannya. Sejak tadi Alkana selalu melirik gadis itu dari spion motor.
"Gak ada kok." bohongnya membuat Alkana menghela nafas. Alkana memelankan sedikit laju motornya agar mereka bisa bicara.
"Mikirin soal beasiswa itu lagi? Kan aku udah bilang kamu gak usah khawatir, ada aku, aku yang akan bayar uang sekolah kamu kedepannya." ucapan lelaki ini membuat Liona melotot.
"Gak bisa! Itu uang kamu! Aku gak mau!" tolak Liona tegas.
"Kenapa? Kan uang aku banyak, lagian sekarang kan kamu tanggung jawab aku." ucapan Alkana membuat Liona mencubit perut lelaki itu.
"Akhh! Sayang kok di cubit sih!" pekik Alkana menepikan motornya.
"Kamu sih kalo ngomong, aku belum sepenuhnya jadi tanggung jawab kamu Alka, kita belum nikah. Lagian aku gak mau uang kamu habis!" ucapan Liona membuat Alkana tertawa, lelaki itu menoleh ke belakang lalu mencubit pipi Liona membuat gadis itu cemberut.
"Uang aku gak bakalan habis meskipun biayain semua murid Venus sekolah, lagian mau gimana lagi? Atau kamu mau aku bilangin Papa?, nanti nominalnya makin gede. Lagian kamu jadi cewek porotin aku kek, matre kek, ini apa-apa gak mau, kenapa sih sayang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKANA [END]
Fiksi RemajaAlkana Lucian Faresta dan pusat kehidupannya Liona Athena. Alkana mengklaim Liona sebagai miliknya tanpa persetujuan gadis itu. Liona tentu saja marah, karena gadis itu berfikir itu bukan cinta, melainkan obsesi sesaat karena pertemuan mereka yang l...